Terinspirasi Wisata Bambu dan Mangrove, Sutiyani Tampilkan Batik Poyung Khas Kota Balikpapan
UMKM

Terinspirasi Wisata Bambu dan Mangrove, Sutiyani Tampilkan Batik Poyung Khas Kota Balikpapan

  • IBUKOTAKINI.COM - Salah satu rangkaian kegiatan Hari Ulang Tahun (HUT) Kota Balikpapan ke-126, pemerintah menyelenggarakan hiburan dan juga festival kulin
UMKM
Niken Dwi Sitoningrum

Niken Dwi Sitoningrum

Author

IBUKOTAKINI.COM - Salah satu rangkaian kegiatan Hari Ulang Tahun (HUT) Kota Balikpapan ke-126, pemerintah menyelenggarakan hiburan dan juga festival kuliner bertajuk Balikpapan Creative Digi Fest Bekapai.

Agenda kegiatan tersebut juga bertujuan untuk menghibur masyarakat Kota Balikpapan pasca pandemi Covid-19 yang telah berlalu.

Street fashion show menjadi salah satu agenda yang dilaksanakan dengan bertempat di salah satu badan jalan di depan Taman Bekapai Balikpapan.

Sutiyani merupakan salah satu desainer atau perancang busana yang menampilkan karyanya pada kesempatan tersebut. Menampilkan Batik Poyung yang dikenakan oleh tiga orang model/talent.

"Ini ada motif bambu yang mengambil tema salah satu tempat wisata yang ada di Balikpapan, yaitu Ekowisata Bamboe Wonodesa di kilometer 15. Saya aplikasikan ke batik, dengan motif bambu itu," paparnya.

BACA JUGA:

Ia memaknai tumbuhan bambu sebagai tumbuhan yang kokoh dan kuat untuk dapat terus tumbuh menjulang ke atas. "Bambu/rebung itu kalau belum kokoh, belum tumbuh ke atas," katanya.

Selain itu, bambu memiliki banyak sekali manfaat dalam kehidupan sehari-hari. Khususnya sebagai makanan, bambu/rebung bisa dikonsumsi dengan mengolahnya menjadi sayur serta berprotein tinggi.

"Ada dua jenis batik (yang ditampilkan), ada yang kolaborasi sama Batik Kelubut yang juga mengangkat motif Balikpapan juga," sebutnya.

Setiap motif yang ditampilkan Sutiyani memiliki makna tersendiri baginya. Selain bambu, dua motif yang ditampilkan pada kesempatan tersebut, yakni tanaman mangrove.

"Ada yang motif mangrove, kita angkat dari wisata Mangrove juga (salah satu tempat wisata di Balikpapan)," imbuhnya.

Mengangkat motif khas Balikpapan, Sutiyani memang bertujuan untuk melestarikan kebudayaan Kota Beriman. "Ini salah satu cara kita melestarikan budaya Balikpapan. Supaya Kota Balikpapan juga menjadi lebih dikenal," tuturnya.

Dalam perjalanannya, Batik Puyong tak berdiri sendiri. Peran Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) dan Organisasi Perangkat Daerah (OPD) terkait juga mendukung penuh kerajinan yang diciptakan oleh Sutiyani.

"Alhamdulillah Dekranasda dan juga dinas terkait mendukung sekali kerajinan batik Balikpapan," sambungnya. 

Sebagai pelaku industri kreatif, Sutiyani juga harus terus memiliki banyak inovasi dan kreativitas untuk bisa tetap menunjukkan karyanya dalam jangka panjang. "Apapun bisa dituangkan di desain batiknya," ujarnya.

Sementara itu, dalam proses produksi, Sutiyani juga tetap membutuhkan bantuan penjahit yang dapat merealisasikan desain karyanya.

Saat ini, ia juga tengah mempersiapkan motif baru yang akan diluncurkan dengan mengangkat tema dan motif Anggrek Hitam, tanaman hias khas Kalimantan.

"Nantinya akan disebut sebagai Anggrek Borneo," pungkasnya. ###