
Permintaan Tinggi, Komoditas Emas Sumbang Inflasi Balikpapan
- Harga emas perhiasan juga mengalami lonjakan, mengikuti tren global yang menembus Rp1.903.100 per gram tertinggi sepanjang tahun.
Ekbis
IBUKOTAKINI.COM - Inflasi di Kota Balikpapan tercatat relatif terkendali sepanjang April 2025. Berdasarkan data terbaru dari Bank Indonesia Balikpapan, Indeks Harga Konsumen (IHK) kota ini mengalami inflasi sebesar 0,69% secara bulanan (month to month/mtm) dan 1,51% secara tahunan (year on year/yoy), jauh lebih rendah dibandingkan tingkat inflasi nasional yang mencapai 1,95% (yoy).
Kepala Perwakilan Bank Indonesia Balikpapan, Robi Ariadi, menjelaskan capaian ini menunjukkan efektivitas sinergi pengendalian inflasi di daerah, meskipun tekanan harga masih terasa pada sejumlah komoditas strategis.
“Komoditas penyumbang inflasi tertinggi di Balikpapan bulan April antara lain tarif listrik, emas perhiasan, sawi hijau, bahan bakar rumah tangga (BBRT), dan ikan layang,” ungkap Robi, Jumat (9/5/2025).
Kenaikan tarif listrik menjadi penyumbang inflasi terbesar seiring berakhirnya kebijakan subsidi 50% untuk pelanggan daya 2.200 VA ke bawah sejak Maret 2025. Pembayaran normal kembali berlaku pada April, terutama bagi pelanggan pascabayar.
Sementara itu, harga emas perhiasan juga mengalami lonjakan, mengikuti tren global yang menembus Rp1.903.100 per gram tertinggi sepanjang tahun.
“Kenaikan harga emas merupakan respons terhadap ketidakpastian global dan masih tingginya permintaan,” ujar Robi.
BACA JUGA:
Penjualan Turun, BI Suntik Insentif Jumbo untuk Dorong Kredit Perumahan - ibukotakini.com
Komoditas lain seperti sawi hijau turut mengalami lonjakan harga akibat penurunan produksi karena curah hujan tinggi, sebagaimana disampaikan Dinas Pertanian. Di sisi energi, LPG subsidi dan nonsubsidi mengalami tekanan pasokan sehingga harga di tingkat eceran meningkat.
“Permintaan kuat namun suplai terbatas mendorong pedagang menaikkan harga,” tambahnya.
Di sisi lain, Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU) justru mencatat inflasi yang lebih tinggi. IHK PPU pada April 2025 naik sebesar 1,23% (mtm) dan secara tahunan tercatat 2,06% (yoy), melampaui inflasi nasional maupun rata-rata empat kota di Kalimantan Timur yang sebesar 1,57% (yoy).
“Tekanan inflasi di PPU sebagian besar berasal dari tarif listrik, ikan tongkol dan kembung, nasi dengan lauk, serta kelapa,” jelas Robi.
Penurunan pasokan ikan permukaan akibat belum masuknya musim panen, serta kenaikan biaya logistik kelapa dari Sulawesi menjadi pemicu utama. Akibatnya, harga komoditas harian ikut terdongkrak, terutama yang berbasis produk laut dan santan.
BACA JUGA:
Reli Saham Antam Naik 91% Sebulan, Target Tembus Rp3.200 - ibukotakini.com
Untuk mengatasi tekanan harga, Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) telah menggelar High Level Meeting (HLM) pada 24 April 2025. Dalam pertemuan tersebut, dibahas strategi percepatan realisasi Kerjasama Antar Daerah (KAD) di Balikpapan, PPU, dan Paser.
Hasilnya, ditandatangani Komitmen Bersama antara Perumda Manuntung Sukses (Balikpapan), Perumda Benuo Taka (PPU), dan Perumda Prima Jaya Taka (Paser) untuk mempercepat pasokan pangan dari daerah surplus ke wilayah defisit.
“Realisasi KAD menjadi kunci dalam menjaga stabilitas harga, terutama menjelang periode musim paceklik di sejumlah komoditas hortikultura dan perikanan,” pungkas Robi. ***