Kilang Raksasa yang Hidupkan Ribuan Mimpi Warga Kota Minyak
Balikpapan

RDMP Balikpapan Hidupkan Mimpi Warga Kota Minyak

  • Buka Harapan Baru untuk Warga Lokal
Balikpapan
Ferry Cahyanti

Ferry Cahyanti

Author

IBUKOTAKINI.COM - Pagi itu, di kawasan Jalan Yos Sudarso terasa sedikit lebih ramai dari biasanya. Di tepi jalan utama menuju area proyek Refinery Development Master Plan (RDMP) Balikpapan, sejumlah pekerja memarkirkan kendaraannya. Pekerja itu, berseragam proyek.

Bagi sebagian warga Balikpapan, kilang minyak bukan hal baru. Namun, sejak proyek RDMP digulirkan tahun 2023 lalu dan kini hampir rampung, denyut ekonomi di kota ini terasa semakin kuat. Proyek strategis nasional yang digarap PT Kilang Pertamina Balikpapan (KPB) itu bukan hanya tentang modernisasi kilang minyak, tetapi juga tentang perubahan sosial dan ekonomi yang nyata bagi masyarakat sekitar.

Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Kota Balikpapan, Hasbullah Helmi, mengungkapkan bahwa RDMP menjadi katalis penting dalam menumbuhkan ekonomi lokal. Kilang Balikpapan kini bukan hanya yang terbesar di Indonesia, tetapi juga penyuplai utama bahan bakar untuk wilayah Indonesia Timur, termasuk hingga Nusa Tenggara Timur.

“Dampaknya bukan hanya nasional, tapi juga sangat terasa di tingkat lokal,” ungkap Helmi saat dijumpai Senin, 27 Oktober 2025.

Seiring dengan berjalannya proyek RDMP. Ribuan tenaga kerja terserap, mulai dari pekerja konstruksi, teknisi, hingga tenaga pendukung seperti katering, laundry, hingga transportasi.

“Memang tidak semua tenaga kerja berasal dari Balikpapan karena ada keahlian tertentu yang belum bisa dipenuhi lokal. Tapi proyek ini tetap membuka banyak lapangan kerja baru bagi warga,” lanjutnya.

Menurut Helmi, efek berganda (multiplier effect) dari proyek RDMP sangat luas. Pelaku usaha lokal mendapat peluang baru untuk berkembang. Dari penyedia makanan hingga jasa transportasi, hampir semua sektor merasakan dampaknya.

“Berapa banyak katering lokal yang menyuplai makanan untuk pekerja RDMP. Belum lagi jasa penginapan, laundry, dan sewa kendaraan. Semua bergerak,” kata Helmi.

Pekerja konstruksi RDMP Balikpapan

UMKM Ikut Tumbuh Bersama Serikat Pekerja

Dampak RDMP juga dirasakan oleh para pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) yang kini menjadi bagian dari ekosistem proyek tersebut. 

Kepala Dinas Koperasi, UMKM, dan Perindustrian (DKUMKMP) Kota Balikpapan, Heruressandy Setya Kusuma, mengatakan, UMKM yang berdiri di sekitar area proyek bahkan berkolaborasi langsung dengan serikat pekerja RDMP.

“Banyak istri pekerja diberdayakan untuk membuka warung atau lapak makan. Semua tergabung dalam forum UMKM Serikat Pekerja RDMP,” ungkapnya.

Menurut Heru, sejak tahun 2024, sebanyak 10 forum UMKM resmi bergabung menjadi binaan DKUMKMP Balikpapan. Mereka menjalankan usaha kuliner, jasa kebersihan, hingga penjualan kebutuhan harian bagi ribuan pekerja proyek.

“Omzet mereka meningkat signifikan. Ini membantu ekonomi keluarga para pekerja juga,” kata Heru.

Sebagai bentuk dukungan, DKUMKMP memberikan pendampingan berupa sertifikasi usaha, pelatihan manajemen, dan fasilitasi perizinan. Tujuannya agar para pelaku UMKM tersebut bisa naik kelas dan terus berkelanjutan meskipun proyek RDMP nanti selesai.

“Kalau proyek selesai, bukan berarti usahanya berhenti. Kami ingin mereka bisa mandiri, bahkan mungkin jadi pemasok resmi untuk industri di Balikpapan,” tambahnya.

Secara makro, RDMP Balikpapan menjadi salah satu proyek strategis nasional dengan nilai investasi raksasa. Proyek ini melibatkan tiga lingkup besar pekerjaan: Early Works, EPC ISBL–OSBL, dan EPC Lawe-Lawe.

Vice President Legal & Relation PT KPB, Asep Sulaeman, menjelaskan bahwa sebagian besar pekerjaan fisik kini telah rampung. Dari total progres, proyek telah mencapai 96,8 persen dan tengah memasuki tahap commissioning atau pengujian peralatan sebelum fase start-up.

“Seluruh pekerjaan dilakukan secara bertahap dan terintegrasi. Saat ini kami sedang bersiap menuju fase operasi di akhir 2025,” jelas Asep.

Tahap pengujian ini melibatkan pembangunan 39 unit utama, termasuk 21 unit proses baru dan 13 fasilitas utilitas pendukung. Sementara di Lawe-Lawe, jaringan pipa dan tangki raksasa berkapasitas masing-masing 1 juta barel telah siap digunakan.

Namun di balik megahnya proyek, tantangan tidak kecil. Seluruh aktivitas konstruksi dilakukan bersebelahan dengan kilang eksisting yang tetap beroperasi penuh.

“Tim harus bekerja sangat presisi agar operasi kilang lama tidak terganggu. Ini bukan hanya proyek besar dari sisi nilai, tapi juga dari sisi teknis,” tukas Asep.

Selain itu, keselamatan kerja menjadi prioritas mutlak. Semua kegiatan dijalankan dengan prinsip ‘safety first’ dan standar internasional.

“RDMP bukan hanya proyek fisik, tapi juga pembelajaran besar bagi industri migas nasional tentang bagaimana membangun dengan disiplin dan keselamatan tinggi,” tegasnya.

Dari Mega Proyek ke Kemandirian Warga

Tak hanya menggairahkan ekonomi formal, RDMP juga memunculkan gelombang wirausaha baru. Banyak warga sekitar yang memanfaatkan peluang usaha musiman mulai dari membuka warung makan, laundry, kos-kosan, hingga penyedia jasa transportasi untuk para pekerja.

Salah satunya, Rina (38 tahun), warga Kelurahan Baru Ilir. Ia dulunya hanya ibu rumah tangga. Kini, bersama sang suami, membuka laundry.

“Awalnya hanya untuk orang sekitar. Tapi sekarang juga pelanggan dari pekerja proyek,” tukas Rina.

Di tengah geliat ekonomi lokal, proyek RDMP juga menjadi simbol kemandirian energi nasional. Kilang Balikpapan yang diperluas ini nantinya akan meningkatkan kapasitas produksi bahan bakar Pertamina hingga 360 ribu barel per hari, sekaligus mengurangi impor BBM.

“RDMP ini efeknya panjang. Setelah proyek selesai, yang tertinggal bukan hanya kilang modern, tapi juga masyarakat yang lebih kuat dan mandiri,” tutup Helmi. ***