Tiga Siswi SMAN 1 Balikpapan Manfaatkan Limbah Kulit Singkong Jadi 3 Produk Fungsional pada Lomba TTG Tingkat Kota
Bisnis

Tiga Siswi SMAN 1 Balikpapan Manfaatkan Limbah Kulit Singkong Jadi 3 Produk Fungsional

  • IBUKOTAKINI.COM - Peserta Lomba Teknologi Tepat Guna (TTG) Kategori Pelajar yang berasal dari Kecamatan Balikpapan Kota, yakni siswi-siswi SMA
Bisnis
Niken Dwi Sitoningrum

Niken Dwi Sitoningrum

Author

BALIKPAPAN, IBUKOTAKINI.COM - Peserta Lomba Teknologi Tepat Guna (TTG) Kategori Pelajar yang berasal dari Kecamatan Balikpapan Kota, yakni siswi-siswi SMAN 1 Balikpapan hasilkan tiga produk dari pemanfaatan limbah kulit singkong.

Ialah Elysia Aletha Natalie, Ramachandra Darmawan dan Zahira Azkia Mumiddin yang mengikuti kegiatan ekstrakurikuler Karya Ilmiah Remaja (KIR) atau research project di sekolahnya. 

Mereka berhasil menciptakan alat yang dapat menghasilkan bio-briket sebagai bahan bakar organik, asap cair yang dapat digunakan sebagai campuran pestisida dan abu hasil pembakaran yang dapat menjadi pupuk campuran media tanam. 

Adapun, bahan baku produk yang dihasilkan melalui alat yang diciptakan ketiga siswi ini adalah limbah kulit singkong. Pemilihan bahan baku ini  berdasarkan fakta bahwa tanaman singkong adalah tanaman yang mudah tumbuh di seluruh wilayah di Indonesia.

"Di daerah lain juga sudah banyak inovasi yang menggunakan limbah kulit singkong, tetapi di Balikpapan sendiri belum ada yang mengangkatnya," ucap Elysia ketika ditemui tengah mengikuti Lomba TTG yang diselenggarakan Pemerintah Kota Balikpapan di Atrium Mal Pentacity BSB, Jumat (17/3/2023) kemarin.

Alat ini pun bukan pertama yang dikembangkan oleh Elysia dan dua temannya, bahkan inovasi ini sudah pernah dilakukan dua tahun lalu oleh kelompok ekstrakurikuler KIR SMAN 1 Balikpapan.

BACA JUGA:

"Tetapi, hanya menghasilkan satu jenis produk," katanya.

"Baru kemudian saya dan teman-teman mencoba mengembangkan kembali inovasi ini, sehingga dapat menghasilkan lebih banyak produk turunannya," tambahnya.

Ia mengatakan, jika dapat mengembangkan alat ini dengan skala yang lebih besar tentunya produk-produk yang dihasilkan ini dapat memiliki nilai jual yang tinggi.

Kelompok ini juga telah berhasil menjuarai lomba yang diselenggarakan sebelumnya di tingkat kecamatan, kali ini Elysia dan kedua temannya serta guru pembimbingnya berharap dapat menjuarai lomba di tingkat kota yang tengah berlangsung hingga, Sabtu (18/3/2023).

"Kami berharap pada lomba tepat guna ini bisa menang dan mewakili Kota Balikpapan di tingkat provinsi," harap siswi kelas 11 jurusan IPA SMAN 1 Balikpapan itu.

Selain itu, dengan kemenangan tersebut diharapkan juga dapat mengembangkan alat dan inovasi yang dibawakan Elysia dan teman-teman.

Diketahui, dari satu kilogram limbah kulit singkong, alat ini bisa menghasilkan bio-briket seberat 1,05 kilogram. Kelebihan tersebut berasal dari campuran bahan lainnya, yaitu perekat dan juga air.

"Ada penambahan perekat dengan tapioka, sehingga hasilnya lebih banyak dari limbah kulit singkong yang masuk. Kemudian juga menghasilkan 200-300 mililiter asap cair dan sedikit abu yang bisa dijadikan campuran media tanam," jelas Puspani Bandrang, Guru Pembimbing KIR dan juga Guru Biologi di SMAN 1 Balikpapan.

"Menggunakan perbandingan 2:1:1. Perbandingan 2 limbah kulit singkongnya, 1 perekat dan 1 komposisi air yang dicampurkan," lanjutnya.

Ia menegaskan, inovasi yang dibawakan ini memang bukan lah hal yang baru dalam pemanfaatan limbah kulit singkong. Hal baru yang dibawakan adalah alat yang diperkenalkan para siswinya ini. Sebab, alat ini dapat menghasilkan tiga produk sekaligus dalam satu kesatuan alat.

Bahkan, sebenarnya alat ini bisa dimanfaatkan menggunakan bahan baku lain. Namun, hasilnya dinilai kurang maksimal.

Pihaknya mengaku pernah melakukan uji coba dengan bio-briket hasil pemanfaatan tempurung kelapa dan tempurung kelapa sawit. Lantas, limbah kulit singkong ini dinilai lebih unggul dibandingkan kedua bahan organik lainnya tersebut.

"Hasil pemanfaatan limbah kulit singkong ini, khususnya untuk bahan bakar bisa bertahan lebih lama 10 menit dari bahan lain," papar Puspani. ###