Peringati Pekan ASI Sedunia, DKK Seminar Menutup Kesenjangan Dukungan Menyusui di Ballroom Grandsenyiur Balikpapan pada Senin 26 Agustus 2024
Balikpapan

Peringati Pekan ASI Sedunia, DKK Seminar Menutup Kesenjangan Dukungan Menyusui

  • Topik ini sangat relevan dan penting, dengan menghadirkan dua narasumber yaitu dokter Asti, dan dokter dari Kaltim. Seminar ini melibatkan 130 orang, terdiri dari DP3AKB, Bappeda Litbang, Disdikbud, Disnaker, DPOP, PKK, Kelompok Pendukung ASI Balikpapan serta Forum ASI Balikpapan.
Balikpapan
Niken Sulastri

Niken Sulastri

Author

IBUKOTAKINI.COM - Untuk memperingati Pekan Hari Air Susu Ibu (ASI) Sedunia, Dinas Kesehatan Kota (DKK) Balikpapan menggelar Seminar Pekan Menyusui Sedunia. Kegiatan yang mengangkat tema “Menutup Kesenjangan- Dukungan Menyusui untuk Semua” berlangsung di Hotel Grand Senyiur Balikpapan, pada Senin, 26 Agustus 2024.

Dengan menghadirkan narasumber dr Asti Praborini dan Dr Annisa Nurrachmawati, Dokter Spesialis Anak Konsultan Laktasi, sekaligus Ketua dan Pendiri Praborini Lactation Team. Dan, Dr Annisa Nurrachmawati dari Kaltim.

Ketua Panitia Seminar, Lusita Hakim mengatakan topik ini sangat relevan dan penting, dengan menghadirkan dua narasumber yaitu dokter Asti, dan dokter dari Kaltim. 

Seminar ini melibatkan 130 orang, terdiri dari DP3AKB, Bappeda Litbang, Disdikbud, Disnaker, DPOP, PKK, Kelompok Pendukung ASI Balikpapan serta Forum ASI Balikpapan.

“Jadi kebetulan yang kita undang juga, sasaran yang tepat yaitu ibu hamil, karena untuk persiapan pada saat kelahiran bayi nanti. Kemudian kader untuk mengawal pada ibu-ibu yang hamil tadi, agar menyusui secara eksklusif,” jelasnya.

Lanjut Lusita menjelaskan pihaknya mengundang PKK supaya dapat mendorong atau mengaktifkan, menginformasikan ilmu yang didapat dari kedua narasumber ini dapat disampaikan kepada masyarakat.

BACA JUGA:

Program seminar ini rutin setiap tahun diadakan. Sesuai namanya hari pekan ASI sedunia, maka setiap minggu pertama bulan Agustus 1 sampai 7 Agustus. 

“Harapan kami semua yang diundang paham dan mengerti, dan bisa menyampaikan pesan untuk masyarakatnya. Kita tidak menyarankan untuk susu formula,” terangnya.

Salah satu narasumber pada seminar tersebut, Dokter Spesialis Anak Konsultan Laktasi, Dr Annisa Nurrachmawati menyampaikan bahwa kalau ibu tidak menyusui anaknya maka penyakitnya banyak sekali, baik pada ibu maupun pada bayi. 

“Misalnya ibunya itu bisa terkena kanker payudara, kalau dia tidak menyusui,” jelasnya.

Ia menyebutkan 68.858 kasus baru kanker payudara di Indonesia per tahun. Jadi sekitar 189 kasus baru per hari. “Kalau kita buletin ada 8 kasus baru kanker payudara per jam di Indonesia, yang semuanya harus di BPJS kan. Biasanya ibu-ibu kan kena kanker masuk BPJS. Jadi tanggungan BPJS menjadi berat membludak gara-gara enggak menyusui dan kapasitas rumah sakitnya jadi susah juga,” terangnya.

Kemudian ada kesenjangan biaya dan segala macam yang seharusnya mencegah. Tak hanya itu, bayi kalau diberi susu formula maka tumbuh menjadi anak yang tidak ada ikatan batin dengan ibunya, sehingga berisiko gangguan perilaku dan autism. 

“Autis di Indonesia angkanya meningkat terus menjadi 500 kasus baru per tahun. Belum lagi gulanya tinggi, susu formula itu proteinnya beta, beta itu akan merusak pankreas, pankreas itu menghasilkan insulin. Sehingga kalau bayi dari kecil sudah dapat susu formula, pankreasnya rusak. Dia harus menyuntikin insulin setiap hari untuk melangsungkan kehidupannya,” paparnya.

“Kita dukung ibu-ibu untuk menyusui. Mari kita tingkatkan ilmunya bersama-sama baik ibu hamilnya, ibu-ibu yang lain, pendukung-pendukung yang lain, tenaga kesehatan untuk tahu gimana sih cara membantu ibu-ibu menyusui dengan baik dan benar,” ungkapnya.

Ia senang sekali Dinas Kesehatan Kota Balikpapan ini sangat aktif. Bahkan, ada Asosiasi Ibu Menyusui Indonesia di Kalimantan Timur dan ada juga kelompok pendukung ASI. (Adv/Dinkes Balikpapan) ***