Penanganan Stunting di PPU Terbaik di Kaltim
Kabar Ibu Kota

Penanganan Stunting di PPU Terbaik di Kaltim

  • PENAJAM - Penajam Paser Utara (PPU) ditetapkan menjadi kabupaten terbaik se Kalimantan Timur (Kaltim) dalam aksi konvergensi percepa
Kabar Ibu Kota
Is Wahyudi

Is Wahyudi

Author

PENAJAM, IBUKOTAKINI.COM - Penajam Paser Utara (PPU) ditetapkan menjadi kabupaten terbaik se Kalimantan Timur (Kaltim) dalam aksi konvergensi percepatan penurunan stunting tahun 2023.

Penghargaan ini diberikan berdasarkan keputusan Gubernur Kaltim Nomor 100.3.3.1/K/2023 tentang penetapan hasil penilaian kinerja kabupaten/Kota dalam pelaksanaan aksi konvergensi percepatan penurunan stunting provinsi Kaltim Tahun 2023.

"Penyerahan penghargaan penilaian dimaksud akan diserahkan pada pelaksanaan Hari Kesehatan Nasional (HKN) ke-59 Provinsi Kalimantan Timur Tahun 2023," kata Kepala Bagian Humas dan Protokol Setkab PPU, Daud, Jumat, (10/11/2023). 

Kabupaten PPU berada di peringkat pertama dengan hasil penilaian 91,2 kemudian disusul peringkat kedua diterima kabupaten Paser dengan hasil penilaian 85,6 dan selanjutnya diposisi ketiga ada Pemkot Balikpapan dengan hasil penilaian 86,1.

Penjabat (Pj) Bupati PPU, Makmur Marbun menegaskan bahwa dalam menekan angka stunting tidak hanya melalui strategi memberi asupan makanan bergizi, tetapi dilakukan sejak dini. yakni ketika pasangan akan menikah, ibu mengandung hingga proses melahirkan. 

"Sebenarnya yang utama bukan hanya mengobati. Tetapi bagaimana caranya kita mampu mencegah terjadinya stunting ini sejak dini, " kata Makmur Marbun baru-baru ini. 

BACA JUGA:

Menurutnya, pelayanan masyarakat terkait stunting ini harus komprehensif, salah satunya melalui penyuluhan yang wajib dilaksanakan mulai tingkat kecamatan, kelurahan hingga desa di masing-masing Posyandu yang ada. 

Berbagai program yang digagas Dinas Kesehatan Kabupaten PPU mengurai penyebab stunting. Program tersebut misalnya pemberian tablet tambah darah bagi pelajar putri. 

Kemudian, penyuluhan kepada calon pengantin terkait edukasi reproduksi, memberi masukan terkait ketika sang ibu sedang hamil dan sebagainya. 

Sementara, bagi ibu hamil kurang gizi juga di intervensi dengan diberikan makanan tambahan. Dilanjutkan ketika kelahiran bayi dengan dilakukannya pengukuran dan penimbangan bayi dan jika ditemukan ciri-ciri stunting maka diberikan penanganannya. 

"Jadi intervensi kami itu sejak remaja putri sampai bayi lahir hingga balita, " jelas Kadiskes PPU, Janshen Grace Makisurat. (Adv).