Pola Makan Seimbang, Perisai Tubuh dari Serangan Kanker
Tren

Pola Makan Seimbang, Perisai Tubuh dari Serangan Kanker

  • Gizi juga berperan krusial dalam pengobatan kanker
Tren
Ambarwati

Ambarwati

Author

IBUKOTAKINI.COM - Hubungan antara pola makan dan risiko kanker semakin mendapat perhatian dari kalangan medis. Dalam paparan berjudul “Nutrisi dan Kanker 2025”, dr. Martin Ayu, SpGK, Spesialis Gizi Klinik RSUD dr. Kanujoso Djatiwibowo Balikpapan, menegaskan bahwa nutrisi yang tepat berperan besar dalam mencegah, mendukung pengobatan, hingga mempercepat pemulihan pasien kanker.

Menurut dr. Martin, hingga 80 persen kasus kanker dipengaruhi oleh faktor gaya hidup, termasuk pola makan yang tidak seimbang. 

“Kanker bukan hanya soal genetik atau nasib. Banyak kasus bisa dicegah dengan perubahan gaya hidup sederhana, terutama melalui pola makan yang sehat,” katanya dalam Kuliah Umum Kampanye Peduli Kanker di Ballroom CengHo Universitas Mulia yang digelar Yayasan Kanker Indonesia (YKI) Cabang Balikpapan, pada Rabu, 29 Oktober 2025.

Nutrisi sebagai Pencegahan

Upaya pencegahan kanker terbagi menjadi tiga tahap: primer, sekunder, dan tersier. Pencegahan primer dilakukan dengan menghindari faktor risiko, seperti berhenti merokok, menjaga berat badan ideal, berolahraga, menggunakan tabir surya, dan menerapkan pola makan rendah lemak serta tinggi serat.

BACA JUGA:

Kanker Paru Masih Jadi Ancaman Serius - ibukotakini.com

Makanan yang tinggi lemak jenuh dan kalori disebut dapat menjadi promotor kanker, terutama bila dikombinasikan dengan gaya hidup sedentari dan obesitas. Sebaliknya, konsumsi sayur, buah, kacang-kacangan, dan biji-bijian justru bersifat protektif karena kaya antioksidan, serat, vitamin C, vitamin E, kalsium, dan fitokimia.

“Antioksidan membantu melawan radikal bebas yang bisa memicu mutasi sel. Sementara serat berperan penting dalam menjaga kesehatan saluran cerna,” jelas dr. Martin.

Dukungan Nutrisi dalam Terapi Kanker

Selain untuk pencegahan, gizi juga berperan krusial dalam pengobatan kanker. Terapi seperti operasi, kemoterapi, dan radioterapi diketahui berdampak pada status gizi pasien. Karena itu, terapi nutrisi menjadi bagian penting dalam perawatan pasien kanker.

“Setiap pasien memiliki kebutuhan gizi yang berbeda, tergantung pada jenis dan berat kanker, efek samping pengobatan, serta kondisi tubuh secara keseluruhan,” katanya.

Dr. Martin menyarankan pasien kanker untuk menerapkan pola makan seimbang dan fleksibel, misalnya dengan makan dalam porsi kecil namun sering, mengonsumsi makanan berkalori sehat, serta menjaga kebersihan mulut.

“Kalau sulit makan, bisa pilih makanan bertekstur cair atau lembut. Yang penting kebutuhan energi dan protein tetap terpenuhi,” tambahnya.

Bagi pasien kanker, makan sering kali menjadi tantangan. Namun, dengan dukungan terapi nutrisi yang tepat, proses pemulihan bisa berjalan lebih baik. 

“Nutrisi bukan soal kenyang, tapi bagian dari terapi medis yang menentukan kualitas hidup pasien,” ujar dr. Martin menutup paparannya. ***