Bisnis

Program Agrosolution Ciptakan Ekosistem Pertanian Yang Inklusif dan Kondusif

  • IBUKOTAKINI.COM—Keberhasilan petani dalam mengelola lahan pertaniannya, selain dari produktivitas yang tinggi, juga penjualan yang optimal. Bukan merupakan pros
Bisnis
Ferry Cahyanti

Ferry Cahyanti

Author

IBUKOTAKINI.COM—Keberhasilan petani dalam mengelola lahan pertaniannya, selain dari produktivitas yang tinggi, juga penjualan yang optimal. Bukan merupakan proses yang mudah karena prosesnya berkaitan dari hulu ke hilir serta memerlukan dukungan permodalan hingga akses pasar.

Data Sensus Tani yang dilakukan Badan Pusat Statistik pada 2013 menunjukkan bahwa jumlah rumah tangga usaha pertanian yang mendominasi di Indonesia sebagian besar hanya menguasai lahan kurang dari 0,5 Hektare. Karena pelaksanaan Sensus Tani dilakukan setiap 10 tahun sekali yang berarti baru ada pada 2023, kondisi ini diprediksikan tidak berbeda jauh. Padahal, penelitian dari Universitas Trunojoyo Madura pada 2018 menyebutkan bahwa luas minimum lahan yang harus diusahakan petani untuk dapat memenuhi kebutuhannya adalah seluas 1 Hektare.

Melihat kondisi tersebut, Pupuk Kaltim sebagai bagian dari Pupuk Indonesia mengembangkan inovasi program Agrosolution guna memberikan solusi bagi petani. Program ini menggandeng para pemangku kepentingan dari hulu ke hilir sehingga peluang pengembangan sektor pertanian untuk mendukung terwujudnya ketahanan pangan nasional.

Project Manager Agrosolution Pupuk Kaltim Adrian RD Putra mengatakan bahwa petani mendapatkan pendampingan intensif tentang budidaya pertanian berkelanjutan serta melibatkan rantai pasok dan didukung teknologi. “Program ini dilakukan dengan berbasiskan triple bottom-line atau 3P (people, planet, profit) yang mencakup enam langkah penting implementasi Agrosolution," katanya.

Adrian mengatakan langkah pertama adalah pengelolaan tanah dan tanaman yang produktif dengan memperhatikan kelestarian lingkungan hidup. Artinya, petani dilatih untuk mengolah tanah agar kondisi fisik, kimia maupun biologi tanah mampu mendukung berkembangnya tanaman. “Tentunya di sini ada proses pemupukan yang berimbang agar unsur hara tanah dapat terpenuhi,” jelasnya.

Selanjutnya, adalah pendampingan yang intensif kepada petani. Pendampingan dilakukan melalui kelompok tani agar lebih efektif dan efisien. Adanya kelompok tani secara tidak langsung akan menambah luasan lahan garapan sehingga petani menjadi lebih berdaya.

Langkah ketiga adalah pemanfaatan teknologi untuk meningkatkan produktivitas pertanian. Untuk lahan perkebunan misalnya, Pupuk Kaltim telah mengembangkan PreciPalm atau Precision Agriculture Platform for Oil Palm. Precipalm dapat menyediakan informasi mengenai kondisi nutrisi unsur makro lahan kelapa sawit secara cepat dan presisi dalam bentuk peta digital lahan, yang diolah dari citra satelit dan model matematis. Untuk lahan pertanian, ada juga i-Farm, yaitu aplikasi yang dikembangkan Pupuk Kaltim guna memantau aktivitas dan kemajuan para petani binaan di wilayah distribusi.

Setelah itu, ada akses permodalan serta perlindungan risiko bagi petani agar hasil pertaniannya mampu memberikan dampak maksimal. Karena itu, kerja sama dengan pihak perbankan maupun asuransi pertanian juga dilakukan agar petani tidak bergantung kepada lintah darat yang bunga pinjamannya memberatkan.

Selanjutnya adalah pengembangan sosial masyarakat petani dan bisnis inklusif untuk menjaga agar pekerjaan sebagai petani juga menarik untuk dijalankan. “Program ini juga langkah aktif Pupuk Kaltim mengajak generasi muda kembali bertani dan melirik pertanian sebagai sektor potensial,” kata Adrian.

Langkah terakhir, yang paling penting, adalah membuat ekosistem bisnis yang saling menguntungkan dalam bentuk kemitraan pertanian pasar. Tujuannya, akses pangan menjadi lebih mudah, terjangkau dan mencukupi.“Enam poin tersebut menjadi siklus berkelanjutan yang tidak hanya menguntungkan petani, tetapu juga seluruh pihak yang menjadi bagian dari rantai pasok,” katanya.

Sejauh ini program Agrosolution telah dilaksanakan Pupuk Kaltim di berbagai daerah tanggung jawab perusahaan pada beragam komoditi, meliputi Kalimantan, Sulawesi, Jawa Tengah, Jawa Timur, NTB, NTT dan Papua Barat. Dari total target 60.000 hektare di tahun 2022, Pupuk Kaltim telah merealisasikan lebih dari 47.000 hektare dengan akuisisi petani diatas 23.000 orang dari target 25.000 petani. 

Dirinya pun mendorong para petani yang belum tergabung dapat turut mengambil peran pada program Agrosolution, mengingat sektor pertanian memiliki potensi untuk dikembangkan dalam menopang ketahanan pangan nasional, sekaligus menjadi peluang bisnis bagi para petani. Hal ini melihat keberhasilan program di berbagai daerah, hingga mampu meningkatkan produktivitas dan berdampak langsung terhadap kesejahteraan petani.

"Melalui optimalisasi tata kelola pertanian pada program Agrosolution, kesejahteraan petani pun dapat kita tingkatkan. Sebab program ini tak hanya ditujukan untuk meningkatkan produktivitas hasil pertanian, tapi juga kepastian pembelian hasil panen secara berkala," pungkas Adrian.

Direktur Utama Pupuk Kaltim Rahmad Pribadi menambahkan, selain meningkatkan produktivitas pertanian, program Agrosolution juga dapat mendorong petani agar lebih mandiri.

"Di sini petani diajak menggunakan pupuk nonsubsidi sehingga mereka tidak bergantung pada pupuk bersubsidi dari pemerintah yang jumlahnya juga semakin berkurang. Memang ada selisih biaya dibanding pupuk subsidi, namun jika dihitung petani lebih untung karena produktivitasnya meningkat," kata Rahmad.