Syam Bachri Meninggal di Amerika
- Syam dan istrinya, Hj Amrie (Nurhamri Ismail) pada awal tahun 2000-an dikenal sebagai pasangan yang aktif di usaha salon dan fashion.
Balikpapan
Catatan Rizal Effendi
BERITA duka beredar di Balikpapan kemarin sore. H Syam Bachri meninggal dunia di Seattle, Amerika Serikat (AS).
Dari postingan putranya, Illiad Achsyarie Achmad, sang ayah berpulang ke Rahmatullah, Kamis (3/10) pukul 08:35 PM waktu Amerika atau Jumat (4/10/2024) waktu Indonesia dalam usia 69 tahun.
Syam dan istrinya, Hj Amrie (Nurhamri Ismail) pada awal tahun 2000-an dikenal sebagai pasangan yang aktif di usaha salon dan fashion.
Siapa yang tak kenal dengan Amris Salon, yang gedungnya berlantai dua di Jl Ahmad Yani 30, Gunung Sari Ilir, Balikpapan Kota. Syam pernah juga menjadi Branch Manager PT Hempel Indonesia dan pernah belajar di Universitas Balikpapan (Uniba).
Dia banyak berbuat dan berkarya di era kepemimpinan Wali Kota Balikpapan H Tjutjup Suparna dan H Imdaad Hamid.
Dua wali kota sebelum saya. Tapi saya juga akrab dengan Pak Syam, kebetulan kediaman kami sama-sama di kompleks perumahan Balikpapan Baru (BB).
Saya ingat dia jadi petugas TPS di RT-nya. Waktu Pilkada saya. Dia sangat aktif dan memberi warna sejuk dan meriah di TPS-nya. “Ini pengabdian dan demi suksesnya pesta demokrasi,” katanya kepada saya penuh semangat.
Menurut Illiad, ada faktor kelelahan yang membuat ayahnya drop mendadak. Dia baru saja mengunjungi beberapa kota di AS di antaranya Washington DC.
Beberapa hari sepulang dari perjalanan, ia mengaku mengalami pusing. Ketika dibawa ke rumah sakit Swedish Hospital Cherry Hill Campus, dokter mengatakan ia harus menjalani operasi karena ada pembuluh darah di kepalanya yang pecah.
Allah telah menentukan suratan takdirnya. Di saat menjalani operasi dia mengembuskan napas terakhir. “Kami benar-benar kehilangan dan sangat berduka,” kata Illiad.
SUDAH BELI TIKET PULANG
Pak Syam sudah meninggalkan Balikpapan hampir dua tahun. Dia menemani putrinya, Vicha Maya Whitney yang menikah dengan lelaki Amerika dan tinggal di Seattle.
Ini kota terbesar di wilayah timur Samudera Pasifik Amerika Serikat, terletak di negara bagian Washington antara Puget Seound dan Danau Washington, sekitar 180 km di sebelah selatan perbatasan AS-Kanada.
Setelah tinggal selama dua tahun di sana, Syam akhirnya berhasil mendapatkan green card. Kartu Hijau atau Kartu Penduduk Tetap. Pemegang green card dapat tinggal, bekerja dan bepergian secara bebas di AS. Juga berhak atas banyak manfaat yang sama seperti warga negara AS lainnya.
Pak Syam merencanakan pulang ke Tanah Air menjemput istrinya, Hj Amrie. “Papi sudah beli tiket, nggak tahunya Allah berkehendak lain,” kata Illiad.
Saya sering melihat postingan Pak Syam di Facebook dan Tiktok. Dia sering bernyanyi bareng (WeSing) dengan sejumlah nitizen dari berbagai negara.
Itu memang salah satu hobinya. Suaranya merdu, sehingga tampil seperti penyanyi profesional.
Ada juga postingan dengan cucu-cucunya. Mereka sering jalan-jalan ke berbagai tempat wisata dan mainan anak-anak.
Malam tadi diadakan tahlilan di rumah duka di Kompleks Balikpapan Baru (BB). Sang istri, Hj Amrie menangis menerima ucapan belasungkawa dari sejumlah teman dan kerabat. “Saya sedih dan merasa kehilangan, padahal beliau mau pulang ke Balikpapan,” katanya sesenggukan.
Syam dan Amrie menikah 1 Juni 1981. Mereka dikaruniai tiga anak. Selain Vicha dan Illiad, satu lagi Wero Zulfikar Achmad. Vicha dan suaminya Jason Whitney tinggal di Seattle. Mereka dikaruniai 4 anak, yaitu Mayavirha Whitney, Frevita Anggrianti, Andrew Alaric Freil dan Muhammad Alby Al-Ghifari.
Illiad membuka usaha steak house di kediaman orang tuanya di Balikpapan Baru. Namanya The anbys. Saya sering makan di sana bersama kedua cucu saya, Defa dan Dafin. Steak-nya sangat direkomendasi. Saya dan keluarga menyukainya.
Semalam, saya datang menyampaikan belasungkawa bersama istri, Bunda Arita. Ada juga Hj Ida Heru Bambang, istri mantan wakil wali kota Heru Bambang dan Ibu Hj Zainal, istri mantan Ketua DPRD. Tak lama datang juga Ketua Kerukunan Keluarga Sulawesi Selatan (KKSS) Balikpapan, H Adam Sinte bersama Bunda Hj Ani Adam.
Ketika akan berangkat ke Amerika, KKSS sempat mengadakan acara pelepasan di kompleks ruko Pak Adam di Grand City. Soalnya Pak Syam aktif di KKSS.
Setiap acara senam Minggu, Pak Syam datang dengan membawa kamera. “Kita ingat betul dia rajin mengabadikan senam kita,” kata Pak Adam mengenang.
Dalam postingan di medsos, Pak Adam menulis kenangannya bersama Syam Bachri. “Inna lillahi wa inna ilaihi raji’un. Selamat jalan Kak Syam Bachri ke alam keabadian. Kita tidak jadi ketemu seperti rencana kita jika balik ke Indonesia Oktober ini, karena Allah berkehendak lain."
“Duka kami mendalam atas kepergianmu, tapi kami tidak akan pernah lupa dalam acara Senam Sehat KKSS selama 2 tahun. Setiap Minggu pagi kakak selalu menenteng kamera untuk mengambil foto atau video dengan gaya jenaka melompat ke kiri dan ke kanan.”
"Kami semua tertawa. Kami bersaksi kakak orang baik, insyaallah tempatnya juga di tempat terbaik di sisi Allah. Allahumma firlahu, warhamhu, wa’afihi wa’fuanhu. Aamiin.”
Mewakili keluarga, H Ali Munsyir, mantan anggota DPRD dari Partai Demokrat mengaku juga baru mendengar berita duka tersebut. “Atas nama keluarga saya mohon maaf jika ada kesalahan dan kekhilafan Almarhum,” katanya.
Menurut Illiad, ayahnya dikebumikan di Seattle, Sabtu ini. Tempat pemandian jenazah dan pelaksanaan salat jenazah di MAPS Garden Cemetery. Dikelola oleh Muslim Association of Puget Sound. Sedang tempat pemakamannya di Cedar Lawns Memorial Park & Funeral Home, 7200 180th Ave NE, Redmond, WA 98052.
Dia dan ibunya mengirim doa dari jauh dan secepatnya datang ke Amerika untuk berziarah. “Kami mohon doa dan maafnya, semoga beliau husnul khotimah,” katanya dengan wajah sendu.
Selamat jalan Pak Syam. Kullu nafsin dzaiqotul maut. Setiap makhluk bernyawa pada akhirnya dipanggil Yang Mahakuasa. ***
(Wartawan senior Kaltim Walikota Balikpapan 2011-2021))