Penghujung Tahun 2024, Pemprov Kaltim Pastikan Inflasi Terkendali
Kabar Ibu Kota

Penghujung Tahun 2024, Pemprov Kaltim Pastikan Inflasi Terkendali

  • Stok beras di Kaltim aman hingga tiga hingga empat bulan ke depan.
Kabar Ibu Kota
Ferry Cahyanti

Ferry Cahyanti

Author

SAMARINDA – Penghujung Tahun 2024, Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur (Pemprov Kaltim) mencatat positif dalam pengendalian inflasi sepanjang Tahun ini. Di mana Kaltim berhasil menurunkan angka inflasi sehingga berada di angka stabil. 

Hal ini terungkap dalam pertemuan High Level Meeting (HLM) Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Kaltim pada Selasa, (17/12/2024). 

Sekretaris Daerah Provinsi Kaltim, Sri Wahyuni, mengungkapkan pengendalian inflasi tahun ini menunjukkan angka psotif. Meskipun di awal 2024 hampir masuk kategori daerah dengan inflasi tertinggi.

“Alhamdulillah, kita masih di posisi tidak mengkhawatirkan. Namun, ini tetap menjadi perhatian bersama,” kata Sri Wahyuni.

Sri Wahyuni menyampaikan bahwa pertumbuhan ekonomi Kaltim berada di atas rata-rata nasional, meskipun ada sedikit penurunan dibandingkan tahun sebelumnya. Pada triwulan III 2024, pertumbuhan ekonomi Kaltim mencapai 5,52 persen, lebih rendah dibandingkan 6,22 persen pada 2023.

BACA JUGA:

BRI Optimalkan Layanan Keuangan Lewat 1 Juta AgenBRILink Saat Nataru - ibukotakini.com

Sementara itu, inflasi Kaltim pada November 2024 berdasarkan month-to-month tercatat sebesar 0,08 persen, di bawah rata-rata nasional 0,30 persen. Secara year-on-year, inflasi Kaltim berada di angka 1,54 persen, sedikit di bawah rata-rata nasional 1,55 persen.

“Inflasi ini didasarkan pada data dari empat kabupaten/kota di Kaltim yang menjadi indikator Indeks Harga Konsumen (IHK), yaitu Berau, Penajam Paser Utara (PPU), Balikpapan, dan Samarinda,” jelas Sri Wahyuni.

Berau mencatat inflasi tertinggi year-on-year sebesar 3,14 persen, diikuti Samarinda (1,51 persen), Balikpapan (1,19 persen), dan PPU (0,90 persen). Faktor utama penyumbang inflasi di Kaltim adalah komoditas pangan dan angkutan udara.

Untuk menjaga stabilitas inflasi, Pemprov Kaltim telah melakukan berbagai langkah antisipasi, termasuk penguatan peran toko penyeimbang atau Kios Sigap di beberapa daerah.

“Kita sudah memiliki enam Kios Sigap, masing-masing dua di Samarinda dan Balikpapan, serta satu di PPU dan Berau. Toko-toko ini berperan sebagai pengendali harga dan pasokan komoditas,” tambah Sri Wahyuni.

Selain itu, Pemprov Kaltim juga memberikan subsidi ongkos angkut dan melakukan pemantauan ketat terhadap ketersediaan pasokan menjelang Natal, Tahun Baru, Ramadan, hingga Hari Raya Idul Fitri.

Ia memastikan stok beras di Kaltim aman hingga tiga hingga empat bulan ke depan. Berdasarkan data Bulog Kaltim, ketersediaan beras premium dan komersial mencukupi dengan total stok 8.880 ton, tersebar di Samarinda (3.900 ton), Balikpapan (2.480 ton), Paser (1.200 ton), dan Berau (1.300 ton).

“Jika ada wilayah yang petaninya panen beras, kami imbau kabupaten/kota segera berkoordinasi dengan Bulog agar data ketersediaan beras bisa terintegrasi dengan baik,” ujar Sri Wahyuni.

Pertemuan ini dihadiri oleh sejumlah pejabat, termasuk Kepala Perwakilan BI Kaltim Budi Widihartanto, Kepala Bulog Kaltim Mersi Windrayani, Kepala BPS Kaltim Yusniar Juliana, perwakilan Badan Pangan Nasional, serta perwakilan kabupaten/kota di Kaltim. ***