
Saham EMAS Salip MDKA, Kapitalisasi Capai Rp60,5 Triliun
- Market Brief: Saham EMAS Lampaui MDKA, Apa Artinya Buat Investor?
Ekbis
IBUKOTAKINI.COM - Fenomena “anak salip bapak” terjadi di Bursa Efek Indonesia. Emiten tambang emas pendatang baru, PT Merdeka Gold Resources Tbk (EMAS), berhasil mencatat kapitalisasi pasar (market cap) lebih besar dari induknya, PT Merdeka Copper Gold Tbk (MDKA).
Pada perdagangan sesi I, Rabu (24/9), saham EMAS naik 3,89% ke level Rp3.740. Kenaikan ini membuat market cap EMAS menembus Rp60,5 triliun, melampaui MDKA yang hanya Rp57 triliun. Sejak IPO kemarin, harga saham EMAS sudah melesat 29,8%.
Saat resmi melantai, Selasa (23/9), saham EMAS langsung menguat 25% ke Rp3.600 dan terkunci di Auto Rejection Atas (ARA). Minat investor memang tinggi sejak penawaran umum perdana (IPO) yang oversubscribed 4,62 kali.
Dengan kapitalisasi pasar Rp60,5 triliun, EMAS kini masuk jajaran “klub elite” bursa. Posisi EMAS bahkan menyalip Indosat (Rp59,3 triliun), Adaro Andalan Indonesia (Rp58,9 triliun), dan Bumi Resources (Rp54,5 triliun). Namun, masih di bawah Aneka Tambang (Rp84,8 triliun) dan Bumi Resources Minerals (Rp98,5 triliun).
BACA JUGA:
Pelita Air Masuk Radar Merger, Ini Jejak Panjangnya - ibukotakini.com
Vice President Infovesta Utama, Wawan Hendrayana, menilai prospek EMAS cukup cerah dengan dukungan sentimen harga emas global. Ia memprediksi saham EMAS bisa menembus Rp4.000. Namun ia mengingatkan, mayoritas dana IPO dipakai membayar utang kepada induk usaha.
Ekky Topan, analis Infovesta Kapital Advisori, menambahkan reli EMAS bisa berlanjut dalam 1-3 hari perdagangan. Potensi harga ada di kisaran Rp5.000–Rp6.000, tetapi sangat bergantung pada partisipasi market maker.
Fenomena EMAS menjadi contoh klasik saham IPO yang lebih banyak digerakkan sentimen ketimbang fundamental. Proyek Emas Pani jadi “jualan utama” yang memikat pasar.
Namun, investor disarankan tetap berhati-hati. Momentum reli jangka pendek memang menggiurkan, tapi tantangan menjaga kinerja jangka panjang dan penggunaan dana IPO perlu dicermati. ***
