Stunting Jadi Sorotan Serius di PPU, 1.118 Anak Terdampak Hingga Agustus 2024
- Meski berada di bawah target nasional penurunan stunting sebesar 14 persen pada 2024, Dinkes PPU menilai angka tersebut tetap memerlukan perhatian khusus.
Penajam
IBUKOTAKINI.COM – Masalah stunting masih menjadi perhatian serius di Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU). Data Dinas Kesehatan (Dinkes) setempat mencatat sebanyak 1.118 anak balita mengalami gangguan pertumbuhan hingga Agustus 2024. Angka ini setara dengan 11,55 persen dari total anak usia di bawah lima tahun di wilayah tersebut.
Meski berada di bawah target nasional penurunan stunting sebesar 14 persen pada 2024, Dinkes PPU menilai angka tersebut tetap memerlukan perhatian khusus.
Kepala Dinkes PPU, Grace Makisurat, mengungkapkan bahwa Kelurahan Buluminung mencatat angka stunting tertinggi dengan 74 kasus atau 30,38 persen. Disusul Kelurahan Sesumpu dengan 40 kasus (25,97 persen) dan Kelurahan Riko dengan 40 kasus (24,10 persen).
“Faktor utama stunting adalah kurangnya asupan gizi sejak dalam kandungan,” ujar Grace pada Senin, 18 November 2024.
Kurangnya kesadaran orang tua mengenai pentingnya gizi selama masa kehamilan menjadi penyebab utama tingginya angka stunting. Hal ini menyebabkan anak-anak lahir dengan kondisi tubuh lebih pendek dan kecil dibandingkan rata-rata seusianya.
BACA JUGA:
- Diskominfo PPU Jadi Garda Terdepan Penyebarluasan Informasi Pemerintah Daerah - ibukotakini.com
- Bapenda PPU Terapkan Inovasi Digitalisasi Pembayaran PBB - ibukotakini.com
- Disdukcapil PPU Perpanjang Jam Operasional untuk Persiapan Pilkada 2024 - ibukotakini.com
Grace menekankan bahwa 1.000 Hari Pertama Kehidupan (HPK) adalah periode krusial untuk tumbuh kembang anak.
“Ini mencakup pola hidup sehat, pemberian ASI eksklusif selama enam bulan, dan makanan pendamping bergizi,” jelasnya.
Namun, masalah stunting tidak hanya terkait dengan asupan gizi. Faktor lingkungan, seperti sanitasi yang buruk, juga turut berkontribusi.
“Lingkungan yang tidak higienis dapat memicu gangguan kesehatan anak. Oleh karena itu, kerjasama lintas sektor dengan Dinas Lingkungan Hidup dan Pekerjaan Umum sangat dibutuhkan,” imbuh Grace.
Untuk menekan angka stunting, Dinkes PPU terus melakukan edukasi kepada masyarakat dan memperkuat program kesehatan, termasuk kampanye pola makan bergizi dan pentingnya menjaga kebersihan lingkungan.
“Masalah stunting adalah alarm serius yang tidak boleh diabaikan. Ini bukan hanya soal mengejar angka, tetapi memastikan generasi masa depan tumbuh sehat dan kuat,” tegas Grace. (Adv)