PM Singapura Lawrence Wong Tertangkap Basah Naik Pesawat Murah Saat Kunjungan Luar Negeri
- Sikap Lawrence memantik pujian dari warga berbagai negara.
Tren
IBUKOTAKINI.COM — Perdana Menteri Singapura, Lawrence Wong, mengundang perhatian publik setelah tertangkap kamera menaiki pesawat Scoot Airlines, maskapai penerbangan bertarif rendah yang berbasis di Singapura. Momen ini terjadi saat Wong melakukan kunjungan resmi ke luar negeri.
Yang membuat momen ini unik adalah kesederhanaan Wong, yang memilih terbang dengan maskapai komersial terjadwal tanpa rombongan besar atau pengawalan ketat.
Tidak terlihat deretan staf atau ajudan yang biasa menyertai pemimpin negara, hanya beberapa orang pendamping yang setia menemani.
Wong bahkan dengan santai melambaikan tangan dan tersenyum kepada para penumpang lain, memberikan kesan rendah hati dan ramah.
Video ini pertama kali diunggah oleh Harus Goenka melalui akun X @hvgoenka pada Senin, 14 Oktober 2024.
Hars, seorang chairman di RPG enterprise sebuah grup usaha di bidang manufaktur memuji keputusan Wong untuk menggunakan layanan penerbangan berbiaya rendah ini.
Langkah ini dianggap sebagai upaya konkret untuk menunjukkan komitmennya dalam menjaga efisiensi anggaran negara, sambil tetap menjalankan tugas-tugas kenegaraan.
"PM Singapura bepergian dalam tugas
resmi dengan pesawat berbiaya rendah-
dengan penerbangan berjadwal normal,
tanpa embel-embel, tanpa jet nasional
atau pribadi, dan tanpa rombongan
besar yang dibiayai oleh pembayar pajak.
Beginilah cara mendapatkan rasa hormat," tulisnya.
Scoot Airlines, yang dikenal sebagai maskapai jarak jauh bertarif rendah, biasanya melayani rute internasional dengan biaya lebih terjangkau dibandingkan maskapai full-service.
Pilihan Wong untuk menggunakan layanan ini dianggap mencerminkan pendekatan sederhana yang konsisten dengan citranya sebagai pemimpin yang dekat dengan rakyat.
Momen ini dengan cepat menyebar di media sosial, memicu perbincangan tentang gaya kepemimpinan yang berbeda dari kebanyakan pemimpin dunia.
Warga Singapura maupun internasional ramai memuji langkah Wong yang dinilai merakyat dan hemat biaya.
Laman komentar Hars dipenuhi komentar pro dan kontra. Bahkan bagi netizen asal India,--negara asal Hars, sikap Lawrence tak bisa diterapkan dengan alasan keamanan.
Isu ini juga memantik diskusi penulis Tere Liye.
“Dia santai saja, tanpa perlu pengawalan besar- besaran (yg tentu ngabisin duit), tanpa perlu ajudan, staf belasan.”
“Dia naik pesawat komersil terjadwal, cukup ditemani sedikit anak buah. Lantas tersenyum dadah-dadah ke penumpang lain di pesawat tsb.”
“Satu-satunya privelege yg dia dapat: dia duduk di depan. Tapi jangankan dia, kalian saja bisa dapat kursi depan sih, asal member platinum atau bayar kursinya atau pas check in kosong, dan kebagian,” tulis pemilik nama lahir Darwis ini melalui laman sosial medianya.
Ia juga menyindir pejabat Indonesia yang hanya berlaku sederhana pada momen tertentu.
"Di Indonesia dulu juga ada sih pejabat begini.
Tapi bedanya, di negara orang, hal-hal begini
jadi habit, kebiasaan. Biasa saja gitu loh."
"Di negara kita, hanya tahan beberapa bulan
saja, untuk kemudian beberapa tahun
kemudian telah berubah, sibuk naik pesawat
negara dengan ajudan, staf, sekali jalan
milyaran rupiah, bolak balik kemana-mana,
setahun entah berapa ratus milyar dana jalan-
jalannya. Sementara anak-mantunya, lebih-
lebih nggak tahan lagi dong, naik pesawat jet
pribadi, nebeng katanya," urainya. ***