logo
Ilustrasi kegiatan belajar mengajar.
Tren

TKA Siap Gantikan UN, Seleksi Masuk Sekolah dan Kampus Dinilai Lebih Objektif

  • Rencananya TKA jenjang SMA akan mulai dilaksanakan pada November 2025.
Tren
Ferry Cahyanti

Ferry Cahyanti

Author

IBUKOTAKINI.COM – Rencana pemerintah menerapkan Tes Kemampuan Akademik (TKA) sebagai alat seleksi bagi siswa sekolah dasar hingga menengah dinilai sebagai langkah tepat untuk menciptakan sistem evaluasi yang lebih objektif dan adil. TKA diproyeksikan menjadi pengganti Ujian Nasional (UN) yang telah dihapus, sekaligus alat ukur prestasi akademik siswa dari luar sekolah.

Dilansir dari Trenasia.com. Pengamat pendidikan dari Universitas Multimedia Nusantara, Doni Koesoema, menegaskan bahwa sejak UN dihapus, Indonesia kehilangan instrumen evaluasi nasional untuk menilai kemampuan akademik siswa secara setara.

“TKA bisa menjadi alat ukur obyektif dan mampu mengurangi manipulasi nilai sekolah. Sekaligus memberi feedback bagi sekolah untuk perbaikan mutu pendidikan,” jelas Doni, Senin (2/6/2025).

Menurutnya, penilaian kelulusan tetap menjadi kewenangan sekolah sebagaimana diatur dalam Pasal 57 dan 58 UU Sisdiknas. Namun, TKA penting sebagai pembanding netral atas hasil belajar siswa, terutama dalam mata pelajaran seperti Matematika yang rendah bias sosial ekonominya.

Sebaliknya, pelajaran seperti Bahasa Inggris cenderung menunjukkan kesenjangan karena dipengaruhi oleh latar belakang sosial ekonomi siswa.

BACA JUGA:

Sekolah Rakyat PPU, SD hingga SMA dalam Satu Kawasan - ibukotakini.com

“Perlu penataan ulang porsi nilai setiap mata pelajaran agar hasil TKA lebih adil dan merepresentasikan kemampuan siswa sebenarnya,” kata Doni.

Ia menyebut pentingnya integritas dalam pelaksanaan TKA, mulai dari penyusunan soal hingga pengawasan ujian, agar bebas dari manipulasi dan kecurangan.

Sebelumnya, Ketua Komisi X DPR RI Hetifah Sjaifudian menegaskan bahwa TKA bukan sekadar pengganti UN atau penentu kelulusan, melainkan instrumen untuk mengevaluasi kemampuan akademik siswa secara personal.

Hasil TKA nantinya akan digunakan dalam seleksi masuk perguruan tinggi jalur prestasi, serta sebagai pertimbangan dalam Seleksi Penerimaan Murid Baru (PPDB) di jenjang SD dan SMP.

“Soal-soal TKA di SMA nantinya dirancang berbasis High Order Thinking Skills (HOTS), serupa dengan soal ujian masuk PTN. Ini akan mendorong siswa berpikir kritis dan analitis,” ujar Hetifah.

Rencananya, TKA jenjang SMA akan mulai dilaksanakan pada November 2025. Pemerintah masih menyusun daftar mata pelajaran yang akan diujikan.

Hetifah mengingatkan, sebaik apa pun alat evaluasi yang digunakan, tidak akan optimal tanpa kesungguhan seluruh pemangku kepentingan dalam mengevaluasi dan meningkatkan kualitas pendidikan.

“TKA harus dibarengi dengan komitmen semua pihak untuk terus memperbaiki sistem, bukan hanya mengandalkan angka-angka,” pungkasnya. ***