PMI Manufaktur Nangkring di Level Ekspansif, Berikut Rekomendasi IPOT Trading Pekan Ini
- Para pelaku pasar untuk memerhatikan data-data penting yang akan dirilis oleh AS di pekan ini, seperti data ISM Manufacturing PMI yang diproyeksikan membaik ke level 47,8 poin dan ISM Services PMI yang diproyeksikan ekspansif ke level 51,5 poin.
Ekbis
JAKARTA - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan satu pekan terakhir ditutup menguat di level 7.670 atau menguat sebesar +1,68% diikuti oleh net buy asing sebesar Rp2,7 Triliun.
Equity Analyst PT Indo Premier Sekuritas (IPOT), Imam Gunadi menjelaskan penguatan IHSG ini tidak terlepas dari rilis data pertumbuhan AS kuartal II untuk estimasi kedua yang direvisi naik ke 3% setelah sebelumnya diproyeksi di angka 2,8%. Data ini semakin memperkuat bahwa ekonomi AS jauh dari resesi.
Selain itu, imbuh Imam, penguatan IHSG selama satu pekan terakhir juga didukung oleh menguatnya indeks IDX CYCLIC (+5,54%) dan IDX PROPERTY (+5,71%). Penguatan kedua sektor tersebut disebabkan oleh adanya proyeksi pemangkasan suku bunga The Fed di bulan September 2024 ini sebesar 25 bps dan khusus untuk sektor properti, dimana pemerintah kembali memberlakukan kebijakan insentif PPN DTN sebesar 100% hingga Desember 2024.
Berbicara tentang potensi market pada 2-6 September 2024, Imam memprediksi pada awal pekan pelaku pasar akan fokus pada data PMI Manufaktur Indonesia untuk Agustus 2024.
"Data ini penting untuk dipantau karena pada periode sebelumnya, yaitu pada Juli 2024, PMI Manufaktur Indonesia sempat terkontraksi ke level 49,3. Selain itu, pelaku pasar juga akan memantau data inflasi Agustus 2024 yang diproyeksikan tetap terkendali di level 2,12% (yoy)."
BACA JUGA:
- Gila! Harga Bayam di Balikpapan Rp 30 Ribu per Ikat - ibukotakini.com
- Buka One Day Trail Adventure, Wali Kota Balikpapan Ajak Peserta Promosikan Pariwisata - ibukotakini.com
Imam lantas mengimbau para pelaku pasar untuk memerhatikan data-data penting yang akan dirilis oleh AS di pekan ini, seperti data ISM Manufacturing PMI yang diproyeksikan membaik ke level 47,8 poin dan ISM Services PMI yang diproyeksikan ekspansif ke level 51,5 poin.
"Ada juga data tenaga kerja seperti Non-Farm Payrolls yang diproyeksikan akan naik ke 163 ribu dan tingkat pengangguran diproyeksikan turun ke 4,2%. Seperti yang telah dikatakan Gubernur The Fed Jerome Powell di Simposium Jackson Hole, data-data ini akan menjadi dasar bagi The Fed untuk menentukan kebijakan moneternya pada bulan September 2024 ini," julas Imam.
Selain itu, China sebagai negara mitra dagang terbesar Indonesia juga akan merilis data Caixin Manufacturing PMI yang diproyeksikan akan tetap terkontraksi ke level 49,6 poin dan Caixin Services PMI yang diproyeksikan ekspansif ke level 52,2 point.
Berkaca pada rilis data-data ekonomi pekan ini, PT Indo Premier Sekuritas yang baru saja meluncurkan "Power Fund Series" sebagai inovasi produk baru di platform IPOT Fund untuk menyetarakan akses pasar modal bagi investor kecil dan investor besar, merekomendasikan 3 saham dan 1 Power Fund Series untuk trading pada minggu ini hingga Jumat, 6 September 2024.
1. Buy TOBA (Support 420, Resist 500). Meskipun pada bulan Juli 2024 PMI Manufaktur berada di level kontraksi, namun IPOT optimis bahwa PMI di bulan Agustus 2024 akan kembali ke level ekspansifnya, sehingga permintaan pada sektor energi juga akan meningkat. Salah satu emiten yang diuntungkan adalah TOBA. Secara teknikal, saham TOBA baru saja menembus pola bullish continuation (bullish flag) disertai dengan bullish candle dan volume yang meningkat.
2. Buy ITMG (Support 26.950, Resist 28.500). Potensi pemangkasan suku bunga FFR di bulan September 2024 ini seharusnya akan menjadi angin segar bagi industri batu bara karena akan membuat ekonomi lebih bergairah dan permintaan akan batu bara juga meningkat. Menjelang akhir tahun, biasanya beberapa negara meningkatkan stok batu bara untuk persiapan musim dingin dan salah satu emiten yang diuntungkan adalah ITMG. Selain itu, ITMG juga akan membagikan dividen interim tahun buku 2024 dengan DPR 69,76% dari perolehan laba bersih pada semester I 2024.
3. Buy INCO (Support 3.670, Resist 4.100). Potensi pemangkasan suku bunga diperkirakan akan memberikan sentimen positif pada industri manufaktur, seperti INCO sebagai produsen nikel. Selain itu, saat ini INCO juga sedang mengkaji untuk menambah kepemilikannya di PT Kolaka Nickel Indonesia mencapai 30%. Saat ini INCO memiliki kepemilikan di KNI sebesar 18,3%. Secara teknikal, INCO berpotensi membentuk pola reversal (HnS) ditambah dengan adanya akumulasi, bullish candle dan peningkatan pada volume.
4. Buy on Pullback Reksa Dana Premier ETF PEFINDO i-Grade (XIPI) (Support 252, Resist 265). Kondisi ekonomi yang membaik, seperti Rupiah yang kembali menguat, adanya potensi pemangkasan suku bunga dan data konsumsi yang solid berpotensi memberikan outlook positif pada saham-saham yang berada di indeks Pefindo i-Grade. Atas dasar hal ini IPOT merekomendasikan Power Fund Series (PFS) XIPI dengan target 265 dengan SL <252. ***