Anggota DPRD Balikpapan Syarifuddin Oddang menggelar reses di Kelurahan Muara Rapak, Senin (20/6/2022)
Kabar Ibu Kota

Persoalan Pemasangan PDAM dan Perbaikan Jalan Paling Banyak Dikeluhkan

  • IBUKOTAKINI.COM – Persoalan pengajuan pemasangan PDAM, perbaikan jalan dan pendidikan menjadi keluhan terbanyak dalam reses yang digelar Anggota DPRD Balikpapan
Kabar Ibu Kota
Redaksi

Redaksi

Author

IBUKOTAKINI.COM – Persoalan pengajuan pemasangan PDAM, perbaikan jalan dan pendidikan menjadi keluhan terbanyak dalam reses yang digelar Anggota DPRD Balikpapan Syaifuddin Oddang di Kelurahan Muara Rapak, Kecamatan Balikpapan Barat, pada Senin (20/6/2022) malam.

Warga RT 49 Sigit yang sangat lelah dengan warga karena dikeluhkan masalah  pendidikan dan PDAM yang sudah melaporkan air tidak mengalir tapi belum ada pelayanan yang datang. Termasuk, Jalan Klamono 1 yang sudah memakan banyak korban jatuh belum ada penyelesaian. 

"Apakah Jalan tersebut saya tanam jagung dan kelapa. Itu Jalan negara bukan Jalan siapa-siapa. Kita ini warga yang berhak juga dengan Jalan itu," serunya.

Begitu juga dengan warga  RT 12 Ngadiono mengatakan jika menyeleksi prestasi harus diseleksi dengan benar. Sama halnya dengan air PDAM yang sudah lama tidak pernah mengalir. "Kalau seleksi jangan yang instan," ujar Ngadiono.

Menanggapi hal itu, Anggota DPRD Balikpapan Syarifuddin Oddang mengatakan bahwa persoalan ini sebenarnya persoalan-persoalan yang lama tetapi tidak terselesaikan hingga saat ini. Oleh karenanya, dirinya datang bersama perwakilan dinas agar bisa memberikan jawaban yang sebenarnya.

"Berkata sesuai dengan adanya. Jangan memberikan angin segar kepada masyarakat. Bagaimana memberikan jawaban ada solusinya apa," tegasnya.

Terkait PDAM, warga ini berhak menikmati air PDAM dan harusnya pihak PDAM dapat memberikan solusi. "Tidak selesai kalau mengatakan berapa biaya untuk menggantikan pipa yang dianggap keropos. Terus bagaimana jika ada penambahan penduduk. Kan ada beberapa titik waduk," tegasnya.

Masalah pendidikan ini juga permasalahan setiap tahun yang terjadi di Kota Balikpapan, meskipun pemerintah telah merencanakan pembangunan sekolah tetapi hingga saat ini masih belum terselesaikan juga, salah satunya pembangunan sekolah multiyears  yang berada di Regency.

"Kalau menunggu multiyears akan lama dan tidak bisa terselesaikan cepat, sedangkan persoalan ini terjadi setiap tahun. Sehingga pentingnya untuk mencari solusi. Pendidikan di Balikpapan paling rumit. Mau masuk sekolah aja susah apalagi bicara kualitas," sebut Oddang.

Begitu juga, pembangunan sekolah di kilometer 7 yang belum memadai tetapi dipaksakan untuk dibuka penerimaan peserta didik, karena dibutuhkan. "Itu sekolah terpadu tahun 2012 baru tahun ini mau di pakai," imbuhnya.

Oddang menuturkan apabila lurah harus mendata anak warga yang mau masuk sekolah, sehingga dapat diketahui dengan jelas. "Kenapa warga lebih memilih sekolah negeri karena ingin mencari yang tidak membayar, hal itu menandakan bahwa perekonomian warga tidak baik," ucapnya.

Sebenarnya solusinya pemerintah mendampingi sekolah swasta kemudian turun menanyakan kemauan dari masyarakat. "Tinggal meningkatkan kualitas sekolah swasta dan pembiayaan yang dikeluhkan masyarakat," katanya.