Tiga Lokomotif Uap di Indonesia Masih Dioperasikan untuk Wisata
Komunitas Kita

Tiga Lokomotif Uap di Indonesia Masih Dioperasikan untuk Wisata

  • JAKARTA - Bagi sebagian orang, melihat atraksi lokomotif uap sedang berjalan di lintasan rel menjadi sebuah hobi dan kesenangan tersendir
Komunitas Kita
Robi Sugiarto

Robi Sugiarto

Author

JAKARTA, IBUKOTAKINI.COM - Bagi sebagian orang, melihat atraksi lokomotif uap sedang berjalan di lintasan rel menjadi sebuah hobi dan kesenangan tersendiri. Pasalnya, tidak banyak lagi lokomotif uap yang kini masih tersisa dan bisa beroperasi dengan layak.

Bahkan dari ratusan unit lokomotif uap yang pernah ada, hanya tersisa secuil saja yang masih dalam kondisi laik jalan dan difungsikan sebagai wisata. Berikut merupakan tiga lokasi untuk melihat aksi lokomotif uap di Indonesia.

Museum Kereta Api Ambarawa

Lokasi pertama untuk aksi lokomotif uap saat sedang berjalan adalah di Museum Ambarawa, Jawa Tengah. Museum tersebut berdiri untuk melestarikan armada lokomotif uap yang kala itu mulai tersingkirkan akibat modernisasi. Selain itu, terdapat jalur rel kereta api bergerigi yang hanya terdapat di Ambarawa dan Sumatra Barat.

Keunikan inilah yang kemudian mendorong untuk membuka Stasiun Ambarawa menjadi sebuah museum guna melestarikan keberadaan aset berharga tersebut. Daya tarik wisatawan ketika berkunjung ke museum ini yaitu koleksi dinamis berupa kereta yang ditarik lokomotif diesel atau lokomotif uap.

Terdapat tiga armada lokomotif uap yang dapat disewa oleh wisatawan untuk menarik kereta kayu menyusuri tepian Rawa Pening. Tiga lokomotif uap tersebut bernomor seri B 2502, B 2503, dan B 5112. Harga yang ditawarkan untuk sekali sewa di rute antara Stasiun Ambarawa-Stasiun Tuntang kurang lebih Rp15-20 juta untuk sekali jalan tergantung jumlah kereta yang ditarik.

BACA JUGA:

Stasiun Purwosari

Kereta Wisata Jaladara atau dikenal sebagai Sepur Kluthuk Jaladara merupakan salah satu ikon wisata yang dimiliki oleh Kota Surakarta. Kereta wisata ini diluncurkan pada medio tahun 2009 dan masih beroperasi hingga saat ini.

Salah satu daya tarik utama dari perjalanan Sepur Kluthuk Jaladara yaitu perjalanannya yang hampir seluruh jalurnya berada di tepi Slamet Riyadi. Antara jalan raya dan rel kereta sama sekali tidak berbatasan sehingga kereta seakan berjalan berdampingan dengan kendaraan bermotor yang melintas.

Armada yang dipergunakan Sepur Kluthuk Jaladara terdiri dua kereta kayu peninggalan era kolonial yang telah berusia puluhan tahun. Sebelum digunakan sebagai sarana kereta wisata di Surakarta, kedua kereta tersebut telah terlebih dulu menjadi sarana wisata di Museum Ambarawa.

Adapun lokomotif penariknya, kereta wisata ini menggunakan satu unit lokomotif uap seri C1218 yang sebelumnya juga berada di Museum Ambarawa. Kemudian pada awal tahun 2020, kereta wisata ini mendapat tambahan lokomotif uap seri D1410 yang telah selesai menjalani perbaikan. Kedua lokomotif ini kemudian digunakan secara bergantian.

Kereta Wisata Jaladara ini berjalan dengan sistem charter atau sesuai dengan pemesanan sewa. Sekali jalan sewa kereta ini dibanderol harga Rp3.500.000. Proses pemesanan sewa ini daapt dilakukan dengan menghubungi Kantor Dinas Perhubungan Kota Surakarta.

Museum Kereta Api Sawahlunto

Lokasi terakhir untuk melihat aksi lokomotif uap di Indonesia berada di Pulau Sumatra tepatnya di Kota Sawahlunto. Terdapat satu unit lokomotif uap yang dijuluki sebagai “Mak Itam” berumah di Kota Tambang tersebut. Lokomotif itu biasanya digunakan untuk menarik sebuah kereta wisata menyusuri jalur hingga Stasiun Muarokalaban.

Perjalanannya cukup unik sebab antara Stasiun Sawahlunto hingga Stasiun Muarokalaban melewati sebuah terowongan bernama lubang kalam. Bangunan ini menjadi daya tarik bagi wisawatan sebab pemandangan tersebut tidak dapat dijumpai di dua tempat sebelumnya.

Asap lokomotif membumbung tinggi menembus perbukitan ditambah lengking peluit yang memecah keheningan kian membuat atraksi sarana kuno ini kian memukau. (***)