
Risiko Tenggelam Meningkat, BPBD Imbau Waspada Cuaca Ekstrem
- Masyarakat diimbau tidak membiarkan anak-anak bermain di kubangan, saluran, pantai, maupun sungai tanpa pengawasan orang dewasa
Balikpapan
IBUKOTAKINI.COM - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Balikpapan meminta masyarakat meningkatkan kewaspadaan seiring memburuknya kondisi hidrometeorologi di wilayah kota.
Perubahan cuaca yang cepat, angin kencang, serta hujan intens disebut meningkatkan potensi kecelakaan di perairan dan area berair yang tidak terkelola.
Kepala BPBD Balikpapan, Usman Ali, mengatakan, situasi cuaca dua bulan terakhir menjadi salah satu pemicu tingginya insiden warga terseret arus maupun tenggelam, terutama pada titik-titik kubangan dan saluran alam yang kerap terlihat aman tetapi berbahaya.
“Hidrometeorologi kita sekarang kurang baik. Angin kencang, hujan tiba-tiba. Kami minta warga, terutama orang tua, lebih ketat mengawasi anak-anaknya,” ungkap Usman, saat dijumpai pada Rabu 19 November 2025.
BPBD telah memasang rambu dan papan peringatan di beberapa titik rawan yang dipetakan bidang terkait.
“Ada sekitar enam lokasi yang sudah kami pasangi rambu bahaya. Tahun ini kami perkuat lagi beberapa titik,” jelasnya.
BACA JUGA:
https://ibukotakini.com/read/tingkatkan-keselamatan-jalan-pemkot-balikpapan-tambah-rambu-dan-marka
Namun tidak semua lokasi bisa ditangani cepat. Seperti kubangan di Kilometer 8 yang menelan korban anak-anak, BPBD masih menunggu kejelasan status kepemilikan lahan.
Meski begitu, Usman membenarkan adanya tanda larangan lama yang sebelumnya telah terpasang.
“Itu sudah seperti saluran alam yang terbentuk bertahun-tahun. Airnya dari arah Kilometer 8 melewati Grand City lalu keluar ke saluran perumahan sosial,” terangnya.
Ia menambahkan, data yang dihimpun BPBD menunjukkan meningkatnya kasus tenggelam dalam dua bulan terakhir.
Peristiwa dimulai 14 Oktober, saat Pardi Wijaya tewas diterkam buaya di Sungai Kariangau. Kemudian 17 Oktober, remaja 14 tahun M. Rasyid Al Fauzi hilang di Pantai Melawai.
Masih di akhir Oktober, seorang pria dewasa ditemukan meninggal di kawasan bebatuan Benua Patra setelah dilaporkan hilang saat berenang.
BACA JUGA:
https://ibukotakini.com/read/bakesbangpol-balikpapan-siapkan-forum-demokrasi-warga
Memasuki November, musibah kembali terjadi pada 10 November saat Khairul Anam (17) terseret arus di Pantai Kemala. Jenazahnya ditemukan empat hari kemudian di perairan Samboja.
Dan puncaknya dj 17 November, ketika enam anak—Zairah (5), Tika (8), Paiz (9), Ica (11), Fais (11), dan Kila (12)—tenggelam di kubangan bekas galian dekat Grand City.
“Selama dua bulan ini saja, ada tujuh anak, dua dewasa dan satu korban karena buaya. Sebagian besar anak-anak bermain tanpa pengawasan,” ungkap Usman.
Untuk itu, Usman mengingatkan masyarakat agar tidak membiarkan anak-anak bermain di kubangan, saluran, pantai, maupun sungai tanpa pengawasan orang dewasa.
“Kondisi arus dan angin tidak bisa diprediksi. Sedikit lengah saja bisa fatal,” katanya.
BPBD juga meminta warga segera melapor jika menemukan titik rawan baru, saluran membesar, atau kubangan yang mulai dipadati aktivitas masyarakat.
“Kami siap turun memeriksa. Yang penting keselamatan warga lebih dulu,” tutupnya. ***
