Tingkatkan Produktivitas, BI Balikpapan Gelar Pelatihan Pertanian Organik
- IBUKOTAKINI.COM – Untuk meningkatkan produksi pertanian dan daya saing klaster pertanian binaan. Kantor Perwakilan Bank Indonesia Balikpapan melaksanakan rangka
Kabar Ibu Kota
IBUKOTAKINI.COM – Untuk meningkatkan produksi pertanian dan daya saing klaster pertanian binaan. Kantor Perwakilan Bank Indonesia Balikpapan melaksanakan rangkaian pelatihan pertanian organik dengan teknologi Microbacter Alfafa-11 (MA-11) serta sosialisasi korporatisasi dan akses permodalan pada tanggal 20 hingga 24 Maret 2021.
Rangkaian kegiatan dibuka langsung oleh Deputi Kepala Perwakilan Bank Indonesia Balikpapan, Thomy Andryas. Acara berlangsung di Kantor Balai Penyuluh Pertanian Kecamatan Babulu Darat Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU) pada 20-21 Maret 2021 yang diikuti 30 petani binaan di wilayah Kabupaten Paser dan Kabupaten PPU, serta tanggal 23-24 Maret 2021 di Kantor Balai Penyuluh Pertanian Teritip Kota Balikpapan yang diikuti 20 peserta petani binaan di wilayah Kota Balikpapan.
“Kegiatan pelatihan dilatarbelakangi oleh pentingnya peningkatan kompetensi petani khususnya dalam pertanian organik serta penguatan kelembagaan petani. Implementasi pertanian organik yang terintegrasi diharapkan mampu meningkatkan produktivitas dan daya saing petani,” kata Thomy Andreas pada Kamis (25/3/2021).
Kegiatan ini juga bagian dari pengembangan klaster pertanian yang dibina oleh Bank Indonesia Balikpapan bekerjasama dengan Pemkab Paser, Pemkab Penajam Paser Utara dan Pemkot Balikpapan, dengan kegiatan antara lain pengembangan kompetensi petani, penguatan kelembagaan dan kegiatan pendampingan dalam rangka peningkatan produksi. Saat ini terdapat lima klaster yang dibina oleh Bank Indonesia yaitu (i) Klaster Padi “Gapoktan Wahana Tani” di Desa Sebakung Makmur Kab. Paser, (ii) Klaster Padi “Gapoktan Karya Tani Mulia” Desa Gunung Mulia di Kab. PPU, (iii) Klaster Bawang Merah “Kelompok Tani (Poktan) Karya Usaha” di Desa Rintik Kab. PPU, (iv) Klaster Cabai “Poktan Sehat Sejahtera” di Teritip Balikpapan, dan (v) Klaster Bawang Merah “Poktan Hikma” di Teritip Balikpapan.
Deputi Kepala Perwakilan BI Balikpapan menyampaikan bahwa pelatihan yang dilakukan merupakan bentuk komitmen Bank Indonesia secara aktif membantu petani melalui peningkatan kualitas sistem budidaya sehingga produksi lebih optimal.
Hal ini juga merupakan salah satu upaya pengendalian inflasi dari sisi ketersediaan pasokan sekaligus akselerasi pertumbuhan ekonomi yang inklusif di daerah. Selain itu, juga dipaparkan secara singkat tentang pentingnya penguatan kelembagaan petani dalam bentuk korporatisasi di sektor pertanian untuk mendorong peningkatan kesejahteraan petani, terjaganya stabilitas harga jual dan kesinambungan produksi guna menjaga ketersediaan pasokan.
Beberapa kunci yang diperlukan dalam korporatisasi yaitu: pertama, perlu pembimbingan pola pikir petani untuk dapat bersinergi dalam akses permodalan dan perancangan kegiatan onfarm sesuai dengan kebutuhan pasar/bisnis. Kedua, perlunya segera membentuk Koperasi Gapoktan/Poktan sebagai legalitas dan pelaksana korporatisasi pertanian. Ketiga, dukungan dari seluruh stakeholders.
Dalam pelatihan, Dr. Ir. H. Nugroho Widiasmadi M.Eng selaku penemu teknologi MA-11 hadir sebagai narasumber. Pada paparannya, disampaikan bahwa teknologi MA-11 memiliki banyak manfaat antara lain mampu memberikan efisiensi biaya produksi hingga 70 persen, meningkatkan produksi hingga 100 persen dan akan menciptakan pertanian berkelanjutan. Hal utama yang terpenting dalam membangun pertanian organik adalah terintegrasi antara pertanian dan peternakan serta kedisiplinan untuk menerapkan sistem operasional prosedur (SOP) yang telah ditetapkan.
Ia menambahkan ke depan, Bank Indonesia senantiasa berkomitmen melalui kolaborasi dan sinergi dengan seluruh pihak terutama Pemerintah Daerah maupun pihak terkait lainnya untuk melakukan pengembangan klaster pertanian khususnya padi, cabai dan bawang merah yang akan diarahkan pada keberlanjutan dan peningkatan produktivitas serta peningkatan akses pasar, akses keuangan, penguatan kelembagaan dan program hilirisasi.