
Pertama Kali Dalam Sejarah, Harga Minyak Dunia Runtuh Hingga Minus US$37,63 Per Barel
Harga minyak mentah dunia untuk pertama kalinya sepanjang sejarah jatuh di bawah nol hingga minus US$37,63 per barel pada Senin (20/4).
Bisnis
IBUKOTAKINI.COM—Harga minyak mentah dunia untuk pertama kalinya sepanjang sejarah jatuh di bawah nol hingga minus US$37,63 per barel pada Senin (20/4).
Dari semua keliaran pasar keuangan yang belum pernah terjadi sebelumnya sejak pandemi Covid-19 meletus, tidak ada yang lebih mengejutkan daripada keruntuhan pada perdagangan minyak utama di Amerika Serikat.
Harga kontrak berjangka minyak mentah West Texas ambruk ke zona negatif hingga minus US$37,63 per barel. Benar itu terjadi, penjual pada dasarnya membayar kepada pembeli untuk mengambil minyak itu dari tangan mereka.
Alasannya, dengan pandemi COVID-19 membuat ekonomi terhenti. Sehingga, begitu banyak minyak yang tidak terpakai harus dibuang di sekitar perusahaan-perusahaan energi AS lantaran tak ada lagi ruang penyimpanan.
Jika ada gudang penyimpanan pun untuk meletakkan minyak, tidak ada yang menginginkan kontrak minyak mentah yang akan jatuh tempo.
Betapa akut kekhawatiran tentang kurangnya gudang penyimpanan, harga pada kontrak berjangka yang jatuh tempo sebulan kemudian, dipatok pada harga US$20,43 per barel. Perbedaan kedua kontrak ini terbilang paling besar.
“Kontrak minyak mentah Mei tidak akan keluar dengan rengekan, tetapi teriakan paling awal,” ujar Daniel Yergin, sejarawan minyak yang mendapatkan Pulitzer sekaligus wakil ketua IHSG Markit Ltd., dikutip Bloomberg, Senin, 20 April 2020.
Sejak awal tahun, harga minyak mentah dunia memang telah jatuh terdampak Covid-19 dan gangguan akibat perjanjian OPEC+. Hal itu terus berlanjut lantaran produsen terus memproduksi minyak tanpa ada ruang penyimpanan yang memadai.
Langkah ekstrem ini menunjukkan betapa kelebihan pasokan pasar minyak AS dengan aktivitas industri dan ekonomi terhenti ketika pemerintah di seluruh dunia memperpanjang penutupan karena penyebaran cepat Covid-19.
Kesepakatan produksi yang belum pernah terjadi sebelumnya oleh OPEC dan anggota sekutu seminggu yang lalu untuk mengekang pasokan terbukti terlalu sedikit terlambat dalam menghadapi jatuhnya sepertiga permintaan global.
Ada tanda-tanda kelemahan di mana-mana. Bahkan sebelum kejatuhan Senin, pembeli di Texas menawarkan sesedikit US$2 per barel minggu lalu untuk beberapa aliran minyak.
Di Asia, bankir semakin enggan memberikan kredit kepada pedagang komoditas untuk bertahan hidup karena pemberi pinjaman semakin takut tentang risiko gagal bayar yang besar.
Di New York, West Texas Intermediate untuk pengiriman Mei turun hingga US$40,32 per barel. Itu jauh di bawah level terendah yang sebelumnya terlihat dalam grafik data bulanan lanjutan sejak 1946, tepat setelah Perang Dunia II, menurut data dari Federal Reserve Bank of St. Louis. Brent turun 8,9% menjadi US$25,57 per barel.