
Strategi Growth Investing, Kunci Raup Cuan dari Saham Bertumbuh
- Growth investing merupakan strategi yang menempatkan dana pada perusahaan dengan prospek pertumbuhan tinggi dalam jangka menengah hingga panjang.
Ekbis
IBUKOTAKINI.COM - Strategi growth investing atau investasi pada saham bertumbuh kian diminati, terutama oleh investor muda yang mengincar potensi keuntungan besar dari kenaikan nilai saham jangka panjang.
Berbeda dengan value investing yang mencari saham murah atau berdividen tinggi, pendekatan growth investing berfokus pada perusahaan yang memiliki potensi pertumbuhan signifikan di masa depan. Strategi ini bergsifat agresif karena mengejar apresiasi modal (capital gain), bukan pendapatan rutin dari dividen.
Mengutip laman Investopedia, growth investing merupakan strategi yang menempatkan dana pada perusahaan dengan prospek pertumbuhan tinggi dalam jangka menengah hingga panjang. Tujuan utamanya adalah meraih keuntungan dari peningkatan nilai saham seiring naiknya kinerja bisnis. Pendekatan ini umumnya digunakan oleh investor yang siap menanggung risiko lebih besar dan memiliki orientasi jangka panjang.
“Investor growth memahami bahwa keuntungan tidak datang instan, melainkan melalui proses pertumbuhan bisnis yang konsisten,” tulis Investopedia dalam ulasannya.
Tidak semua saham yang naik termasuk kategori growth stock. Perusahaan bertumbuh umumnya masih berada dalam fase ekspansi, memiliki inovasi kuat, dan beroperasi di pasar yang potensial.
Meski belum mencatat laba besar, perusahaan ini dinilai memiliki kemampuan memperbesar pangsa pasar dan nilai jangka panjang. Investor growth lebih menilai eksekusi strategi bisnis, inovasi produk, serta kepemimpinan manajemen dalam menghadapi kompetisi.
BACA JUGA:
https://ibukotakini.com/read/ekspor-nonmigas-kaltim-tertekan-15-42-persen-hingga-september-2025
Sektor teknologi, digital platform, e-commerce, serta layanan kesehatan berbasis teknologi menjadi contoh bidang yang sering menarik minat investor growth.
Instrumen Pilihan dalam Strategi Growth
Dalam praktiknya, ada beberapa instrumen investasi yang sering digunakan untuk menerapkan strategi growth. Pertama, saham small-cap, yaitu perusahaan dengan kapitalisasi pasar kecil yang memiliki potensi pertumbuhan tinggi. Walau berisiko, potensi lonjakan nilainya besar jika perusahaan berhasil menembus pasar.
Kedua, saham di sektor teknologi dan kesehatan, seperti perusahaan software, AI, biotech, dan digital healthcare, yang tumbuh cepat berkat perubahan gaya hidup dan inovasi berkelanjutan.
Ketiga, instrumen spekulatif seperti penny stock atau properti tahap awal pembangunan. Namun, kategori ini menuntut analisis mendalam dan toleransi risiko tinggi karena volatilitasnya besar.
Indikator Keuangan Saham Growth
Investor disarankan memperhatikan sejumlah indikator utama sebelum membeli saham growth.
Dua metrik yang sering digunakan adalah Return on Equity (ROE) dan Earnings Per Share (EPS). ROE menunjukkan efisiensi perusahaan dalam menghasilkan laba dari modal pemegang saham, sementara EPS mencerminkan laba bersih per saham.
BACA JUGA:
https://ibukotakini.com/read/balikpapan-fest-2025-siap-menggelegar-target-transaksi-rp-5-miliar
ROE dan EPS yang meningkat konsisten menjadi sinyal fundamental yang kuat, namun keduanya perlu ditinjau bersama arus kas dan proyeksi pendapatan.
Selain itu, analisis strategi bisnis, daya saing industri, dan kemampuan monetisasi produk juga penting dalam menilai prospek jangka panjang perusahaan bertumbuh.
Meskipun menawarkan potensi imbal hasil tinggi, growth investing tidak lepas dari risiko. Saham bertumbuh cenderung lebih fluktuatif, terutama saat terjadi tekanan ekonomi atau perubahan tren pasar.
Untuk meminimalkan risiko, investor perlu melakukan diversifikasi portofolio, memahami karakter sektor yang digarap, dan meninjau metrik fundamental secara berkala.
Konsultasi dengan perencana keuangan juga disarankan bagi investor pemula untuk memastikan strategi investasi tetap sejalan dengan profil risiko.
Dengan disiplin, riset yang mendalam, dan orientasi jangka panjang, growth investing dapat menjadi strategi efektif untuk memaksimalkan potensi cuan di pasar saham. Namun, seperti halnya prinsip dasar investasi, keputusan yang matang tetap menjadi kunci utama menjaga portofolio tetap sehat dan berkelanjutan.***
