
Samarinda Bangun Ruang Publik Berketahanan Iklim Tanpa APBD
- Proyek perdana di Kalimantan dan dikerjakan oleh Center for Climate and Urban Resilience (CeCUR) Universitas 17 Agustus Surabaya dengan anggaran dana hibah USD 800 ribu.
Samarinda
SAMARINDA - Pemerintah kota Samarinda membangun Ruang Publik Berketahanan Iklim pertama di Kalimantan. Ruang publik itu akan dibangun di Kawasan Pasar Segiri yang disiapkan dengan konsep modern bernama Samarinda Embracing The Sun.
Pembangunan kawasan ini diklaim tanpa menggunakan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah atau APBD Samarinda.
Wali Kota Samarinda, Andi Harun, menyebut pembangunan ini merupakan proyek perdana di Kalimantan dan dikerjakan oleh Center for Climate and Urban Resilience (CeCUR) Universitas 17 Agustus Surabaya sebagai pelaksana teknis.
Dana pembangunannya berasal dari hibah senilai 800 ribu US dollar, bukan dari APBD.
"Ini merupakan bukti keseriusan Pemkot Samarinda dalam memanfaatkan jaringan global," ujar Andi Harun, Kamis, 2 Mei 2024.
Sebagai projek perdana di Kalimantan yang diawali di kota Samarinda, nantinya kegiatan pembangunan ini akan berfokus pada ketahanan iklim.
BACA JUGA:
Andi Harun mengatakan pembangunan ruang publik berketahanan iklim merupakan impian yang telah dikejar sejak tahun 2021. Setelah melalui proses panjang, kini pembangunan dipastikan berjalan dan dapat rampung di tahun ini.
"Proyek ini ini murni dibiayai oleh mitra, bantuan dana kurang lebih 800 ribu US dollar. Tidak ada campur tangan dari APBD. Ini perjuangan kita dan bukti bahwa pemkot sangat serius memanfaatkan jaringan global," ucap Andi Harun meyakinkan.
Ia menyebutkan ibukota Kaltim ini perlu menyesuaikan kondisi cuaca dalam aspek pembangunan infrastruktur. Sebab lanjutnya, dalam proyek yang digarap CeCUR juga menerapkan metode partisipatif dengan merangkul aspirasi warga sekitar seperti para pedagang Pasar Segiri, hingga melibatkan konsultan lokal.
“Kita juga harus membangun dengan model pembangunan yang tidak hanya sekadar mementingkan aspek infrastrukturnya saja, tapi juga harus di desain dengan pembangunan manusianya.”
BACA JUGA:
"Ke depannya juga bisa menjadi model pemerintahan yang tidak selalu bertumpu pada APBD, tapi juga bisa dengan cara membangun jaringan dengan kemitraan baik di dalam maupun di luar negeri," kata Wali Kota dalam pernyataan resmi.
Ia mengatakan target penyelesaian proyek senilai Rp 5 miliar ini hingga September mendatang. “Kira-kira di bulan Agustus atau September dapat selesai, atau setidak-tidaknya dapat digunakan di tahun ini," pungkasnya Andi Harun.
Proses Partisipatif
Pembangunan Samarinda Embracing The Sun dilakukan dengan melibatkan masyarakat sekitar, termasuk para pedagang Pasar Segiri. Hal ini dilakukan untuk memastikan bahwa ruang publik ini memenuhi kebutuhan dan aspirasi masyarakat.
"Kita juga harus membangun dengan model pembangunan yang tidak hanya sekadar mementingkan aspek infrastrukturnya saja, tapi juga harus di desain dengan pembangunan manusianya," jelas Andi Harun.
BACA JUGA:
Pembangunan Samarinda Embracing The Sun ditargetkan selesai pada bulan September 2024. Dengan selesainya pembangunan ini, diharapkan ruang publik ini dapat menjadi tempat yang nyaman dan aman bagi masyarakat untuk bersantai, berolahraga, dan bersosialisasi.
Ruang Publik Ramah Lingkungan
Executive Director CeCUR Retno Hastijanti menerangkan Samarinda Embracing The Sun bukan sekadar pemenuhan RTH biasa bagi Kota Samarinda, namun akan dirancang khusus untuk meningkatkan ketahanan iklim bagi masyarakat.
Sebab itu, Retno menjelaskan bahwa selama ini CeCUR lebih dulu membangun dialog dengan melibatkan masyarakat sekitar untuk meningkatkan kesadaran terkait perubahan iklim dan pentingnya RTH. Hal inilah yang menjadi salah satu faktor tertundanya pembangunan ini.
BACA JUGA:
"Memang dari tahun 2021 sudah dibicarakan dan selama ini molor karena masyarakat harus belajar dulu. Sebelum masyarakat belajar trainer nya harus belajar dulu tentang air dan sebagainya. Tapi targetnya projek ini September rampung," sebut Retno.
Berikut beberApa fakta Samarinda Embracing The Sun yang dirancang khusus untuk meningkatkan ketahanan iklim bagi masyarakat. Ruang publik ini akan dilengkapi dengan berbagai fitur ramah lingkungan, seperti:
- Taman: Taman dengan pepohonan rindang untuk menyerap panas dan polusi udara.
- Area bermain anak: Area bermain anak yang dilengkapi dengan peralatan bermain yang aman dan ramah lingkungan.
- Jalur pejalan kaki dan pesepeda: Jalur pejalan kaki dan pesepeda yang nyaman dan aman.
- Sistem drainase yang baik: Sistem drainase yang baik untuk mencegah genangan air.
Manfaat Ruang Publik Berketahanan Iklim
Ruang publik berketahanan iklim memiliki banyak manfaat, antara lain:
- Meningkatkan kualitas udara: Ruang publik dengan pepohonan rindang dapat membantu menyerap polusi udara dan meningkatkan kualitas udara.
- Menurunkan suhu udara: Ruang publik dengan taman dan area teduh dapat membantu menurunkan suhu udara di sekitarnya.
- Mencegah banjir: Sistem drainase yang baik di ruang publik dapat membantu mencegah banjir.
- Meningkatkan kesehatan masyarakat: Ruang publik yang nyaman dan aman dapat mendorong masyarakat untuk berolahraga dan bersosialisasi, yang dapat meningkatkan kesehatan fisik dan mental mereka.
- Meningkatkan nilai estetika kota: Ruang publik yang indah dan tertata rapi dapat meningkatkan nilai estetika kota.
Pembangunan Ruang Publik Berketahanan Iklim di Samarinda merupakan langkah yang tepat untuk menciptakan kota yang lebih hijau, sehat, dan berkelanjutan. ***