Tekuni Batik Tulis, Sutiyani Kantongi Omzet Rp12 Juta Perbulan
- IBUKOTAKINI.COM – Sutiyani (62) pengrajin batik tulis di Kota Balikpapan mengembangkan batik sejak 10 tahun silam. Sepanjang 10 tahun, batik t
UMKM
BALIKPAPAN, IBUKOTAKINI.COM – Sutiyani (62) pengrajin batik tulis di Kota Balikpapan menekuni batik sejak 10 tahun silam. Sepanjang 10 tahun, batik tulis yang dikembangkan bersama kelompok usahanya berkembang pesat.
Bahkan di dua tahun terakhir, setiap bulannya Sutiyani bisa mengantongi Rp12 juta lebih dari kerajinan batik tulis yang dikembangkan.
Kelompok usahanya, merupakan binaan Dinas Koperasi UMKM dan Perindustrian Kota Balikpapan. Menjadi binaan Pemerintah Kota Balikpapan, batik Puyong juga diajak mengikuti beberapa pameran dan kunjungan ke daerah.
Kini lebih dari 10 motif batik telah dikembangkannya. Motif yang dikembangkan berbagai macam dari bermotif anggrek hingga bambu yang kini lagi tren.
Perempuan kelahiran 1961 ini merantau ke Balikpapan sejak tahun 1970 an. Dan kini sudah menetap di Kota Balikpapan sehingga mengenal beberapa khas yang ada di Kota Beriman.
BACA JUGA:
- https://ibukotakini.com/read/dukung-pengembangan-dan-pemberdayaan-umkm-dkumkmp-bersama-20-mitra-tandatangani-komitmen
- https://ibukotakini.com/read/147-koperasi-di-balikpapan-tidak-aktif-dkumkmp-dorong-koperasi-lakukan-penguatan-kelembagaan
Sutiyani owner dari batik puyong mengaku, hasil batiknya mulai dikenal masyarakat setelah mengikuti Lomba desain batik yang diadakan Dekranasda Balikpapan tahun 2022 lalum
“Kami ikutin lomba itu dan dapat juara satu dengan motif anggrek borneo, dari situ banyak mengenal dan berkembang, kebanyakan batik poyung ini mendesain pola,” kata Sutiani, pada Kamis (25/5/2023).
“Apalagi motif Batik poyung jarang kepotong motif berkelompok-kelompok bisa dugunakan semuanya,” tambahnya.
Dirinya juga memiliki banyak desain batik total ada 10, seperti karamunting, buah naga, dan terbaru motif bambu.
“Kalau bisa omset, untuk UMKM batik baik, pasalnya batik tulis lebih banyak pesanan ke batik cap yang lebih murah tapi desain tidak kalah menarik,” tuturnya.
“Omset ada Rp 10-12 juta perbulan, untuk harga dua meter sekitar Rp 1,2 juta, dan batik cap Rp 450 ribu,” imbuhnya.
Dirinya juga berharap bisa membawa teman teman pengrajin batik untuk lebih berkembang dan mengembangkan batik di Kota Balikpapan. ###