Pj Gubernur Akmal Malik kaget lantaran tidak ada pemuda yang bersedia menjadi petani. (Foto: Arsip)
Daerah

Pj Gubernur Kaltim Kaget Tak Ada Pemuda Tertarik Jadi Petani

  • SAMARINDA – Para pemuda di Kaltim lebih memilih bekerja di sektor pertambangan batubara.
Daerah
Ferry Cahyanti

Ferry Cahyanti

Author

SAMARINDA, IBUKOTAKINI.COM – Penjabat Gubernur Kalimantan Timur (Kaltim), Akmal Malik mengaku kaget lantaran tidak ada pemuda yang tertarik bekerja di sektor pertanian. 

Data diungkap Akmal Malik setelah melakukan ‘survei kecil-kecilan’ selama lebih dari dua bulan.  

“Survei saya lakukan kecil-kecilan,” kata Akmal Malik sebagaimana dipetik dari laman resmi Pemprov Kaltim, Sabtu, 16 Maret 2024. Pernyataan pejabat Kemendagri itu dikeluarkan  ketika menghadiri Panen Raya Padi di Tenggarong Seberang, Kabupaten Kutai Kartanegara, baru-baru ini.

Akmal mengaku kurang lebih dua bulan ini bersama tim telah melakukan pendataan ke masyarakat, khususnya para pemuda di Kaltim. Ia kaget ketika mengetahui hasil survei yang dilakukannya bersama tim.

Dimana ada 100 pemuda yang di survey dan hanya dua yang memilih untuk merantau. “Selebihnya, memilih senang bekerja di pertambangan,” ujarnya. Ternyata, pemuda Kaltim lebih senang bekerja di pertambangan, khususnya tambang batu bara.

BACA JUGA:

“Sedihnya saya, dari 100 itu, tidak ada yang memilih untuk bertani,” ungkapnya. Menurut Akmal, hasil survei tersebut menjadi tantangan Kaltim ke depan.

“Bagaimana pemuda di Benua Etam juga senang bertani,” harapnya. Untuk itu, tegas Akmal program pertanian wajib di dukung sejak pendidikan dini di sekolah-sekolah.

“Program beasiswa dapat diarahkan untuk pendidikan dan pembinaan bagi pemuda kita di bidang pertanian,” bebernya.

Beasiswa yang diberikan dari jenjang pendidikan tingkat atas hingga mahasiswa akan optimal ketika dimanfaatkan tepat sasaran “Kaltim harus bisa membangun jiwa pemuda senang bertani,” pesannya.

Pernyataan Akmal Malik, ramai mendapat tanggapan warganet. Pemilik akun Instagram @ luthfie*** mengusulkan pemerintah daerah melakukan penelitian mendalam. 

BACA JUGA:

“Saran saya, seharusx melakukan penelitian yang mendalam...kenapa pertanian di Kaltim kurang begitu maju....semua pasti ada sebabnya...apalagi bapak bukan orang yang sudah lama berdomisili di Kaltim...saran saja pak...,” katanya. 

Warga lain dengan akun @seputhar.ku*** menyarankan pemberian beasiswa bagi pemuda yang mengenyam Pendidikan di bidang pertanian. 

“Saya banyak menemukan di lapangan, kususnya pemuda desa yang aktif bertani itu tidak mengalami peningkatan signifikan secara penghidupan. Akibatnya apa? Percuma bila pemuda yang sekarang sedang menempuh pendidikan pertanian dan dapat beasiswa tapi ketika dia lihat pemuda sesamanya yagn sudah aktif bertani duluan secara kehidupan kurang menjanjikan, akhirnya memutuskan untuk masuk ke dunia pekerjaan yang tidak relevan dengan pertanian,” tulisnya. 

BACA JUGA:

Akun itu juga menyarankan pemerintah bergerak cepat mendata di mana saja pemuda Kaltim saat ini yang aktif bertani untuk diberikan beasiswa pendampingan untuk pertanian modern. 

Beirkutnya ia juga mengusulkan permodalan agar pemuda dapat mengaplikasikan ilmu mekaninasi pertanian, supaya  hasilnya optimal. 

“Membantu petani muda jangan tanggung-tanggung!” pungkasnya.

Kesejahteraan Pekerja Sektor Pertanian

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) Kalimantan Timur yang dirilis 28 Februari 2024, upah pekerja sektor pertanian di Kaltim paling kecil di antara sektor lainnya. 

Dalam tabel  rata-rata upah/gaji bersih sebulan buruh/karyawan/pegawai menurut kelompok umur dan lapangan pekerjaan utama seperti yang terlihat dalam gambar di atas, rerata pendapatan petani adalah Rp3,4 juta. 

Sementara sektor pertambangan dan penggalian mencapai Rp5,1 juta per bulan. Dan sektor perdagangan sebesar Rp3,6 juta per bulan.  Pendapatan rata-rata petani paling tinggi diperoleh petani di Kabupaten Kutai Timur sebesar Rp 4,3 juta. Sedangkan pendapatan rata-rata petani paling kecil diperoleh petani asal Kota Bontang dengan upah Rp2,4 juta. ***