Produktivitas sawah di Kabupaten Kutai Timur meningkat dari 3 ton gabah per hektar, menjadi 5 ton gabah per hektar. (Foto: Prokutim)
Kutai Timur

Produksi Padi Kutim Naik, Namun Baru Penuhi Seperempat Kebutuhan

  • Hasil Panen Petani Mampu Mencapai 7 ton gabah per Hektare.
Kutai Timur
Is Wahyudi

Is Wahyudi

Author

IBUKOTAKINI.COM — Produktivitas padi di Kabupaten Kutai Timur (Kutim) terus meningkat dalam beberapa tahun terakhir. Dari sebelumnya hanya 3,9 hingga 4 ton gabah per hektare, kini hasil panen petani mampu mencapai 5 sampai 7 ton gabah per hektare. Peningkatan itu dipengaruhi kondisi irigasi dan kualitas lahan.

“Sekarang hasil panen sudah di kisaran 5 sampai 7 ton per hektare, tergantung irigasi dan lahannya,” ujar Kepala Dinas Pertanian dan Peternakan Kutim, Dyah Ratnaningrum, dalam pernyataan yang dipetik Jumat, 14 November 2025.

Dengan total 2.638 hektare lahan pertanian pangan berkelanjutan (LP2B), produksi gabah kering panen Kutim mencapai sekitar 13.000 ton per tahun, setara 7.500 ton beras setelah digiling. Namun jumlah itu baru memenuhi seperempat kebutuhan beras masyarakat Kutim yang mencapai 35.000 ton per tahun.

BACA JUGA:

BRIN Kembangkan Benih Unggul Sorgum - ibukotakini.com

“Kita masih kekurangan sekitar 25.000 hingga 28.000 ton,” kata Dyah. Meski begitu, ia menilai semangat petani terus tumbuh, sementara pemerintah berupaya memperluas areal tanam dan meningkatkan produktivitas.

Pemkab Kaji Perluasan Lahan Pertanian

Salah satu strategi utama pemerintah daerah adalah melakukan kajian perluasan lahan pertanian. Tim teknis kini memetakan sejumlah kawasan yang dinilai memiliki potensi tinggi untuk dikembangkan sebagai lahan baru.

Beberapa di antaranya masih berstatus kawasan khusus seperti hutan lindung, taman nasional, serta lahan konsesi perusahaan tambang dan perkebunan.

“Beberapa lokasi sangat potensial, tetapi statusnya kawasan khusus. Saat ini sedang dikaji dan akan dimohonkan izinnya ke kementerian terkait untuk alih fungsi atau pemanfaatan terbatas,” jelas Dyah.

BACA JUGA:

Kaltim - Gorontalo Sepakat Kerja Sama Jaga Pasokan Daging - ibukotakini.com

Ia menegaskan, perluasan lahan dilakukan dengan memperhatikan aturan tata ruang dan kelestarian lingkungan. Pemerintah tidak ingin membuka lahan secara serampangan, tetapi memastikan setiap bidang benar-benar produktif dan memberikan nilai ekonomi bagi masyarakat.

Irigasi Jadi Kunci Produktivitas Padi

Selain lahan, ketersediaan air menjadi faktor paling menentukan dalam peningkatan produksi padi. Beberapa wilayah seperti Kaubun, Kombeng, dan Long Mesangat sudah mampu melakukan tanam tiga kali setahun. Sementara di kawasan tadah hujan seperti Sangatta Selatan, Teluk Pandan, dan Bengalon, petani baru bisa menanam dua kali setahun.

“Kami terus berkoordinasi dengan Dinas Pekerjaan Umum karena jaringan irigasi itu kunci utama. Air menentukan produktivitas,” ujar Dyah.

Di tengah berbagai tantangan, Dyah optimistis Kutim dapat mengurangi ketergantungan pada pasokan beras dari luar daerah. Dukungan lintas sektor, peran aktif penyuluh, serta penerapan teknologi pertanian modern dinilai menjadi faktor penting.

BACA JUGA:

Ekonomi Indonesia Tumbuh 5,04 Persen, Ditopang Aktivitas Domestik dan Ekspor - ibukotakini.com

“Petani kita semangat, lahannya potensial, dan pemerintah berkomitmen mendukung. Dengan kerja sama semua pihak, Kutim bisa menuju swasembada beras lokal,” tutupnya.

Di banyak desa, petani Kutim tetap menanam harapan pada setiap rumpun padi. Mereka bekerja bukan hanya untuk panen, tetapi untuk masa depan pangan yang mandiri dan berkelanjutan bagi daerah. ***