
Tanggapi Keluhan Antrian Pembelian BBM, Komisi XII DPR RI Turun SPBU
- Syafruddin juga memastikan bahwa persiapan untuk menghadapi libur Natal dan Tahun Baru 2025 sudah dilakukan dengan baik.
Kabar Ibu Kota
BALIKPAPAN - Menanggapi keluhan masyarakat Kalimantan Timur (Kaltim) terkait antrean panjang Bahan Bakar Minyak (BBM), anggota Komisi XII DPR RI, Syafruddin, melakukan kunjungan langsung ke salah satu SPBU Pertamina di Kota Balikpapan, yaitu SPBU Pertamina 61.761.03 di Jalan MT Haryono, Kelurahan Damai, Kecamatan Balikpapan Selatan, pada Rabu, 11 Desember 2024.
Dalam tinjauan tersebut, Syafruddin didampingi oleh Sales Area Manager Pertamina Kalimantan Timur dan Utara, Henry Eko, serta jajaran Pertamina Patra Niaga.
Syafruddin, yang akrab disapa Bang Udin, menyatakan bahwa antrean BBM di kawasan tersebut telah berkurang signifikan dibandingkan sebelumnya. Hal ini berkat pembukaan beberapa SPBU baru dan SPBU Kantong di Balikpapan, seperti yang ada di Jalan Beje-Beje, Lapangan Merdeka, dan di dekat kawasan Grand City.
Meski begitu, Syafruddin menegaskan bahwa meskipun kuota BBM di Kaltim, khususnya Balikpapan, cukup tersedia, jumlah SPBU yang terbatas masih menjadi kendala. Hal ini belum dapat memenuhi kebutuhan BBM warga Balikpapan, terutama dengan banyaknya pengunjung dari luar daerah.
BACA JUGA:
https://ibukotakini.com/read/pemprov-kaltim-komitmen-maratua-jadi-destinasi-wisata-premium
Selain itu, kondisi geografis di Kota Balikpapan, yang memiliki lahan sempit, membuat antrean cepat terlihat bahkan setelah hanya beberapa kendaraan yang menunggu.
“Masih ada kendala karena jumlah SPBU yang terbatas dan lokasi yang sempit. Sejumlah mobil saja sudah menyebabkan antrean panjang. Ke depan, kami akan evaluasi hal ini,” kata Syafruddin.
Sebagai wakil rakyat, Syafruddin turun ke lapangan untuk melihat langsung kenyataan yang terjadi dan mendengar keluhan masyarakat terkait antrean panjang di SPBU dan distribusi gas elpiji 3 kilogram. Ia berharap masalah tersebut dapat segera diatasi dengan memperbaiki pengelolaan kuota dan distribusi.
Syafruddin juga memastikan bahwa persiapan untuk menghadapi libur Natal dan Tahun Baru 2025 sudah dilakukan dengan baik. Beberapa SPBU akan dibuka 24 jam, dan SPBU Kantong juga disiapkan untuk mengantisipasi lonjakan kebutuhan.
Terkait penjualan BBM Pertalite, Syafruddin menyarankan agar pemerintah daerah turut mengatur distribusi dengan membagi pembelian BBM, misalnya untuk kendaraan roda dua di SPBU Stalkuda, sementara SPBU lainnya hanya melayani kendaraan roda empat, guna menghindari antrean panjang. “Pemerintah daerah akan terlibat dalam pengaturan ini agar antrean dapat dikurangi,” tambahnya.
Syafruddin juga menargetkan pada tahun 2025 tidak ada lagi antrean BBM di SPBU Kaltim dan masalah gas elpiji 3 kilogram dapat teratasi dengan baik. Ia berkomitmen untuk terus berkoordinasi dengan pemerintah daerah guna mempermudah pembangunan SPBU di kota-kota Kaltim dan membantu pengurusannya.
Sementara itu, Henry Eko, Sales Area Manager Pertamina Kalimantan Timur dan Utara, menjelaskan bahwa meskipun kuota BBM sudah mencukupi, jumlah SPBU yang terbatas di Balikpapan dan Samarinda menjadi tantangan utama. Keterbatasan lahan dan perizinan yang harus dipatuhi turut memperlambat pembangunan SPBU baru. Selain itu, pola konsumsi yang tidak terprediksi juga menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi antrean.
"Karena keterbatasan lahan dan tata ruang kota, serta adanya proses perizinan yang memerlukan waktu, pembangunan SPBU baru masih terkendala. Di beberapa SPBU, antrean juga terjadi karena mobil tangki sedang mengisi bahan bakar, sehingga sementara waktu dilakukan penutupan untuk menjaga keselamatan,” ungkap Henry.
Dengan adanya upaya peningkatan jumlah SPBU dan pengelolaan distribusi yang lebih baik, diharapkan keluhan masyarakat terkait antrean panjang dapat segera teratasi. ***