Soroti Kasus Stunting, Budiono Singgung Wujudkan Bonus Demografi dan Generasi Indonesia Emas 2045
Advertorial

Soroti Kasus Stunting, Budiono Singgung Wujudkan Bonus Demografi dan Generasi Indonesia Emas 2045

  • IBUKOTAKINI.COM - Tingginya angka stunting di Kota Beriman jadi perhatian anggota legislatif.Wakil Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Balikpapan,
Advertorial
Niken Dwi Sitoningrum

Niken Dwi Sitoningrum

Author

BALIKPAPAN, IBUKOTAKINI.COM - Tingginya angka stunting di Kota Beriman jadi perhatian anggota legislatif. Wakil Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Balikpapan, Budiono menyelenggarakan Dialog Warga pada Senin (13/3/2023) pagi di Aula Lanud Dhomber.

Mengusung isu nasional “Cegah Stunting, Demi Wujudkan Bonus Demografi 2045”, Budiono menghadirkan Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak dan Keluarga Berencana (DP3AKB) Balikpapan Alwiati, Heruressandy Setia Kesuma Camat Balikpapan Selatan dan Kepala Puskesmas Sepinggan Baru drg. Sulastri.

“Saya concern sekali dengan tingginya angka stunting di Balikpapan, karena berdasarkan data memang cukup tinggi,” paparnya ketika ditemui di ruangannya, siang tadi.

Sebelumnya, ia juga sempat berdiskusi dengan Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) RI Hasto Wardoyo terkait tingginya angka stunting di Kaltim, khususnya di Balikpapan.

“Mungkin kita lalai di 3 hingga 5 tahun lalu, anggaran kita tidak difokuskan untuk program percepatan penurunan kasus stunting,” katanya.

“Sehingga, muncul lah angka yang didapatkan hari ini,” lanjutnya.

BACA JUGA:

Hal ini menyita perhatiannya, mengingat penyebab angka stunting adalah ibu hamil dan juga balita yang tak terpenuhi kebutuhan gizinya.

“Serta juga lingkungannya, misal kebutuhan makan hanya untuk mengenyangkan yang berakibat mengabaikan kebutuhan gizi, vitamin, protein dan sebagainya,” terangnya.

Kebutuhan imunisasi yang juga mungkin tidak dilakukan, kemudian juga lingkungan hidupnya yang tidak terjaga kebersihannya.

“Kebutuhan sanitari atau MCK (mandi, cuci, kakus)-nya. Pola hidup sehat itu penting juga,” sebutnya.

Dalam Dialog Warga yang dilakukan, Budiono menemukan berbagai kendala dalam pelaksanaannya di lapangan.

Utamanya, perhatian pemerintah kepada kader Posyandu (pos pelayanan terpadu) serta Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga (PKK) yang dinilai kurang.

“Misal, dari segi kebutuhan transportasi atau honornya yang tidak sesuai,” ujarnya.

Selain itu, menurutnya, perlu adanya kesamaan pemahaman, baik antara masyarakat dan juga pemerintah terhadap kasus stunting ini.

Sehingga, semua pihak akan menyepakati upaya bersama yang secara berkelanjutan dilakukan dalam percepatan penurunan angka stunting di Kota Beriman ini.

“Karena, memang langkah yang akan kita lakukan ini juga melewati tahapan panjang hingga mencapai keberhasilan di beberapa tahun ke depan,” imbuhnya.

“Peralatan di Posyandu dan pemberian vitamin maupun makanan tambahan untuk bayi itu juga harus digencarkan,” sambungnya.

Lebih lanjut, upaya Pemkot Balikpapan dalam menangani hal ini adalah dengan membentuk Tim Pendamping Keluarga (TPK) yang akan ditempatkan di tiap kelurahan.

“Nanti ada tiga orang, bidan, penyuluh keluarga berencana dari PKK dan pekerja sosial masyarakat. Perhatian kepada kader Posyandu dan PKK juga akan ditingkatkan,” tuturnya.

Budiono menegaskan, wewenang legislatif dalam membahas dan menyepakati usulan yang diajukan Organisasi Perangkat Daerah (OPD) terkait tentunya akan disetujui pihaknya. Apalagi, kaitannya pada keberlangsungan dan hajat hidup masyarakat.

“Lebih penting lagi, penurunan angka stunting ini berperan dalam mewujudkan bonus demografi dan generasi Indonesia Emas 2045,” pungkasnya. ###