Ilustrasi potret kemiskinan nelayan di Indonesia.
Ekbis

Ramai di Sosmed, Kemiskinan Struktural di Indonesia Diciptakan Pemerintah

  • Pajak, pungli, jukir liar, diskriminasi soal usia pencari kerja dan akses pendidikan menjadi isu utama penyebab kemiskinan struktural.
Ekbis
Hadi Zairin

Hadi Zairin

Author

IBUKOTAKINI.COM - Jagat dunia maya sedang heboh soal unggahan kemiskinan struktural di Indonesia. Warganet beranggapan, kemiskinan di Indonesia terjadi akibat kesalahan pengelolaan negara. Alias, sengaja diciptakan oleh negara. 

Topik ini awalnya diunggah oleh pemilik akun X @investorgabut pada 20 September 2024.  Pemilik akun yang menyematkan nama Bang Teguh mengaku awalnya tak percaya kemiskinan struktural. 

“Tapi setelah lihat temen sendiri usahanya bangkrut karena parkir+ormas, terus mau kerja lagi kepentok umur, akhirnya ngojol. Tapi itupun digencet sama aplikasinya. Jadi dengan ini gue minta maaf ya guys. Kalian gak males, kalian cuma tinggal di negara yang salah,” tulis Bang Teguh dengan ejaan yang sudah disesuaikan.   

Unggahan itupun ramai mendapat tanggapan warganet lainnya. 

“Kemiskinan struktural itu memang nyata adanya—temboknya ada di mana-mana, dari pungutan liar sampai diskriminasi usia kerja. Bukan soal malas, tapi sistemnya yang nggak kasih ruang buat berkembang. Kita memang dituntut harus kreatif maksimal, meski berat dan sulit,” tulis @ltmoerdani.

BACA JUGA: 

@RumahGudeg menimpali, “Parkir, ormas, pajak, restribusi lingkungan kalau sewa, listrik, air, dan tempat gerobak masih masuk akal. Pernah ngobrol tukang cilor, somay yang mangkal.”

“Loh kok baru tahu. Di sini mau usaha harus lewatin beberapa pungli pintu. Belum iuran bulanan atas dasar Karang Taruna, RT, RW masih tambah THR lah, 17-an lah. Bangunpun perizinan beberapa lapis da pajak. Di lapangan pungli uang keamanan, ngecor polisi/ormas juga minta. Belum apa-apa sudah kolaps duluan,” tulis @yuja***.

Sementara  @oxydoom mengaku  percaya kemiskinan struktural ketika diedukasi bagaimana sulitnya kalangan bawah menembus barrier bisa masuk ke menengah. 

“Sekarang menyaksikan sendiri yang menengah jatuh ke bawah karena lapangan kerja hilang dan kemampuan beli masyarakat jeblok.”

BACA JUGA:

Rommy Suridno melalui akun @seven-tin*** berpendapat kemiskinan struktural diciptakan sinergi dengan ketimpangan pendidikan. 

“Nggak jauh beda zaman kolonial. Penjajah tidak ingin rakyat pintar agar kuasa tidak terjengkang dan caruk maruk memperkaya kroni dan keluarga diri sendiri. Tidak peduli dengan pengadilan.”

Siti Rohmah melalui akun @Pisanggoreng*** sepakat dengan kemiskinan struktural. 

“Pak tani gak ada yang malas lho. Pagi-pagi buta sudah berangkat ke sawah atau ladang. Tapi hidup mereka belum sejahtera. Nelayan gak ada yang malas, hidup mereka juga belum sejahtera. Yang kaya makin dipermudah, yang miskin makin terjepit. Pendidikan makin mahal."   

BACA JUGA:

Tak sedikit pengguna sosial media yang menyarankan generasi muda belajar bahasa asing untuk pindah dan bekerja di luar negeri. 

“Guys, saranku selagi kalian masih berambisi untuk kerja dan mampu, plis banget cita-citakan pindah negara mulai sekarang. Apalagi yang masih muda-muda. Sayang potensi kalian kalo cuma mandek di Indo, sedangkan di LN masih banyak kerjaan receh yang lebih dihargai. Atau minimal cari remote job LN,” kata  @siddhapra***

Akun @miawpa*** menulis, “Kemarin barusan lewat di TikTok mas-mas lulusan SMA, ortunya miskin dan udah bertahuntahun gak dapat kerja akhirnya pergi ke Australia. Dan sekarang bisa beli rumah di sana sampai bisa ngebawa ortunya hidup di sana juga.”

Sedangkan @sebuahkara*** menyebut pindah negara bukan soal nasionalisme. 

BACA JUGA:

"Ada yang bilang "ah dasar ga nasionalis, pindah negara mulu, dasar penghianat bangsa". Sekarang gue tanya, gimana kondisi ekonomi lo? kalau cari kerja gimana? Mudah apa dipersulit? Sekarang ini pikir realistis dulu nasib lo ke depan tinggal di negara ini masih ketolong gak?"

Unggahan Bang Teguh telah dilihat 1,8 juta kali dan mendapat respons lebih dari seribu pengguna X. Namun isu soal kemiskinan struktural juga telah menyebar ke platform lain. 

Apa itu Kemiskinan Struktural?

Tokoh pendidikan Selo Soemardjan dalam salah satu bukunya menyebut kemiskinan struktural merupakan kemiskinan yang dialami karena struktur sosial masyarakat yang tidak dapat ikut menggunakan sumber pendapatan yang sebenarnya tersedia untuk mereka. 

Hal ini terjadi karena masyarakat tidak memiliki akses atau peluang untuk mengkreasikan kekayaan, karena salah satunya akibat tidak adanya akses pendidikan. Akibatnya, masyarakat miskin cenderung mewariskan kemiskinan baru kepada keturunannya. ***