
Perangkat IoT Juga Rentan Terkena Serangan Siber
Serangan siber pada perangkat IoT semakin beragam seiring dengan makin masifnya penggunaan perangkat yang masuk ke dalam jaringan.
Tren Leisure
BALIKPAPAN—Serangan siber pada perangkat IoT semakin beragam seiring dengan makin masifnya penggunaan perangkat yang masuk ke dalam jaringan.
Pelaku kejahatan siber, bagaimanapun, melihat semakin banyak peluang finansial dalam mengeksploitasi gawai tersebut. Mereka menggunakan jaringan perangkat pintar yang terinfeksi untuk melakukan serangan DDoS atau sebagai proxy untuk jenis aksi berbahaya lainnya.
Berdasarkan analisis data yang dikumpulkan dari honeypots—perangkat umpan yang digunakan untuk menarik perhatian para pelaku kejahatan siber dan menganalisis aktivitas mereka, serangan pada perangkat IoT biasanya tidak begitu canggih.
Meskipun demikian, serangan ini seperti kabut yang tidak terlihat karena pengguna mungkin tidak menyadari perangkat mereka sedang dieksploitasi. Keluarga malware di balik sejumlah 39% serangan adalah Mirai yang mampu menggunakan eksploit, yang berarti bahwa botnet ini dapat lolos melewati kerentanan lama yang tidak tertandingi ke perangkat dan mengendalikannya.
Teknik lainnya adalah pemaksaan kata sandi, yang merupakan metode terpilih dari keluarga malware yang paling banyak tersebar di urutan kedua, yaitu Nyadrop. Nyadrop terlihat pada 38,57% serangan dan sering berfungsi sebagai pengunduh Mirai. Keluarga ini telah menjadi tren sebagai salah satu ancaman paling aktif selama beberapa tahun sekarang. Berikutnya, ancaman botnet paling umum yang menyerang perangkat pintar di urutan ketiga adalah Gafgyt dengan 2,12% juga menggunakan metode brute-forcing.
Selain itu, para peneliti dapat menemukan lokasi yang menjadi sumber infeksi paling sering pada paruh pertama 2019. Lokasi tersebut adalah Cina, dengan 30% dari keseluruhan serangan yang terjadi di negara ini, Brasil dengan 19% dan diikuti oleh Mesir 12%. Berbeda dengan situasi paruh pertama tahun 2018 di mana Brasil memimpin dengan 28%, Cina menjadi yang kedua dengan 14% dan Jepang mengikuti dengan 11%.
“Ketika orang menjadi semakin dikelilingi oleh perangkat pintar, kami menyaksikan bagaimana serangan IoT juga kian meningkat. Melihat peningkatan jumlah serangan dan kegigihan para pelaku kejahatan siber, kami dapat mengatakan bahwa IoT adalah area potensial bagi para pelaku kejahatan siber bahkan dengan menggunakan metode paling primitive sekalipun seperti menebak kata sandi dan kombinasi login.Kenyataannya, ini jauh lebih mudah daripada kebanyakan dugaan orang. Kombinasi yang paling umum sejauh ini biasanya "support/support", diikuti oleh "admin / admin", "default / default". Nyatanya, sangat mudah untuk melakukan pengubahan kata sandi default, dari sini kami mendesak semua orang untuk mengambil langkah sederhana untuk mengamankan perangkat pintar Anda ”- kata Dan Demeter, peneliti keamanan di Kaspersky.
Untuk menjaga keamanan perangkat Anda, Kaspersky merekomendasikan pengguna:
- Menginstalasi pembaruan untuk firmware yang Anda gunakan sesegera mungkin. Setelah kerentanan ditemukan, perangkat dapat diperbaiki melalui tambalan dalam pembaruan.
- Selalu mengubah kata sandi yang sudah dipasang sebelumnya. Gunakan kata sandi yang rumit yang mencakup huruf besar dan kecil, angka, dan simbol jika memungkinkan.
- Mulai ulang (reboot) perangkat segera setelah Anda melihat terdapat kejanggalan di dalamnya. Upaya tersebut mungkin membantu menghilangkan malware yang ada, namun tidak mengurangi risiko terkena infeksi lainnya.
- Pertahankan akses ke perangkat IoT yang dibatasi oleh VPN lokal, sehingga memungkinkan Anda untuk mengaksesnya dari jaringan "rumah", alih-alih mengeksposnya secara terbuka di internet.