Selamatkan Industri Tekstil, Kemenperin Fokus pada Keberlanjutan dan Daya Saing
- Kemenperin bentuk kebijakan yang proaktif, pembinaan berkelanjutan, dan penerapan standar hijau mendorong kebangkitan sektor TPT.
Ekbis
IBUKOTAKINI.COM - Industri tekstil dan produk tekstil (TPT) nasional menghadapi tantangan besar seiring dengan tutupnya sejumlah pabrik di Jawa Barat dalam dua tahun terakhir.
Situasi ini diperparah dengan tuntutan pailit terhadap salah satu raksasa tekstil Indonesia, PT Sritex, yang berbasis di Sukoharjo, Jawa Tengah.
Melihat kondisi ini, Kementerian Perindustrian (Kemenperin) segera mengambil langkah strategis untuk menyelamatkan sektor industri yang menjadi tulang punggung ekspor nasional ini.
Salah satu langkah yang diambil adalah meningkatkan daya saing dan keberlanjutan industri TPT, terutama dalam menghadapi persoalan mendesak seperti membanjirnya produk impor ilegal.
BACA JUGA:
Mindset Investasi untuk Gen-Z: Kaya Sesaat atau Kebebasan Finansial? - ibukotakini.com
Kepala Badan Standardisasi dan Kebijakan Jasa Industri (BSKJI) Kemenperin, Andi Rizaldi, menekankan pentingnya adaptasi terhadap isu keberlanjutan sebagai kunci kebangkitan industri.
“Isu keberlanjutan menjadi peluang besar bagi industri TPT untuk berinovasi, terutama dalam menciptakan ekonomi sirkular yang mendukung tren global manufaktur ramah lingkungan,” ujar Andi dalam sebuah pernyataan di Jakarta, Sabtu (16/1½024).
Kemenperin mendorong penerapan standar mutu produk dan sistem manajemen berbasis prinsip industri hijau. Pendekatan ini mencakup pemilihan bahan baku ramah lingkungan, efisiensi energi, pengelolaan air, dan pengurangan emisi gas rumah kaca.
"Kehadiran standar industri hijau adalah komitmen nyata pemerintah untuk mendorong industri ke arah pembangunan berkelanjutan," jelas Andi.
BACA JUGA:
Dinilai Gencet UMKM, Muhammadiyah Kritik PPN 12 Persen - ibukotakini.com
Pembinaan yang dilakukan oleh Kemenperin juga menyentuh aspek manajemen perusahaan. Hal ini meliputi perencanaan strategis, tanggung jawab sosial, kebijakan ketenagakerjaan, dan pengelolaan limbah.
Pendekatan holistik ini diharapkan mampu menjadikan industri TPT nasional lebih kompetitif di pasar domestik dan internasional.
Membanjirnya produk tekstil impor ilegal telah memberikan tekanan besar bagi pelaku usaha lokal. Namun, Kemenperin percaya bahwa melalui inovasi desain dan peningkatan spesifikasi produk, industri TPT Indonesia mampu bersaing.
Selain itu, penerapan ekonomi sirkular diyakini dapat mengurangi ketergantungan pada sumber daya baru dan meningkatkan efisiensi operasional.
Langkah-langkah ini menjadi upaya konkret pemerintah untuk mengembalikan kejayaan industri tekstil nasional.
BACA JUGA:
Ditunjuk Jadi Dirut Garuda, Ini Pernyataan Wamildan Tsani - ibukotakini.com
Sebagai salah satu sektor padat karya, industri TPT berkontribusi besar terhadap perekonomian dengan menyerap jutaan tenaga kerja dan menjadi salah satu penghasil devisa terbesar.
Meski tantangan masih membayangi, optimisme tetap muncul di kalangan pelaku industri. Dukungan dari Kemenperin dalam bentuk kebijakan yang proaktif, pembinaan berkelanjutan, dan penerapan standar hijau diharapkan mampu mendorong kebangkitan sektor TPT.
Dengan adaptasi terhadap tren global dan perhatian pada keberlanjutan, industri tekstil Indonesia diharapkan tidak hanya mampu bertahan, tetapi juga menjadi pemain utama di kancah internasional.
“Industri ini tidak hanya tentang bertahan, tetapi juga tentang bagaimana kita menciptakan masa depan yang lebih hijau dan berdaya saing,” tutup Andi. ***