Kepala Dinas Perindustrian Perdagangan Koperasi dan UKM Kaltim Fuad Assadin
Kabar Ibu Kota

Rendahnya Kesadaran Berkoperasi Jadi Tantangan

  • Pengembangan Koperasi Perlu Digencarkan

Kabar Ibu Kota
Ferry Cahyanti

Ferry Cahyanti

Author

IBUKOTAKINI.COM – Pengembangan koperasi kedepan masih akan mengalami kendala dan tantangan. Beberapa kendala yang dihadapi yaitu kurang primanya pelayanan kepada anggota.

Hal itu diungkapkan Kepala Dinas Perindustrian Perdagangan Koperasi (Disperindagkop) dan Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) Kaltim Fuad Assadin, Selasa (14/7/2020). Kontribusi sektor  Koperasi,  Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) terhadap produk domestik regional  bruto (PDRB) Kaltim hanya sekitar  4,5 persen pada 2019.  

Menurut Fuad Assadin, kendala yang akan dihadapi juga masih rendahnya transparansi dan akuntabilitas para pengelola koperasi. Dan masih rendahnya kesadaran berkoperas dari para anggotanya.

“Masih rendahnya juga terjadi stagnasi kompetensi kepengurusan atau pengelola koperasi. Manajemen koperasi belum mengarah pada orientasi strategi. Dan terbatasnya permodalan,” ucapnya.

Sedangkan beberapa tantangan yang dihadapi lanjut Fuad  yaitu, terjadinya kompetisi pelayanan dan promosi pemasaran produk dan sasaran konsumen koperasi. Belum berkembangnya strategi dan perekrutan anggota dalam menyikapi perubahan bisnis. Serta image koperasi sebagai kelompok ekonomi kelas dua.

Perkembangan koperasi di Indonesia masih berupa dorongan dari atas (top down), bukan berasal dari kesadaran anggota sepenuhnya (bottom up). Pemerintah seringkali juga terlalu memanjakan koperasi. Hal ini juga menjadi alasan kuat mengapa koperasi Indonesia sulit maju.

"Namun dengan kemampuan wirausaha dan semangat pengurus koparesi dan semua anggota, serta sinergitas stakeholders berbagai kendala dan tantangan tersebut harus diatasi dengan program-program jangka pendek, menengah dan jangka panjang," ujar Faud Assadin.

Ditambahkan, total koperasi di Kaltim  sebanyak 5.472 unit koperasi. Kondisi akhir Oktober 2019 yang aktif sebanyak 2.781 unit atau 50,82 persen dan dilaporkan yang melakukan Rapat Anggota Tahunan (RAT) sebanyak kurang lebih 598 koperasi.

"Sedangkan sisanya yang belum aktif sebanyak 2.691 unit, sedang dilakukan rehabilitasi dan dorongan penyehatan. Perkembangan koperasi di Kaltim  akhir-akhir ini mengalami peningkatan bila diukur dari perkembangan aset dan volume usaha," ungkap Fuad.

Ditambahkan dari 5.472 unit koperasi di Kaltim,  sebagian besar jenis koperasi  kelas mikro sebanyak 5.430 unit atau sebesar persen 99,23 persen dengan aset di bawah Rp50 juta dan volume usahanya di bawah Rp300 juta. Sementara jenis  koperasi kecil hanya sebanyak  23 unit atau 0,42 persen, dengan aset dan volume usaha masing-masing lebih besar dari Rp50 juta dan lebih dari Rp 300 juta.

"Sementara untuk koperasi menengah hanya 16 unit atau 0,29 persen. Lebih besar dari Rp 500 juta dan Rp 2,5 miliar ke atas.  Dan koperasi besar 3 unit atau 0,05 persen dengan aset dan volume masing-masing lebih besar dari Rp10 miliar, dan Rp 50 miliar," tandas Fuad Assadin.