logo
Sejumlah truk mengantre solar di SPBU Balikpapan. Belum idealnya jumlah SPBU menjadi salah satu penyebab.
Ekbis

Pertamina Tunggu Investor Bangun SPBU untuk Mengurai Antrean BBM di Balikpapan

  • Dibandingkan Samarinda, jumlah SPBU di Balikpapan masih jauh dari ideal.
Ekbis
Hadi Zairin

Hadi Zairin

Author

IBUOTAKINI.COM General Manager Pertamina Patra Niaga Regional Kalimantan, Alexander Susilo, mengungkapkan bahwa solusi teknis seperti penambahan jumlah Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) menjadi salah satu langkah konkret untuk mengatasi persoalan antrean BBM yang kerap terjadi di Balikpapan. 

Namun, menurutnya, realisasi solusi tersebut sangat bergantung pada kehadiran investor.

"Kalau jumlah SPBU-nya sedikit, berarti kita butuh tambah. Nah, yang terjadi di Kaltim—khususnya Balikpapan—memang jumlah outlet kita perlu ditambah. Tapi kita menunggu investor. Jika ada investor, maka kita bisa pecah antrean," ujar Alexander, Sabtu (12/4/2025).

Ia menjelaskan, dibandingkan dengan Samarinda yang memiliki sekitar 34 SPBU, kondisi di Balikpapan masih jauh dari ideal. Padahal, menurutnya, antrean panjang BBM bukan semata karena kelangkaan, melainkan karena tingginya permintaan masyarakat.

"Terkadang antrean itu malah dikaitkan dengan hal negatif. Padahal barangnya laku, artinya dibutuhkan," tambahnya.

BACA JUGA: 

Gaji Pas-Pasan? Pemprov Kaltim Siapkan Skema Ringan Biar Kamu Bisa Punya Rumah

Pernyataan ini disampaikannya usai menghadiri acara Tasyakuran Gelar Doktor Gubernur Kalimantan Timur, Rudy Mas’ud, yang turut dimanfaatkan sebagai forum diskusi informal membahas berbagai persoalan strategis, termasuk isu energi di Kaltim.

General Manager Pertamina Patra Niaga Regional Kalimantan, Alexander Susilo, hadir dalam tasyakuran gelar doktor Gubernur Kaltim Rudy Mas'ud. 

Gubernur menegaskan komitmennya untuk mendorong sinergi dengan Pertamina dalam mendukung pertumbuhan ekonomi daerah melalui kelancaran distribusi energi.

"Bagaimana perekonomian kita bisa berkembang dengan baik, dengan dukungan pendistribusian bahan bakar dari Pertamina. Sehingga tidak ada lagi keluhan masyarakat terkait antrean kendaraan untuk mengisi BBM," kata Rudy Mas'ud.

Ia juga mengungkapkan telah melakukan inspeksi lapangan terkait isu BBM oplosan dan berencana memanggil GM Pertamina Patra Niaga Regional Kalimantan untuk klarifikasi lebih lanjut.

Terkait distribusi BBM, Alexander menyatakan bahwa saat ini kuota hanya diberlakukan untuk solar subsidi, dengan pengawasan ketat menggunakan sistem barcode. Sedangkan produk BBM lainnya tidak dibatasi kuota.

BACA JUGA: 

Komisi II Pertanyakan Kemungkinan Bocornya Tangki Timbun Pengaruhi Kualitas BBM

"Untuk kendaraan roda enam maksimal 40 liter per hari. Di atas 200 liter dikontrol lewat barcode. Selama data penggunaan sesuai, BPH Migas akan menetapkan kuotanya. Pertamina siap laksanakan perintah negara," tegasnya.

Pertamina berharap adanya dukungan dari pemerintah daerah dan pihak swasta untuk mendorong hadirnya investor di sektor hilir energi, khususnya pembangunan SPBU baru, guna mempercepat pelayanan dan menjawab kebutuhan masyarakat Kaltim yang terus bertumbuh. ***