
PPU Siap Panen Besar, Target 50 Ribu Ton Beras Lewat Program Oplah
- Oplah juga dinilai efektif mencegah alih fungsi lahan ke sektor lain seperti perkebunan kelapa sawit. Banyak petani sebelumnya memilih beralih komoditas karena keterbatasan air dan buruknya sistem irigasi.
Penajam

IBUKOTAKINI.COM - Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU) tengah menggenjot produksi beras lewat program Optimalisasi Lahan (Oplah) yang ditargetkan mencapai 5.896 hektare dari total lahan baku sekitar 7.500 hektare.
Program ini dirancang untuk berlangsung selama enam bulan di tahun 2025, dan diharapkan mampu menjadikan PPU sebagai lumbung beras andalan Kalimantan Timur (Kaltim).
Kepala Dinas Pertanian PPU, Andi Trasodiharto, menyebutkan bahwa Oplah bertujuan meningkatkan produktivitas lahan pertanian sekaligus menjaga keberlangsungan fungsi lahan sawah. Saat ini, tahap pertama program sudah berjalan dengan luasan 3.546 hektare, dan akan berlanjut dua bulan ke depan.
“Tahap pertama sudah berjalan satu bulan dari target tiga bulan. Sisanya 2.350 hektare akan dilakukan pada tahap kedua,” kata Andi Traso, sapaan akrabnya.
BACA JUGA:
Pemkab PPU Gandeng UGM, ASN hingga Pelajar Dapat Akses Kuliah dan Beasiswa - ibukotakini.com
Program ini tak hanya meningkatkan Indeks Pertanaman (IP) yang kini berada di angka 2,5 kali panen per tahun, tapi juga mampu mendorong produksi hingga 50 ribu ton beras per tahun. Rata-rata, Oplah menghasilkan 5 ton gabah per hektare dengan potensi panen dua kali setahun.
“Dengan luasan dan produktivitas tersebut, stok beras tak hanya cukup untuk kebutuhan 200 ribu warga PPU, tetapi bisa menopang pasokan ke daerah lain di Kaltim yang masih kekurangan,” jelas Andi.
Oplah juga dinilai efektif mencegah alih fungsi lahan ke sektor lain seperti perkebunan kelapa sawit. Banyak petani sebelumnya memilih beralih komoditas karena keterbatasan air dan buruknya sistem irigasi.
Namun kini, dengan dukungan program Oplah seperti penataan saluran irigasi dan normalisasi sawah, semangat bertani kembali tumbuh di kalangan petani PPU.
“Kalau dulu sawah kekurangan air, sekarang sudah mulai kembali produktif. Ini membangkitkan semangat petani dan memperkuat ketahanan pangan daerah,” pungkasnya. (Adv/Diskominfo)