Profil PT Indosino, Perusahaan yang Dapat Proyek Gas Jumbo di PPU
- Indosino memiliki 90% kepemilikan yang dioperasikan di Blok Wain di Kalimantan Timur, sejak Maret 2023.
Ekbis
IBUKOTAKINI.COM - Nama PT Indosino Oil & Gas, tiba-tiba menjadi pembicaraan banyak kalangan di Kabupaten Penajam Paser Utara. Ini terjadi setelah melakukan groundbreaking atau konstruksi awal eksplorasi gas tak jauh dari Ibu Kota Nusantara (IKN), tepatnya di Kelurahan Buluminung Kecamatan Penajam.
Proyek pengembangan lapangan gas PT Indosino diproyeksikan memproduksi gas sebesar 13 Million Standard Cubic Feet per Day (MMSCFD). Gas yang diproduksi, akan dialirkan ke PT Pertamina Persero di Balikpapan melalui pipa bawah laut. Dan akan beroperasi mulai Oktober 2024.
Bagaimana profil PT Indosino (IndoSino)? Berdasarkan penelusuran redaksi, Indosino adalah perusahaan investasi ekuitas swasta yang berfokus pada sektor energi yang berkembang pesat di Asia. Perusahaan ini fokus pada produksi dan aset pembangunan jangka pendek.
IndoSino telah menyelesaikan akuisisi aset pengembangan jangka pendek di Indonesia. Indosino memiliki 90% kepemilikan yang dioperasikan di Blok Wain di Kalimantan Timur, sejak Maret 2023.
Perusahaan berkeinginan untuk membangun portofolio asetnya melalui akuisisi aset produksi, dimana terdapat peluang signifikan untuk efisiensi operasional, pengurangan biaya dan peningkatan produksi melalui investasi lebih lanjut.
Indisono juga tertarik pada aset-aset non-produksi, yang dinilai dengan baik dengan sumber daya terbukti yang dapat dikembangkan dalam jangka pendek menjadi produksi dengan potensi pertumbuhan yang kuat dan hemat biaya.
IndoSino secara aktif terlibat dalam eksplorasi dan eksploitasi minyak dan gas bumi bekerja sama dengan Pemerintah Republik Indonesia. Operasi perusahaan direncanakan untuk memberikan solusi yang aman, optimal, efisien dan efektif dengan cara yang ramah lingkungan.
Strategi IndoSino berorientasi pada pertumbuhan dengan mendirikan perusahaan hulu melalui akuisisi dan optimalisasi nilai pengembangan jangka pendek dan aset produksi. Perusahaan akan mencapai target tersebut melalui efisiensi biaya operasional dan peningkatan produksi dan/atau pengurangan biaya dengan menerapkan rencana pengembangan dan "strategi pengelolaan reservoir yang bijaksana".
Akuisisi pertama IndoSino adalah aset pengembangan jangka pendek Wain PSC di Kalimantan Timur.
"IndoSino akan mengerahkan segala upaya dan mendanai sepenuhnya proyek pengembangan agar aset tersebut dapat berproduksi pada Q3 2024," tulis laman perusahaan.
IndoSino saat ini juga sedang melakukan evaluasi teknis dan komersial secara intensif terhadap aset produksi yang akan membawa peluang pertumbuhan signifikan bagi perusahaan.
Blok Wain PSC ditandatangani dan diberikan kepada PT Pandawa Prima Lestari (PPL) pada Januari 2007 dengan masa kontrak 30 tahun. PPL memiliki PI 100% dan menjadi operator. Blok tersebut secara geologis terletak di cekungan Kutai, Kalimantan Timur yang merupakan salah satu cekungan penghasil hidrokarbon produktif di Indonesia. Secara historis, hingga tahun 2005, lima sumur eksplorasi telah dibor di blok ini oleh Huffco/Virginia Oil Company (Vico).
"Sebagai operator Wain PSC, PPL telah melakukan kegiatan eksplorasi meliputi studi rona lingkungan, pemetaan permukaan geologi dan survei geokimia, survei resistivitas, analisis citra Landsat, pemrosesan ulang seismik 2D pada tahun 2007," kembali keterangan perusahaan.
Kemudian akuisisi seismik 2D/3D 100km dan 20 km persegi, analisis laboratorium, seismik pasif, CWT-AVO pada tahun 2009; Analisis petrofisika 7 sumur pada tahun 2012. Komitmen pasti eksplorasi telah terpenuhi pada tahun 2015 setelah melakukan pemboran 2 sumur eksplorasi South Karamba-1 dan Karamba Updip-1 masing-masing pada tahun 2009 dan 2015.
Karamba-1 Selatan diuji air dan Karamba Updip-1 menguji gas dengan total laju gabungan 19,5 MMSCFD dari 5 DST. Reservoir produktif berupa batupasir delta pada Formasi Pulau Balang. Setelah persyaratan POD I dilengkapi, pemerintah Indonesia telah menyetujui POD I pada bulan April 2018.
Sejak saat itu, tahap pengembangan Lapangan Karamba dimulai dengan studi FEED. Sedangkan Gas Sales purchase Agreement (GSPA) telah ditandatangani dengan Pertamina (Persero) untuk memasok gas untuk Refinery Unit V, Balikpapan, pada tahun 2020.
Pada awal tahun 2023, Indosino mengambil alih 90% kepemilikan Blok Wain yang dioperasikan dan melanjutkan pekerjaan pengembangan untuk mencapai produksi pertama pada Q4 2024.
Wain PSC memiliki satu ladang gas bernama Karamba yang kini sedang dikembangkan dan diharapkan dapat menghasilkan gas pertama pada Q4 2024. Gas Karamba bersifat manis (lean) dengan 95% metana, sehingga memerlukan fasilitas produksi sederhana untuk memenuhi spesifikasi gas penjualan.
BACA JUGA:
Fasilitas pemrosesan pusat akan dibangun di dekat landasan sumur. Pipa gas akan dibangun untuk menyalurkan gas ke pembeli ke Kawasan Industri dan Kilang terdekat di Balikpapan.
Tidak banyak yang diketahui, siapa pemilik perusahaan ini. Dalam pertemuan dengan Pj Bupati PPU, Makmur Marbun, Selasa (21/5/2024) terlihat mantan Menteri Riset dan Teknologi/Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional, Bambang PS Brodjonegoro.
Informasi lain menyebut tokoh migas Parulian Hutasoit sebagai pemilik perusahaan. Di laman LinkedId, Parulian Hutasoit menyematkan keterangan sebagai pemilik PT Indosino Oil & Gas sejak April 2023. Ia sebelumnya menjabat sebagai Vice Presiden Business & Finance TIS Petroleum E&P PTE LTD, Singapura. ***