Jangan Anggap Sepele Profil Risiko dalam Investasi Reksa Dana
Ekonomi

Tertopang Pertumbuhan Kredit Perbankan, Ini Rekomendasi Indo Premier untuk Trading Minggu Ini

  • IBUKOTAKINI.COM - Pada minggu lalu Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) masih tertatih-tatih untuk bangkit dan ditutup dalam kondisi ter
Ekonomi
Redaksi

Redaksi

Author

JAKARTA, IBUKOTAKINI.COM - Pada minggu lalu Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) masih tertatih-tatih untuk bangkit dan ditutup dalam kondisi terkoreksi sebesar -0,1% dengan penurunan terdalam disumbang energi sebesar -5,6%, sektor transportasi dan logistik -4,0% dan sektor barang baku sebesar -3,4%. Dari 10 sektor yang ada ada tiga sektor terbesar yang membangkitkan IHSG atau setidaknya menahan laju IHSG biar tidak terkoreksi kian dalam yakni sektor kesehatan sebesar 1,9%, sektor konsumer primer sebesar 0,4%, konsumer non-primer 0,1%.

Equity Analyst PT Indo Premier Sekuritas (IPOT), Mino menjelaskan ada 3 sentimen negatif yang membuat IHSG masih di zona koreksi yakni kembali berlanjutnya pelemahan sebagian besar harga komoditas, melambatnya kenaikan harga properti residensial dan ketidakpastian terkait debt ceiling di Amerika.

"Sebagian besar harga komoditas pada perdagangan pekan lalu kembali melemah dipicu oleh beberapa faktor antara lain data ekonomi China yang lebih rendah dari ekspektasi, ketidakpastian debt ceiling di Amerika dan menguatnya nilai tukar dollar Amerika terhadap mata uang utama lainnya," tegansya di Jakarta pada Senin, 22 Mei 2023.

"Harga komoditas di pekan lalu masih kembali melemah. Pelemahan terbesar dibukukan oleh nikel sebesar -5,87% disusul CPO sebesar -4,53% dan batubarasebesar -3,34%. Hanya 2 komoditas yang naik yakni timah dan minyak mentah," imbuhnya.

BACA JUGA:

Sementara itu sentimen positif yang menjaga IHSG yakni kembali surplusnya neraca perdagangan dan aksi beli investor asing. Dijelaskan Mino, pada April 2023 neraca perdagangan kembali surplus sebesar US$3.94 miliar naik dari sebelumnya sebesar US$2.83 miliar. Surplus neraca perdagangan tersebut juga lebih baik dari konsensus US$3.33 miliar.

Sementara itu terkait aksi beli investor asing, setelah dalam 2 minggu berturut-turut asing mencatatkan aksi jual bersih akhirnya pada minggu lalu membukukan aksi beli bersih sebesar Rp0.4 triliun di pasar reguler. Beberapa saham yang banyak dibeli asing antara lain BBRI, GOTO, ICBP, ASII. Dari awal tahun asing sudah membukukan beli bersih Rp12.02 T.

Beberapa sentimen yang perlu diperhatikan para trader pada minggu ini yang ingin mendulang cuan, sebaiknya memperhatian sentimen domestik dan eksternal. Sentimen domestik yang dimaksud adalah keputusan BI7DRR dan data pertumbuhan kredit perbankan.

"Keputusan BI menjadi perhatian investor. Seiring cukup stabilnya nilai tukar rupiah terhadap dolar dan inflasi yang cenderung turun diprediksi akan membuat Bank Indonesia kembali mempertahankan suku bunga acuan di level 5.75%," aku Mino optimis.

Terkait data pertumbuhan kredit perbankan, jelasnya, pada Maret 2023 kredit perbankan tumbuh 9.93% lebih rendah dari sebelumnya 10.64%. 

"Pertumbuhan kredit tersebut ditopang oleh naiknya kredit investasi yang tumbuh 11.40% dan kredit modal kerja serta konsumsi yang masing-masing tumbuh 9.52% dan 9.20%."

Sementara itu, sentimen eksternal yang wajib diperhatikan para trader yakni perkembangan harga komoditas, perkembangan perundingan batas atas utang amerika dan FOMC minutes.

Berkaca pada data-data di atas Indo Premier merekomendasikan 11 saham untuk trading #CariBebasmu pada minggu ini hingga 26 Mei 2023 yakni BBCA (Support: 8,700, Resistance: 9,300), BMRI (Support: 4,950, Resistance: 5,200), EXCL (Support: 1,900, Resistance: 2,100, TLKM (Support: 3,920, Resistance: 4,100), INDF (Support: 6,700, Resistance: 7,200), ICBP (Support: 10,725, Resistance: 11,200), UNVR (Support: 4.340, Resistance: 4.560), ASII (Support: 6.150, Resistance: 6.750), ERAA (Support: 490, Resistance: 540), ACES (Support: 530, Resistance: 650) dan MNCN (Support: 585, Resistance: 690). ###