
Pemprov Kaltim Lakukan Kunjungan ke Benua Amerika, Bahas Perdagangan Karbon
- BALIKPAPAN, IBUKOTAKINI.COM - Dalam rangka pembahasan isu pengelolaan lingkungan strategis secara global, Pemprov Kaltim juga dilibatkan.Hal ini dikarenak
Kabar Ibu Kota
BALIKPAPAN, IBUKOTAKINI.COM - Dalam rangka pembahasan isu pengelolaan lingkungan strategis secara global, Pemprov Kaltim juga dilibatkan.
Hal ini dikarenakan keberhasilan pihak Pemprov Kaltim yang telah menjadi salah satu pionir dalam upaya pengurangan emisi karbon.
Bahkan, berkat hal itu, Pemprov Kaltim berhasil menerima dana kompensasi berbasis kinerja (result based payment) dari World Bank (Bank Dunia) pada Februari 2023 lalu.
Gubernur Kalimantan Timur, Isran Noor didampingi Sekdaprov Kaltim Sri Wahyuni melakukan kunjungan ke Benua Amerika, tepatnya di negara Brasil, Amerika Selatan.
BACA JUGA:
- https://ibukotakini.com/read/pemprov-kaltim-berkunjung-ke-mato-grosso-di-brasil-pelajari-rehabilitasi-lahan-kritis
- https://ibukotakini.com/read/pemkot-balikpapan-terima-kunjungan-studi-lapangan-pelatihan-kepemimpinan-administrator-provinsi-kaltara
Sri memaparkan hasil kunjungan tersebut dalam forum Seminar Nasional dan Rapat Kerja Nasional Forum Komunikasi Dewan Komisaris Bank Pembangunan Daerah Seluruh Indonesia (Rakernas FKDK-BPDSI) pada Kamis (11/5/2023) di Hotel Novotel Balikpapan.
Kaltim bersama dengan Jambi mewakili pemerintahan provinsi dan didampingi oleh Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) serta Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Kemenko Marves) melakukan kunjungan yang difasilitasi Bank Dunia.
"Kita mewakili delegasi Indonesia yang difasilitasi World Bank (Bank Dunia) untuk kegiatan kerja sama Selatan-Selatan (South-South Knowledge Exchange)," papar Sri Wahyuni ketika ditemui awak media.
BACA JUGA:
- https://ibukotakini.com/read/penanganan-banjir-jadi-program-prioritas-dinas-pekerjaan-umum
- https://ibukotakini.com/read/progres-dinilai-tak-sesuai-dprd-akan-panggil-kontraktor-pelaksana-proyek-sekolah-terpadu-di-balikpapan-regency
Rombongan delegasi Indonesia ini juga berdampingan dengan negara Kongo, Afrika Tengah menuju ke Brasil. Ketiga negara ini memang tampak memiliki potensi yang sama dalam hal pengelolaan lingkungan, utamanya berkaitan dengan perdagangan karbon.
"Bahkan, Brasil dan Indonesia, khususnya Kaltim sudah sukses untuk perdagangan karbon," katanya.
Perdagangan karbon menjadi program baru dalam mewujudkan dan mendukung keseimbangan lingkungan yang dilakukan secara mendunia. Hal ini diwujudkan dengan menjaga kelestarian hutan, sehingga pengurangan emisi karbon dapat terwujud.
Kaltim sendiri, telah menerima USD 20,9 Juta dari kontrak sebesar USD 110 Juta pada verifikasi pertama, sebanding dengan upaya pengurangan emisi karbon sejumlah 30 juta CO2eq (karbondioksida equivalen) dengan kompensasi yang baru diberikan hanya untuk 22 juta ton CO2eq.
"Ada 8 juta ton CO2eq yang potensial untuk ditransaksikan dengan buyer (pembeli) lain," tuturnya.
Bahkan, potensi Kaltim dalam hal ini dapat dilakukan dengan verifikasi kembali dan menyesuaikan mekanisme perdagangan di pasar karbon.
"Lima dolar untuk 1 ton CO2eq itu memang di pasar karbon sekarang kecil (nilainya)," ujarnya.
Tak hanya dari Bank Dunia, sejumlah stakeholder juga telah melakukan transaksi perdagangan karbon. Mengingat, peran pihak terkait dalam sektor energi yang dapat mengkonversi karbon menjadi wujud energi.
"Ada juga buyer yang membeli karbon, tapi nilai karbonnya dia bawa. Kalau nilai karbonnya dia bawa, itu kan akan mengurangi nilai konservasi yang kita punya," jelasnya.
Sehingga, Sri berharap akan ada pembahasan lanjutan terkait hal itu. Khususnya, pembahasan teknis dalam nilai perhitungan karbon dan mekanisme perdagangannya di pasar karbon ke depannya. Bisa melalui jalur lelang atau mekanisme lainnya.
"Diharapkan, tiga negara ini bisa menginisiasi supaya pasar karbon internasional itu juga lebih standar dan juga menguntungkan semua pihak," pungkasnya. ###