Prospek Saham Indo Tambang Raya di Tengah Kenaikan Produksi
- PT Indo Tambangraya Megah Tbk (ITMG) mencatat produksi batu bara sebanyak 16,9 juta ton pada tahun 2023, menunjukkan kenaikan sebesar 1,8% (yoy), sementara volu
Bisnis
IBUKOTAKINI.COM, JAKARTA—PT Indo Tambangraya Megah Tbk (ITMG) mencatat produksi batu bara sebanyak 16,9 juta ton pada tahun 2023, menunjukkan kenaikan sebesar 1,8% (yoy), sementara volume penjualannya meningkat 10,6% (yoy) menjadi 20,9 juta ton.
Lantas bagaimana prospek dan target saham emiten pertambangan batu bara tersebut? Analis Mirae Asset Sekuritas Indonesia, Rizkia Darmawan mengatakan dalam risetnya bahwa pencapaian emiten bersandikan ITMG sesuai dengan perkiraan pihaknya.
“Pendapatan ITMG sesuai dengan perkiraan kami, tetapi di bawah konsensus sebesar US$ 2,37 miliar (-34,7% yoy), dengan penurunan harga jual rata-rata (average selling price/ASP) sebesar 42,9% menjadi US$ 113 per ton,” jelasnya dalam risetnya pada Jumat, 23 Februari 2024.
Merujuk laporan keuangan tahun buku 2023 yang baru saja dirilisi biaya pendapatan ITMG menurun sebesar 6,3% (yoy) dan opex turun 35,2% (yoy), mengakibatkan penurunan biaya tunai sebesar 12,2%.
Di samping itu, margin tunai perusahaan sepanjang tahun 2023 adalah US$ 31 per ton. EBITDA mencapai US$ 650,5 juta, mengalami penurunan sebesar 63% (yoy). “Laba bersih ITMG sebesar US$ 500 juta atau turun 58,3% (yoy). Itu sesuai dengan perkiraan kami, tapi di bawah konsensus,” imbuhnya.
Mengacu data-data tersebut, perusahaan efek yang identik dengan warna oranye ini menetapkan target harga baru untuk saham ITMG sebesar Rp25.500. “Target harga ini mencerminkan P/E target 2024 sebesar 5,7 kali atau P/E standar deviasi (SD) -0,25 dengan rata-rata 5 tahun,” bebernya.
Berdasarkan data IDX Mobile, pada perdagangan Jumat, 23 Februari 2024, pukul 14:29 WIB, saham ITMG berada di level Rp25.925 per saham. Angka tersebut turun tipis 0,67% dari harga pembukaanya senilai Rp26.075 per saham.
Dari sisi variasi harga, saham ITMG bergerak di kisaran Rp25.750 hingga Rp26.200 per saham. Tercatat volume saham ini telah ditransasikan sebanyak 1,07 juta lembar saham dan kapitalisasi pasar mencapai angka Rp29,30 triliun.
Baru-baru ini ITMG melalui anak usahanya, PT ITM Bhineka Power (IBP), menambah porsi kepemilikan saham pada perusahaan energi baru terbarukan (EBT) berbasis tenaga surya, PT Cahaya Power Indonesia (CPI) menjadi 79,5% dari sebelumnya 60%.
Peningkatan porsi saham tersebut dilakukan pada sepanjang tahun ini dengan total nilai Rp 573,68 miliar. Pertama, IBP meningkatkan kepemilikannya di CPI dengan menerbitkan sebanyak 338.990 saham baru senilai Rp 338,99 miliar atau setara Rp 1.000.000 per saham.
Dari 338.900 saham, IBP menebus 237.293 saham senilai Rp 237 miliar, sedangkan 101.697 saham sisanya atau senilai Rp 101 miliar diserap Banpu Next Co Ltd selaku entitas pengendali perseroan.
Modal IBP atas CPI pun bertambah dari semula Rp 193,69 miliar menjadi total Rp 532 miliar. Kendati modal yang ditempatkan dan disetor meningkat, tapi hal tersebut tidak mengubah persentase kepemilikan IBP terhadap CPI.
Kepemilikan IBP di CPI tetap sebanyak 372.881 saham atau senilai Rp 372,88 miliar yang mewakili 70%. Sementara Banpu Next Co Ltd juga memiliki sebanyak 159.806 saham atau senilai Rp 159 miliar yang mencerminkan kepemilikan 30% atas CPI.
Selanjutnya, porsi kepemilikan IBP terhadap CPI meningkat dari 70% menjadi 79,5% ketika PT Global Multi Indonesia (GMI) resmi mengalihkan sahamnya yang senilai Rp 5,59 miliar di CPI kepada IBP. Artinya, jika menjumlahkan antara modal yang ditingkatkan IBP senilai total Rp 532 miliar dan pengalihan saham (GMI) senilai Rp 5 miliar, maka kepemilikan IBP atas CPI naik menjadi Rp 573,68 miliar.
“Dengan demikian, kepemilikan efektif ITMG di CPI berubah menjadi 55,65% dari sebelumnya 42,0%,” jelas manajemen ITMG dalam laporannya.