Ilustrasi Private Equity
Bisnis

Sektor Konsumen dan Kesehatan Dorong Investasi Private Equity di Indonesia

  • Aktivitas investasi Private Equity di Indonesia sepanjang 2024 menunjukkan minat kuat investor pada sektor konsumen dan perawatan kesehatan
Bisnis
Bunga Citra

Bunga Citra

Author

IBUKOTAKINI.COM—Aktivitas investasi Private Equity di Indonesia sepanjang 2024 menunjukkan minat kuat investor pada sektor konsumen dan perawatan kesehatan.

Hal ini tercermin dari dua transaksi bernilai miliaran dolar yang terjadi di kedua sektor tersebut—akuisisi Yupi dan Siloam International Hospitals.

Di tingkat regional, sektor Teknologi, Media dan Telekomunikasi (TMT) mendominasi lanskap PE di Asia Tenggara pada 2024 dengan kontribusi hampir 52% dari total nilai transaksi, diikuti sektor konsumen dengan kontribusi sebesar 22%.

"Investasi di Indonesia terutama didorong oleh sektor konsumen dan perawatan kesehatan, seiring investor melihat potensi konsumsi di tengah kekuatan daya beli dan tren penuaan penduduk negara ini," ungkap Deloitte.

Berdasarkan laporan "Asia Pacific Private Equity 2025 Almanac - Southeast Asia edition" yang dirilis Deloitte, Indonesia menyumbang 25% dari total nilai transaksi PE di kawasan ini, atau senilai US$2,3 miliar dari total US$9,4 miliar.

"Dengan 25% dari total nilai transaksi di kawasan ini, Indonesia menggeser Malaysia sebagai destinasi investasi PE terbesar kedua pada 2024," tulis laporan tersebut, Senin (14/4/2025).

Pertumbuhan signifikan ini terutama didorong oleh investasi di sektor konsumen dan perawatan kesehatan, seiring meningkatnya daya beli masyarakat dan tren penuaan penduduk yang membuka potensi pasar baru.

Dua transaksi besar yang mencerminkan minat investor terhadap Indonesia pada 2024 adalah akuisisi Yupi, produsen permen, oleh Affinity senilai US$1,2 miliar, serta akuisisi Rumah Sakit Internasional Siloam oleh CVC senilai US$1,1 miliar.

Secara keseluruhan, Asia Tenggara mencatatkan 69 transaksi yang didukung PE dengan total nilai mencapai US$9,4 miliar pada 2024, meningkat signifikan dibandingkan US$5,2 miliar dari 87 transaksi pada tahun sebelumnya.

Singapura tetap mendominasi sebagai destinasi investasi terbesar, menyumbang 48% dari total jumlah transaksi dan 56% dari nilai transaksi. Sementara Indonesia menempati posisi kedua dengan 17% dari total jumlah transaksi dan 24% dari nilai transaksi.

Laporan ini juga menggarisbawahi peningkatan kontribusi Asia Tenggara terhadap total nilai transaksi PE di kawasan Asia Pasifik, yang hampir dua kali lipat dalam tiga tahun terakhir—meningkat dari 3,7% pada 2022 menjadi 4,1% pada 2023, dan mencapai 6,8% pada 2024.