Wali Kota Balikpapan H Rahmad Mas'ud saat melakukan tinjauan lokasi sumur resapan yang berada di Jalan Beller Gang Manunggal Bakit RT 39 Kelurahan Gunung Sari Ulu Kecamatan Balikpapan Tengah, pada hari Selasa (30/1/2024)
Daerah

Penuhi Kebutuhan Air, Warga RT 39 Inisiatif buat Sumur Resapan

  • BALIKPAPAN - Wali Kota Balikpapan Rahmad Mas'ud meninjau lokasi sumur resapan yang berada di Jalan Beller Gang Manunggal Bakit RT 39 Kelu
Daerah
Niken Sulastri

Niken Sulastri

Author

BALIKPAPAN, IBUKOTAKINI.COM - Wali Kota Balikpapan Rahmad Mas'ud meninjau lokasi sumur resapan yang berada di Jalan Beller Gang Manunggal Bakit RT 39 Kelurahan Gunung Sari Ulu Kecamatan Balikpapan Tengah.

Rahmad mengapresiasi warga atas inisiasi untuk membuat sumur resapan, sehingga dapat dimanfaatkan banyak orang. Apalagi di daerah ketinggian ini memang belum bisa mengakses PDAM.

"Kita beri dukungan kepada warga. Ini sifatnya untuk kepentingan masyarakat. Ini kebutuhan bukan keinginan sesaat saja. Kita ketahui Balikpapan ini tadah hujan, artinya ketergantungan terhadap air hujan," ungkapnya kepada media pada hari Selasa 30 Januari 2024. 

Hal ini menjadi edukasi kepada semua masyarakat Kota Balikpapan yang lainnya, supaya tidak bergantung pada pemerintah. Bukan berarti pemerintah tidak mau memberikan tanggung jawab kepada warga. 

Akan tetapi ini menjadi contoh bahwa kemandirian itu bisa membuahkan hasil apabila dikerjakan secara bersama-sama, salah satunya membuat pemanfaatan air ini. 

"Ini membantu pemerintah juga. Ini kemandirian yang perlu diapresiasi. Berarti warga Balikpapan pintar dan cerdas," ungkapnya.

BACA JUGA:

Ia berharap air yang dihasilkan dari sumur resapan ini dapat di cek ke laboratorium. Meskipun, air yang dihasilkan ini jernih dan tidak berbau.

 "Di samping kita juga memberikan penghargaan. Jangan sampai juga menimbulkan permasalahan kesehatan kepada warga kita. Kita sama-sama punya tanggung jawab," tandasnya.

Pemilik sumur resapan, Muafi mengatakan berawal dari kekurangan air, kemudian warga selalu membeli air tandon yang cukup menguras kantong, sehingga dirinya berinisiatif untuk membuat sumur serapan. 

Sumur kedalaman 70-80 meter ini sudah ada sejak tahun 2013 hanya saja tidak menggunakan kilo meter. Apabila warga butuh hanya menggunakan selang. 

"Kalau sekarang sudah pakai. Belum ada sebulan," terang pria berusia 49 tahun.

Sekitar 50 rumah warga sudah menikmati air dari sumur resapan. Per kubik air, warga hanya membayar Rp 10 ribu, dibandingkan untuk membeli tandon dalam sebulan, tentunya ini sangat membantu.

"Kami sistemnya tidak 24 jam, supaya tidak pemborosan dalam pemakaian air dan maintenance agar bagus," imbuhnya. (*)