Sekda PPU Tohar menerima audiensi Pimpinan Pusat (PP) Nasyiatul ‘Aisyiyah (NA), Selasa (19/3/2023). PPNA berencana menggelar program pencegahan stunting di Kelurahan Pantai Lango, Kecamatan Penajam.
Advertorial

Sambut Rencana PP Nasyiatul ‘Aisyiyah Bantu Tangani Stunting

  • PENAJAM - Pimpinan Pusat (PP) Nasyiatul ‘Aisyiyah (NA) berencana menggelar pelatihan untuk kader Posyandu demi mengurangi stunting.
Advertorial
Is Wahyudi

Is Wahyudi

Author

PENAJAM, IBUKOTAKINI.COM - Persoalan stunting masih menjadi fokus utama pemerintah Indonesia untuk diselesaikan. Termasuk Pemerintah Kabupaten Penajam Paser Utara (Pemkab PPU). 

Meski angka prevalensi masih cukup tinggi, namun dari tahun ke tahun, penderita stunting di 'Serambi Nusantara' terus menurun. Sekretaris Daerah (Sekda) Penajam Paser Utara (PPU) Tohar mengatakan, penanganan stunting harus dilakukan secara bersama-sama seluruh potensi bangsa. 

Karena itu, Tohar menyabut baik  rencana Pimpinan Pusat (PP) Nasyiatul ‘Aisyiyah (NA), menggelar program penanganan stunting di PPU. Dalam pertemuan yang berlangsung Selasa (19/3/2023), PP Nasyiatul ‘Aisyiyah menyampaikan rencana program ‘Komunitas Isi Piringku’ yang akan dilaksanakan di Kelurahan Pantai Lango, Kecamatan Penajam.

“Perlu adanya pemetaan yang baik mengingat banyak faktor yang memengaruhi terjadinya stunting,” kata Tohar kepada 
Sekretaris PPNA Hanif Mu’allifah dan pengurus lainnya.  

Dia menyarankan PPNA untuk berkoordinasi dengan Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (DPMD) PPU untuk memudahkan pemetaan melalui Data Desa Presisi yang dimiliki PPU. 

BACA JUGA:

Selain itu, berkoordinasi juga dengan perangkat daerah terkait seperti Dinas Kesehatan dan Dinas Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DP3AP2KB).

“Yang paling penting sekarang supaya tidak menimbulkan stunting baru harus dimulai dari mana,” ucapnya.

Lebih lanjut Tohar menyampaikan faktor yang memengaruhi stunting juga dipengaruhi oleh nilai atau budaya yang ada di masyarakat. Hal ini juga memerlukan strategi efektif untuk meningkatkan kesadaran masyarakat. Program perihal stunting ini pun, sebutnya, harus tepat sasaran dan berkelanjutan agar mendapatkan hasil yang diharapkan.

Sekretaris PPNA Hanif Mu’allifah dalam kesempatan tersebut menyampaikan kegiatan rencana dilakukan secara berkelanjutan dan melibatkan pihak-pihak terkait. 

Kegiatan berupa pelatihan dan Training of Trainer (ToT) untuk kader Posyandu, organisasi Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (PKK), dan sebagainya.

BACA JUGA:

“Penerima manfaatnya yaitu ibu hamil, ibu dengan balita, remaja putri, dan sebagainya,” ucapnya.

Dia juga menyampaikan kegiatan rencana dilaksanakan usai Ramadan hingga akhir tahun ini. Kegiatan yang dilakukan juga bermitra dengan Danone Indonesia. Selain itu, akan dilakukan riset pula dengan hasil naskah akademik yang diharapkan dapat menjadi dasar program berikutnya. 

Berdasarkan data Pencatatan dan Pelaporan Gizi Berbasis Masyarakat (e-PPGBM), kasus stunted Kabupaten PPU pada tahun 2021 berada di angka 17,22%. Setahun kemudian, angkanya turun menjadi 5,25% pada tahun 2022 menjadi 11,97%. 

Sedangkan, berdasarkan Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) oleh Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI, pada tahun 2021 kasus stunted di PPU berada di angka 27,3% yang mengalami penurunan pada tahun 2022 sebesar 5,5% menjadi 21,8%.

Faktor-faktor yang dikatakan menjadi penyebab stunting sebesar 40% bersumber dari persoalan sanitasi, persoalan nutrisi sebesar 30%, sedangkan 20% merupakan faktor pola asuh orang tua dan kemudian faktor yang lain adalah faktor keturunan sebesar 10%.(*Adv/Diskominfo-PPU)