Sensor Tower Catat Pengguna Threads Alami Penurunan
- IBUKOTAKINI.COM - Cuma sedikit platform media sosial yang berhasil mencapai kesuksesan seperti Threads. Dengan peluncuran bersejarah yang menghas
Tekno
JAKARTA, IBUKOTAKINI.COM - Cuma sedikit platform media sosial yang berhasil mencapai kesuksesan seperti Threads. Dengan peluncuran bersejarah yang menghasilkan 40 juta instalasi pada tanggal 6 Juli 2023, Threads dengan cepat memikat basis pengguna global.
Threads, pada awalnya, mengalami pertumbuhan yang sangat pesat tetapi segera mengalami penurunan yang ditandai dengan penurunan signifikan dalam unduhan harian, pengguna aktif, dan tingkat keterlibatan.
Hanya beberapa pekan setelah debut terobosannya, data dari Sensor Tower menunjukkan penurunan tajam sebesar lebih dari 75 persen pada pengguna aktif harian (Daily Active Users, DAU), waktu yang dihabiskan di platform, dan sesi jika dibandingkan dengan puncaknya.
Penurunan tak terduga yang Threads alami menimbulkan pertanyaan: apa yang menyebabkan penurunan tajam ini setelah debutnya yang luar biasa? Salah satu faktor kuncinya adalah kurangnya fitur dan konten unik.
Meskipun platform ini memperkenalkan tampilan feed kronologis pascapeluncuran, Threads masih kekurangan fitur populer seperti pesan langsung dan halaman jelajahi/temukan yang tepat. Ketiadaan elemen-elemen ini mungkin berkontribusi pada kesulitan platform dalam mengadopsi dan mempertahankan pengguna.
Saat media sosial besutan Meta ini berupaya mendapatkan basis pengguna yang solid, aplikasi kembarannya, Instagram, dan kompetitor seperti X (Twitter), sebagian besar tetap tidak terpengaruh.
BACA JUGA:
- Dinas Peternakan Kaltim Gelontor Rp2,7 Miliar Perangi PMK - ibukotakini.com
- Hadapi El Nino, Balikpapan Akan Gelar Apel Kesiapsiagaan Karhutla - ibukotakini.com
- BCA Raih Penghargaan Private Bank TrenAsia ESG Award 2023 Predikat Sustainbility - ibukotakini.com
Platform media sosial serupa melaporkan sedikit atau tidak ada perubahan dalam keterlibatan pengguna dan metrik pengguna aktif sejak peluncuran Threads pada 6 Juli.
Kontras, ini menimbulkan pertanyaan tentang apa yang membedakan media sosial yang terintegrasi dengan Instagram ini dari para pesaingnya dan mengapa beberapa platform mampu mengatasi tantangan dengan lebih baik dibandingkan platform lainnya.
Siapa yang ada di Threads?
Meskipun mengalami kemunduran, ada secercah harapan karena keterlibatan pengguna Threads dan waktu harian yang dihabiskan di platform mulai stabil setelah dua pekan pertama. Penurunan yang tadinya signifikan secara bertahap melambat, menunjukkan bahwa Threads mungkin menemukan jalur yang lebih stabil.
Laporan dari data Sensor Tower mengenai demografi pengguna Threads memberikan wawasan yang menarik. Basis pengguna platform ini didominasi oleh laki-laki, mirip dengan X dan Instagram.
Namun, Threads memiliki persentase pengguna lebih muda, dengan hampir 37 persen berada dalam rentang usia 18-24 tahun. Sebagai perbandingan, X (Twitter) dan Instagram memiliki proporsi pengguna berusia 25-34 tahun yang lebih tinggi.
Wawasan demografis ini menggarisbawahi pentingnya memahami preferensi pengguna dan menargetkan kelompok usia tertentu dalam lanskap media sosial yang sangat kompetitif.
Kemampuan Threads untuk menjangkau sebagian besar kelompok usia 18-24 tahun merupakan pencapaian penting, dan akan menarik untuk melihat bagaimana keunggulan demografis ini berdampak pada pertumbuhan dan strategi keterlibatan platform di masa depan.
Tren Unduhan
Tren unduhan juga menjelaskan perjalanan Threads. Setelah peluncuran yang spektakuler, platform ini telah mengumpulkan lebih dari 100 juta instalasi di seluruh dunia sejak awal berdirinya.
Namun, total unduhan harian pada awalnya menunjukkan fluktuasi, dengan data yang lebih baru menunjukkan stabilisasi tingkat penurunan.
Fenomena Threads dapat menjadi peringatan bagi para penggemar aplikasi mobile dan ahli strategi bisnis. Popularitasnya yang meningkat, diikuti dengan penurunan signifikan, menggarisbawahi pentingnya memahami preferensi pengguna dan lanskap persaingan.
Saat Threads menavigasi kompleksitas ekosistem media sosial, pembuat platform harus memperhatikan masukan pengguna dan beradaptasi dengan tuntutan dunia digital yang terus berubah.
Meskipun fase stabilisasi menunjukkan potensi pemulihan, langkah ke depan memerlukan pertimbangan yang cermat terhadap kebutuhan dan preferensi pengguna.(*)