Peserta pelatihan keterampilan pengolahan turunan tempe dan tahu di Balikpapan.
Balikpapan

Senangnya Ibu di Balikpapan Berlatih Membuat Produk Turunan Tempe

  • Dinas Koperasi, Usaha Mikro Kecil Menengah dan Perindustrian (DKUMKMP) Balikpapan menggelar pelatihan bagi pelaku industri kecil.
Balikpapan
Ferry Cahyanti

Ferry Cahyanti

Author

IBUKOTAKINI.COM - Sebanyak 35 warga  mengikuti pelatihan pengolahan hasil olahan turunan tempe dan tahu yang dilaksanakan Dinas Koperasi, Usaha Mikro Kecil dan Menengah dan Perindustrian (DKUMKMP) Kota Balikpapan, Rabu (26/6/2024). 

Para peserta berasal dari masyarakat yang terdata pada Dinas Perdagangan Kota Balikpapan serta diverifikasi oleh Dinas Sosial. 

Ketua Panitia Pelatihan Pengolahan hasil turunan tempe, Emma Redjayanata mengatakan, kegiatan ini bertujuan 
meningkatkan dan memperkuat daya saing,  serta kelanjutan pelaku usaha di tengah pelaku pasar yang semakin kompetitif. 

"Kami juga berharap melalui pelatihan ini mampu meningkatkan kontribusi industri kecil dalam pertumbuhan ekonomi secara keseluruhan," kata Emma. 

Ia menambahkan, peserta kegiatan ini terdiri dari 35 pelaku industri kecil, serta mereka yang ingin memulai usaha. 

DKUMKMP mendatangkan pengajar dari Dinas Kesehatan Kota Balikpapan, serta akademisi Universitas Mulawarman Jurusan Teknologi Hasil Pertanian. 

Ketua Panitia Pelatihan Pengolahan Hasil Turunan Tempe dan Tahu, Emma Redjayanata.



"Kegiatan hari ini memasuki agenda praktik Pembuatan hasil olahan tahu tempe, yang dilanjutkan dengan cara pengemasan supaya memiliki daya tarik," kata Emma lagi. 

Kegiatan praktik ini merupakan bagian dari upaya menumbuhkan wirausaha baru yang dilaksanakan selama tiga hari, mulai tanggal 25 Juni 2024. 

Mau Bikin Produk Baru 

Para peserta pelatihan terlihat antusias dengan kegiatan di hari kedua. Parini misalnya. Warga Sepinggan, Balikpapan Selatan ini berniat membuat produk baru yang akan dijual. 

"Sehari - hari saya jualan risoles lewat online. Kalau ada pesanan, saya bikin. Saya juga kirim ke warung-warung  angkringan," katanya. 

Parini dan kelompoknya membuat keripik tempe dan tahu walik. "Saya senang ikut pelatihan ini. Mau bikin produk lebih banyak," kata Parini yang baru sekali ikut pelatihan. 

Hal serupa diungkapkan Sinarifah. Ibu rumah tangga yang sudah dua tahun jualan di kantin sekolah ini, senang mendapat ilmu baru. 

"Kan biasanya tahu ya bikin tahu isi, atau tempe goreng. Nah ini, kita juga belajar bikin tahu walik, isinya bisa dijadikan produk jualan lain. Kulitnya bisa dimanfaatkan yang lain lagi," kata wanita yang berjualan gorengan sejak 2013 ini. 

Sinarifah berharap pemerintah terus melakukan pembinaan dan memberikan pelatihan keterampilan kepada para ibu rumah tangga untuk membantu perekonomian keluarga. ***