Gubernur BI Perry Warjiyo dalam Live Streaming Pembacaan Hasil Rapat Dewan Gubernur (RDG), Kamis, 19 Maret 2020
Bisnis

Sambut Peradaban Baru di G20, Gubernur BI Punya 3 Kunci

  • IBUKOTAKINI.COM  Gubernur Bank Indonesia, Perry Warjiyo menegaskan perlunya koordinasi bersama dalam momentum pemulihan ekonomi global. Terdapat tiga
Bisnis
Redaksi

Redaksi

Author

IBUKOTAKINI.COM  Gubernur Bank Indonesia, Perry Warjiyo menegaskan perlunya koordinasi bersama dalam momentum pemulihan ekonomi global. Terdapat tiga kunci untuk melangkah ke depan menyambut peradaban baru (new civilization) di dalam koordinasi kepemimpinan G20.

Pertama, dirinya mengatakan, kerja sama dalam kesehatan melalui bantuan bagi negara lain yang belum optimal dalam melakukan vaksinasi. Kedua, bersama mengatasi masalah terkini yaitu normalisasi negara maju dalam rangka pemulihan bersama.

"Dan ketiga, bersama mencapai pertumbuhan yang lebih kuat dengan mengatasi isu masa depan yang sudah dimulai yaitu produktivitas, digitalisasi dan lingkungan," ujar Perry dalam high level discussion “Policy Normalization and Global Growth Momentum" di side event Presidensi G20, yang dikutip Tren Asia Media Berjejaring Ibukotakini.com, Minggu, 20 Februari 2022.

Dalam diskusi yang berlangsung, dirinya mengemukakan pentingnya pendekatan yang tepat dalam kebijakan menghadapi normalisasi dan scarring effect  yang membayangi perekonomian. Maka, kebijakan yang ditempuh perlu mempersempit celah produktivitas (productivity gap) melalui peningkatan keterampilan tenaga kerja, mendukung perluasan aset tak berwujud dalam transformasi digital, dan memperluas akses bagi pasar yang dinamis seperti industri berbasis digital.

Diskusi juga membahas mengenai tantangan dalam mencapai stabilitas sistem keuangan global antara lain digitalisasi dan perubahan iklim. Tantangan digitalisasi yang dimaksud termasuk keuangan inklusif dan perkembangan mata uang digital. Peran penting sektor keuangan dalam mempertahankan momentum pemulihan, antara lain dalam menyerap guncangan, mendukung transisi ekonomi hijau, mengembangkan produktivitas melalui sarana baru dalam pembayaran, dan keuangan inklusif.

Lebih lanjut, intermediasi keuangan, inovasi teknologi keuangan, dan isu perubahan iklim menjadi tiga aspek utama dalam pemulihan. Krisis 2008 dan pandemi Covid-19 memberikan pelajaran untuk memperkuat ketahanan sistem keuangan. Kedua guncangan tersebut memberikan pemahaman pentingnya likuiditas pasar dalam mendukung fungsi intermediasi.

Sistem keuangan semakin berkaitan, sehingga lembaga internasional seperti Financial Stability Board (FSB) berfungsi menelaah sistem keuangan secara holistik untuk melihat kerentanan yang ada, termasuk risiko perubahan iklim. Tak ketinggalan, kita perlu mengantisipasi tantangan sektor keuangan, antara lain risiko tekait normalisasi, scarring effect, serta perilaku pengambilan risiko yang berlebihan menjadi hal yang perlu dicermati.