Dinas Pertanian PPU Antisipasi Serangan Hama dari Pra-Tanam hingga Pasca-Panen
Kabar Ibu Kota

Petani di Penajam Sukses Atasi Kekeringan, Pekan Depan Panen Raya

  • PENAJAM - Poktan Sido Makmur diperkirakan mampu memanen hingga 4 ton gabah per hektar.
Kabar Ibu Kota
Is Wahyudi

Is Wahyudi

Author

PENAJAM, IBUKOTAKINI.COM - Para petani di Kabupaten Penajam Paser Utara yang menjadi anggota Kelompok Tani (Poktan) Sido Makmur Desa Bangun Mulya, Kecamatan Waru, berhasil mengatasi kemarau panjang. 

Mereka berhasil melakukan tanam padi dengan hasil memuaskan ketika daerah lain gagal panen. Keberhasilan Poktan Sido Makmur tak lepas dari upaya petani mengairi sawah mereka menggunakan sistem pompanisasi pertanian.

Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Penajam, Rozihan Asward mengatakan petani Desa Bangun Mulya memanfaatkan teknologi di bidang pertanian sehingga mampu melewati musim kering. 

“Walaupun dalam kondisi kemarau seperti saat ini, namun petani kita yang tergabung dalam Poktan Sido Makmur, Desa Bangun Mulya ini mampu melakukan tanam padi dengan hasil yang baik," kata Rozihan Asward. 

BACA JUGA:

"Alhamdulillah walaupun hanya dengan cara pompanisasi untuk pengairan sawah mereka, tetapi hasilnya bisa kita saksikan dan insyaallah akan kita gelar panen raya pada pekan depan,” kata Rozihan, dipetik dari Humas Setkab PPU, Sabtu 4 November 2023.

Dikatakannya bahwa penerapan teknologi pertanian terkini melibatkan penggunaan berbagai inovasi dalam segala aspek pertanian. Inovasi di maksud salah satunya adalah penggunaan pompa air atau pompanisasi untuk mengaliri sawah yang ada, salah satunya seperti yang dilakukan Poktani Sido Makmur dengan luas lahan padi lebih kurang 30 ha tersebut.

“Jadi sekalipun situasi saat ini kemarau panjang yang disertai el nino tetapi petani kita yang ada di Desa Bangun Mulya ini masih bisa bertanam padi dan saat ini menjelang panen,” kata Rozihan.

Sementara pengurus Poktan Sido Makmur, Kurdi mengatakan bahwa hamparan sawah mereka untuk saat kemarau ini memang tidak secara keseluruhan digarap, alasannya karena tidak seluruh petani bersedia melakukan tanam di musim kemarau seperti saat ini.

BACA JUGA:

“Memang tidak seluruhnya bersedia. Saat ini yang ada diperkirakan hanya sekitar 30 ha dengan jumlah penggarap sekitar 18 orang petani,” jelasnya.

Sedangkan kendala yang di hadapi para petani saat ini tambah dia memang tidak begitu besar. Hanya saja karena pipa paralon yang masih terbatas serta mahalnya bahan bakar untuk mendukung proses pompanisasi yang ada terkadang masih menjadi persoalan bagi petani.

“Kendala kita dilapangan seperti hama burung pipit pastilah ada. Kemudian kita juga masih keterbatasan tenaga buruh panen karena mesin pemanen padi tidak bisa masuk karena lumpurnya di lahan kami dalam,” jelasnya.

Senada itu disampaikan petani lainnya, Solikin, terkait dengan budidaya saat ini sebenarnya hampir tidak mengalami kendala. Karena saat ini tidak ada serangan hama penyakit yang mengakibatkan kegagalan panen. Bahkan dia beranggapan budidaya di musim kering lebih menguntungkan karena hasilnya bisa maksimal diangka 3,5 - 4 ton per hektar.

“Selain itu harga gabah kering panen saat ini juga cukup baik mencapai Rp. 7000/kg,” tuturnya. (adv)