logo
Pekerja berjalan di depan layar yang menampilkan pergerakan saham di Mail Hall Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta 17 Oktober 2023. Foto : Panji Asmoro/TrenAsia
Bisnis

Terendah Dalam 5 Tahun Terakhir, BEI Gagal Capai Target Perusahan IPO

  • Data menunjukkan jumlah IPO terus menanjak dari 51 emiten pada 2020, 54 emiten (2021), 59 emiten (2022), hingga mencapai puncaknya di 79 emiten pada 2023.
Bisnis
Bunga Citra

Bunga Citra

Author

IBUKOTAKINI.COM – Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatatkan penurunan signifikan dalam jumlah perusahaan yang melakukan penawaran umum perdana (IPO) sepanjang 2024. Hingga penutupan perdagangan Senin (30/12/2024), hanya 41 emiten baru yang tercatat melantai di bursa, jauh di bawah target 62 emiten yang ditetapkan.

"Kalau bicara pencatatan saham baru untuk IPO, tahun ini memang agak menurun dibandingkan tahun lalu," ungkap Direktur Utama BEI, Iman Rachman, dalam Konferensi Pers Peresmian Penutupan Perdagangan BEI Tahun 2024 di Jakarta.

Capaian ini menjadi yang terendah dalam lima tahun terakhir, kontras dengan tren peningkatan yang terjadi sebelumnya. Data menunjukkan jumlah IPO terus menanjak dari 51 emiten pada 2020, 54 emiten (2021), 59 emiten (2022), hingga mencapai puncaknya di 79 emiten pada 2023.

Meski tidak mencapai target, BEI masih memiliki 22 perusahaan dalam pipeline pencatatan saham. Dari jumlah tersebut, 19 perusahaan merupakan perusahaan berskala besar dengan aset di atas Rp250 miliar, dua perusahaan berskala menengah (aset Rp50-250 miliar), dan satu perusahaan berskala kecil dengan aset di bawah Rp50 miliar.

Sektor consumer non primer mendominasi pipeline dengan lima perusahaan, diikuti material dasar, energi, kesehatan, dan industri yang masing-masing menyumbang tiga perusahaan. Tahun ini juga mencatat kehadiran dua perusahaan mercusuar yang melantai di bursa, yakni PT Adaro Andalan Indonesia Tbk (AADI) dan PT Daya Intiguna Yasa Tbk (MDIY).

Direktur Utama Asosiasi Emiten Indonesia (AEI), Armand Wahyudi Hartono, menjelaskan penurunan jumlah IPO disebabkan oleh ketidakpastian kondisi pasar global yang membuat sejumlah calon emiten memilih mundur. "Karena situasi pasar masih banyak ketidakpastian, calon emiten yang sudah mau masuk (IPO), terus enggak jadi," jelasnya.

Memasuki 2025, delapan perusahaan telah menyatakan kesiapannya untuk melantai di bursa, termasuk PT Asuransi Digital Bersama Tbk (YOII), PT Kentanix Supra International Tbk (KSIX), dan anak usaha dari PT Rukun Raharja Tbk (RAJA) serta PT Pantai Indah Kapuk Dua Tbk (PANI).