Soal Kereta Api Trans Borneo, Menteri Malaysia Minta Hati-Hati
- BALIKPAPAN – Rencana pembangunan jalur kereta api trans Borneo baru pernyataan sepihak dari Brunergy Utama Sdn Bhd.
Tren
BALIKPAPAN – Kabar pengembangan proyek Kereta Api Trans Borneo yang akan menghubungkan tiga negara,- Brunei Darussalam, Malaysia dan Indonesia, mendapat tanggapan dari pejabat pemerintahan.
Menteri Transportasi Malaysia, Anthony Loke dalam pernyataan yang dilansir media terkemuka, Bernama, menyatakan proyek itu baru sebatas usulan dan belum ditawarkan kepada perusahaan mana pun.
Sebagai tahap awal, pemerintah Malaysia akan melakukan studi kelayakan proyek pada Mei mendatang.
“Proyek Kereta Api Trans Borneo saat ini baru sebatas usulan dan tahun ini pemerintah akan melakukan studi kelayakan. Kementerian Perhubungan (Malaysia) belum menyelesaikan dokumen tender, dan tender untuk studi kelayakan belum ditawarkan,” kata Anthony Loke.
Ia memerkirakan studi kelayakan memakan waktu sembilan bulan.
“Baru kita tahu apakah proyek itu bisa dilaksanakan atau tidak, dari segi komersial, teknis, dan aspek lainnya,” katanya usai upacara peresmian pusat transportasi yang ditingkatkan di Terminal 2 Bandara Internasional Kuala Lumpur, awal pekan ini.
BACA JUGA:
Anthony Loke berpesan kepada semua pihak untuk berhati-hati terhadap pengumuman perusahaan swasta mengenai proyek-proyek besar, seraya menambahkan bahwa mega proyek apa pun hanya dianggap sah jika diumumkan oleh pemerintah.
“Kalau mereka (Brunergy Utama Sdn Bhd) menyatakan ingin membangun jalur kereta api di Sabah dan Sarawak, tentu memerlukan persetujuan dari pemerintah Malaysia serta pemerintah negara bagian Sabah dan Sarawak."
"Sejauh ini belum ada persetujuan seperti itu, dan kami belum pernah bernegosiasi dengan perusahaan ini. Jadi, saya berpesan agar pernyataan atau pemberitaan seperti ini harus diverifikasi terlebih dahulu karena ini membingungkan masyarakat,” imbuhnya.
Brunergy Utama Sdn Bhd, sebuah perusahaan yang berbasis di Brunei, mengklaim akan melaksanakan proyek senilai USD70 miliar (Rp159 triliun) dalam dua tahap yang melibatkan rute sepanjang 1.600 kilometer dengan kereta api yang mampu mencapai kecepatan hingga 350 km per jam.
BACA JUGA:
Media Brunei massa berbasis di Bunei Darussalam, borneobulletin.com menulis tahap pertama jalur kereta api akan menghubungkan kota-kota dari pesisir Barat hingga Pantai Timur.
Jalur kereta api ini akan terbagi menjadi dua tahap pembangunan. Tahap pertama akan fokus pada pembangunan jalur utama sepanjang 1.500 kilometer yang menghubungkan Brunei Darussalam, Sarawak dan Sabah di Malaysia, dan Kalimantan Barat di Indonesia.
Tahap kedua akan memperluas jalur kereta api ke Kalimantan Utara dan berakhir di Kota Balikpapan, Kalimantan Timur. ***