Joko Purwanto
Ekbis

Tokoh Pariwisata Kecam Hotel di Balikpapan Pasang Tarif Rp60 Juta Per Malam

  • Tarif yang tidak wajar dapat merusak citra Kota Balikpapan sebagai Kota MICE dan Penyangga Ibu Kota Nusantara.
Ekbis
Hadi Zairin

Hadi Zairin

Author

IBUKOTAKINI.COM - Sebuah hotel di Balikpapan ramai dikabarkan memasang tarif menginap Rp60 jutaan per kamar per malam. Tarif itu sempat muncul di sebuah Online Travel Agent (OTA) ternama, Traveloka. Kabar itupun sempat membuat heboh berbagai kalangan, termasuk pegiat pariwisata. 

Koordinator Wilayah Kalimantan ASITA,  Joko Purwanto mengaku dihubungi berbagai  pihak terkait informasi itu. “Saya dihubungi sejumlah kolega yang menanyakan informasi itu. Tentu, kalau benar ada hotel yang memasang tarif seperti, sangat merugikan kita semua,” kata Joko Purwanto, Jumat (7/6/2024). 

Joko setuju menyamakan istilah ‘getok harga’ kepada hotel yang menaikkan harga kamar di luar kewajaran. “Ya, memang nggak ada bedanya dengan istilah getok harga,  aji mumpung, atau sejenisnya,” kata dia. 

Pemilik agen perjalanan ini menyebut sikap hotel tersebut tidak hanya merugikan sektor  perhotelan, namun lebih jauh akan menurunkan citra Kota Balikpapan sebagai kota MICE, sekaligus Kota Penyangga Ibu Kota Negara. 

“Bahkan ada yang menilai, Balikpapan tidak siap menjadi tujuan investasi, kalau praktik itu (menaikkan harga secara tidak wajar) tidak dihentikan segera,” ujar JokoPurwanto usai mengikuti Rapat Pleno Apindo Kaltim. 

Ketua PHRI Kota Balikpapan, Soegianto, dalam pernyataan resmi yang diterbitkan beberapa saat lalu menduga pencatuman harga yang mahal oleh salah satu angggotanya sebagai strategi untuk mendapatkan ekspos agar positioning hotel di landing page pencarian hotel berada di posisi teratas.

Terkait hal itu, PHRI Balikpapan mengimbau seluruh anggotanya menjalankan bisnis secara fair, "dan tidak memanfaatkan momentum dengan menaikkan tarif kamar hotel secara tidak wajar,” ujar Soegianto.

Lebih lanjut, Soegianto menjelaskan bahwa tarif hotel yang tidak wajar dapat berdampak buruk terhadap citra Kota Balikpapan sebagai destinasi wisata. 

Hal ini dapat membuat wisatawan enggan untuk berkunjung ke Balikpapan, sehingga dapat menghambat pemulihan sektor pariwisata.

“PHRI Balikpapan berkomitmen untuk mendukung pemulihan sektor pariwisata di Kota Balikpapan. Oleh karena itu, kami mohon kepada seluruh anggota untuk menjaga tarif hotel agar tetap wajar dan tidak merugikan wisatawan,” tegas Soegianto. ***