
Populix Kantongi Pendanaan Seri B Senilai Rp72 Miliar
- Populix adalah perusahaan riset berbasis teknologi asal Indonesia
Ekbis
IBUKOTAKINI.COM – Perusahaan riset berbasis teknologi asal Indonesia, Populix, berhasil meraih pendanaan sebesar USD 4,3 juta atau sekitar Rp72 miliar pada penutupan pertama putaran pendanaan Seri B.
Pendanaan ini dipimpin oleh MSW V Asia Fund X, serta diikuti oleh para investor lama seperti Intudo Ventures, Altos Ventures, dan Acrew Capital.
Pendanaan ini menjadi pencapaian penting, tak hanya bagi Populix, tetapi juga bagi ekosistem startup Indonesia, yang sedang menghadapi tantangan berat akibat tech winter dan fluktuasi tajam di pasar modal.
Data DealStreetAsia mencatat, sepanjang 2024 pendanaan ke Indonesia turun 34% secara tahunan (YoY), dan nilai investasinya anjlok hingga 66% atau sekitar Rp7,3 triliun—terparah di kawasan Asia Tenggara.
“Di tengah iklim investasi yang tidak pasti, kami bersyukur atas kepercayaan investor yang terus mendukung Populix. Dana ini akan kami manfaatkan untuk memperkuat fundamental bisnis, mengembangkan layanan, dan memperluas jangkauan ke Asia Tenggara,” ujar Co-Founder dan CEO Populix, Dr. Timothy Astandu, dalam keterangannya, Selasa (15/4/2025).
BACA JUGA:
Prospek Investasi PE di Indonesia 2025 Tetap Positif di Tengah Tensi Geopolitik - ibukotakini.com
Sejak meraih pendanaan Seri A pada 2022, Populix konsisten memperluas akses masyarakat terhadap riset. Pada 2023, perusahaan meluncurkan layanan Policy & Society Research untuk membantu pemerintah dan organisasi menganalisis sentimen publik serta dampak kebijakan.
Tak hanya itu, Populix juga memperkenalkan NeXa, asisten riset berbasis AI yang mampu merancang survei, memilih responden, hingga menyusun kesimpulan.
Pendanaan Seri B ini akan digunakan Populix untuk memperkuat teknologi berbasis AI, termasuk mengembangkan synthetic respondents—yakni persona buatan berbasis machine learning yang mampu meniru respons manusia dalam riset.
Teknologi ini dinilai mampu mempercepat proses pengumpulan data dan memberikan efisiensi tinggi bagi industri dan pembuat kebijakan.
Tahun lalu, Populix mencatat pertumbuhan proyek riset hingga dua kali lipat, dengan 65% berasal dari klien berulang. Mereka juga sukses memperluas cakupan industri ke sektor telekomunikasi dan pemerintahan, menandakan tingkat kepercayaan yang tinggi terhadap inovasi yang ditawarkan.
BACA JUGA:
Sektor Konsumen dan Kesehatan Dorong Investasi Private Equity di Indonesia - ibukotakini.com
Jeffrey Seah, Founder dan General Partner dari MSW Ventures, menyebut bahwa paradigma riset pasar kini telah bergeser dari sekadar survei data primer menjadi pemanfaatan teknologi real-time yang akurat dan cepat.
“Populix berada di garda depan perubahan ini. Mereka mampu memadukan kedalaman riset tradisional dengan kecepatan data sintetis dan AI,” jelasnya.
Sementara Founding Partner Intudo Ventures, Patrick Yip, menyampaikan bahwa Populix menunjukkan pertumbuhan yang solid sejak fase pra-Seri A. “Bahkan di tengah tantangan pasar, Populix terus menunjukkan nilai melalui wawasan berbasis data yang andal,” kata Patrick.
Hal senada disampaikan oleh Richard Song dari Altos Ventures, yang menyebut Populix sebagai pemimpin visioner dengan visi kuat dalam memanfaatkan teknologi untuk merevolusi wawasan konsumen di Indonesia.
BACA JUGA:
Indonesia Jadi Destinasi Investasi Terbesar Kedua Private Equity di Asia Tenggara - ibukotakini.com
Sedangkan menurut Kerry Whorton Cooper dari Acrew Capital, loyalitas klien Populix menunjukkan bahwa perusahaan ini berada di posisi ideal untuk memimpin transformasi industri riset.
“Populix memahami kebutuhan klien dan menawarkan solusi yang relevan melalui teknologi inovatif,” ujarnya. ***