logo
Tarif Baru Trump Picu Gejolak Global, Waspadai Ancaman Resesi dan Bangun Portofolio Tahan Banting
Ekbis

Tarif Baru Trump Picu Gejolak Global, Waspadai Ancaman Resesi dan Bangun Portofolio Tahan Banting

  • Ketidakpastian yang ditimbulkan oleh perang dagang ini telah membuka berbagai kemungkinan skenario ekonomi dunia dari resesi global hingga kemungkinan terburuk: depresi ekonomi seperti era The Great Depression.
Ekbis
Bunga Citra

Bunga Citra

Author

IBUKOTAKINI.COM – Dunia keuangan kembali diguncang ketegangan. Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, secara mengejutkan mengumumkan tarif baru terhadap barang-barang asal China, memicu eskalasi perang dagang yang langsung disambut balasan kebijakan serupa dari Pemerintah China.

Dampaknya? Pasar global mengalami volatilitas tajam, dengan kekhawatiran akan dampak jangka panjang terhadap pertumbuhan ekonomi dunia.

Dalam diskusi virtual yang digelar Rabu (9/4/2025), Chief Investment Officer Bank DBS, Hou Wey Fook, mengungkapkan bahwa keputusan mendadak Trump menjadi pemicu utama gejolak pasar global saat ini.

“Berita tarif yang mengejutkan dari pemerintahan Trump akhir pekan lalu, dan lebih dari itu, pendekatan untuk membangun ketahanan dalam portofolio klien kami menjadi sangat penting dan berdampak,” jelas Fook.

“Sehari setelah pengumuman tarif Trump, China merespons dengan tarif balasan, dan reaksi pasar sejak saat itu berubah menjadi kehancuran,” tambahnya.

Menurut Fook, ketidakpastian yang ditimbulkan oleh perang dagang ini telah membuka berbagai kemungkinan skenario ekonomi dunia dari resesi global hingga kemungkinan terburuk: depresi ekonomi seperti era The Great Depression.

BACA JUGA:

Kenaikan Harga Cabai Rawit Sumbang Inflasi Maret Balikpapan - ibukotakini.com

“Sejujurnya, tidak ada yang tahu apa yang akan terjadi selanjutnya. Apakah perang dagang ini akan mereda, atau justru meningkat menjadi perang dagang global yang utuh?” kata Fook dengan nada waspada.

Ia mengatakan bahwa situasi ini bukan sekadar gejolak sesaat, melainkan berpotensi menekan prospek pertumbuhan ekonomi jangka menengah hingga panjang.

Menghadapi ketidakpastian global, Bank DBS menyarankan para investor untuk mengadopsi pendekatan defensif namun tetap dengan orientasi jangka panjang. Fook menggarisbawahi pentingnya membangun portofolio yang tahan banting (resilient portfolio) agar tetap aman di tengah turbulensi dan siap meraih peluang saat pasar pulih.

Strategi utama yang disorot DBS:

  • Diversifikasi luas, baik secara geografis maupun jenis aset
  • Fokus pada aset berkualitas tinggi dan stabil
  • Hindari reaksi emosional terhadap fluktuasi pasar
  • Pantau terus dinamika geopolitik dan kebijakan makro

“Portofolio yang tangguh tidak hanya melindungi nilai saat pasar jatuh, tapi juga memberi ruang untuk bangkit saat momentum berbalik arah,” tegas Fook.

Investor Diminta Cerdas dan Tahan Mental

Di tengah gempuran berita negatif dan volatilitas pasar yang tinggi, DBS mengajak investor untuk tetap tenang namun sigap. Strategi yang matang dan pemahaman terhadap risiko global menjadi kunci agar investor tidak terjebak dalam kepanikan sesaat yang merugikan dalam jangka panjang. ***