
Prevalensi Angka Stunting di Balikpapan Naik
- 12,4 persen balita terindikasi stunting
Balikpapan
IBUKOTAKINI.COM – Upaya penurunan prevalensi stunting menjadi salah satu fokus utama dalam rangka program pembangunan Kota Balikpapan. Pada Senin (10/3/2025) kemarin, Pemerintah Kota (Pemkot) Balikpapan melaksanakan Rembuk Stunting di Ruang Rapat I Balaikota Balikpapan.
Kegiatan ini dipimpin Asisten Bidang Perekonomian, Pembangunan, dan Kesejahteraan Rakyat Setdakot Balikpapan, Andi Muhammad Yusri Ramli. Ia menekankan pentingnya perhatian lebih terhadap penanganan stunting.
Terlebih, angka prevalensi stunting di Kota Balikpapan pada Oktober 2024 tercatat sebesar 14,68 persen. "Sehingga penurunan angka stunting ini menjadi prioritas Pemkot Balikpapan, sejalan dengan Perpres No. 73 Tahun 2021 terkait percepatan penurunan stunting," tutur Yusri.
Sementara, Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak dan Keluarga Berencana (DP3AKB) Kota Balikpapan, Heria Prisni mengungkapkan, penurunan stunting ini telah menjadi misi RPJMD 2025-2029.
BACA JUGA:
Ia membeberkan hasil analisis situasi, rancangan kegiatan intervensi, serta regulasi daerah yang mendukung penurunan stunting. Ia juga menegaskan pentingnya deklarasi komitmen daerah untuk melaksanakan kegiatan intervensi.
Ia menyebut, prevalensi stunting di Balikpapan mengalami kenaikan sejak 2023. Yakni mencapai angka 21,6 persen. Meskipun lebih rendah dibandingkan dengan provinsi dan setara dengan angka nasional, namun menurutnya ini adalah angka tertinggi selama lima tahun terakhir.
Heri juga menyebutkan bahwa pada tahun 2024, data e-PPGBM hasil intervensi serentak bulan Juni menunjukkan sekitar 12,4 persen balita terindikasi stunting. "Angka ini mengalami kenaikan sebesar 0,76 persen dibandingkan dengan 2023," urai Heria.
Pada penanganan stunting di Kota Balikpapan, ada 17 lokus penanganan stunting yang aktif menjalankan berbagai kegiatan. Antara lain program edukasi kepada remaja putri mengenai konsumsi tablet tambah darah (TTD) dan bimbingan kepada calon pengantin (catin).
BACA JUGA:
Selain itu juga dilakukan pemberian bantuan tunai bersyarat dan pangan non-tunai kepada Puskesmas. "Selain itu, kegiatan sosialisasi tentang penganekaragaman konsumsi pangan juga terus dilakukan," jelasnya.***